Judul : Jantung kita yang ajaib
Kisah perjalanan hidup sepasang insan yang kehilangan keluarganya. Sang pria memiliki jantung lemah, sementara sang wanita mengalami kecelakaan yang hampir merenggut nyawa nya di tambah dia tidak memiliki kaki sejak lahir.
Keduanya menjalani operasi transplantasi jantung. Pendonor jantung mereka adalah sepasang suami istri yang misterius dan meninggalkan memori penyesalan suami istri itu di dalam nya, jantung mereka mendorong mereka untuk mencari satu sama lain kemudian menyatukan mereka.
Inilah kisah perjuangan dua insan yang menjadi yatim piatu karena keadaan, mereka hanya saling memiliki satu sama lain dan keajaiban jantung mereka yang terus menolong hidup mereka melewati suka dan duka bersama sama. Baik di dunia nyata maupun di dunia lain
Remake total dari karya teman saya code name the heart
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dee Jhon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 4
Adrian melangkah gontai menelusuri trotoar, dia melihat sebuah kursi kosong kemudian dia duduk di kursi itu sambil menghela nafas, dia mengusap rambutnya yang berantakan,
“Gila banget tuh orang, waktu papa dan mama masih ada, dia udah nyusahin mulu, sekarang maen embat aja rumah orang,” ujar Adrian yang masih geram.
Namun Adrian mengerti, walau dia geram dan marah, dia tidak bisa berbuat apa apa, karena selain semua sudah terjadi, dirinya masih belum cukup umur untuk mengurus hal hal seperti itu walau dia sudah mengerti karena membantu kedua orang tuanya ketika dia di rumah dan tidak bisa keluar rumah dulu.
Selagi berpikir, dia membuka tas punggungnya, dia mengambil amplop coklat yang di berikan Kelvin, dia mengambil amplop putih di dalamnya kemudian melihat jumlah rekeningnya,
“Kira kira duit ini cukup ga ya buat beli balik rumah ku,” ujarnya dalam hati.
Dia melihat ada kartu atm yang di baliknya ada catatan tertempel pakai selotip berisi pin nya, dia memasukkan lagi amplop coklatya dan melihat ke depan. Di seberang jalan ada mini market dan di dalam ada atm dari bank yang sama dengan rekeningnya, dia membawa tasnya dan berjalan menyebrangi jalan. Dia mencoba memasukkan kartu atmnya dan menekan pin sesuai yang berada di catatan.
Setelah keluar pilihan, dia mengambil sejumlah uang untuk membeli keperluannya, kemudian dia menyimpan kartu atm itu di dompetnya. Selagi menunggu antrian untuk membayar di kasir, dia melihat tas punggungnya yang dia taruh depan dan membukanya, dia melihat ada sertifikat apartemen atas namanya sudah di ketahuinya.
“Aku coba ke apartemen ini saja, paling ga sekarang bisa tinggal dan keperluan sehari hari terpenuhi, tapi angka di rekening sih ku rasa cukup bahkan lebih sampai kuliah nanti, mudah mudahan,” ujarnya ragu ragu di dalam hatinya.
Setelah membayar dan keluar dari mini market, Adrian melihat penjual pulsa yang juga menjual smartphone dan aksesorisnya tepat di sebelah mini market. Karena dia tidak punya smartphone, dia menghampiri toko itu dan melihat lihat etalasenya. Karena tertarik, akhirya dia membeli sebuah smartphone lengkap dengan nomornya, kemudian dia minta di ajari oleh penjualnya agar bisa memakainya.
Sang penjual mengajari customernya dengan semangat sampai menginstall seluruh aplikasi umum yang biasa di pakai orang banyak. Kemudian dia juga mengajari cara memakai aplikasi ojek online dan taksi online kepada Adrian. Setelah selesai belajar, Adrian kembali ke mini market untuk mengambil uang dan mengisi saldo pay untuk ojek juga taksi online. Setelah selesai dia tinggal menunggu jemputan taksi online datang.
“Mantap nih ingatannya om Jimmy, sekali di ajarin langsung ngerti ga pake lama hehe,” ujar Adrian dalam hati sambil menunggu taksi online menjemputnya.
Setelah taksi datang, Adrian langsung naik ke dalam mobil, kemudian mobil langsung melesat menuju ke tempat tujuan yang sudah di pesan sebelumnya. Ketika sedang berjalan, Adrian sempat melihat layar melayang di atas kepala sang pengemudi dari belakang,
[Terima kasih Tuhan, baru narik udah dapat rit jauh, penglaris, gue yakin hari ini bakal gacor, gue harus gacor buat beli obat si kecil, tolong bantu ya Tuhan, terima kasih.]
Adrian yang membacanya tersenyum, diam diam dia meraih dompetnya dan mengambil beberapa lembar uang kertas berwarna merah bergambar presiden pertama dan wakilnya yang tersenyum lebar. Ketika sampai, Adrian minta di turunkan di mall karena komplek apartemennya menyatu dengan mall. Setelah sampai di depan lobby mall,
“Sudah sampai ya mas, hati hati jangan sampai ada yang tertinggal,” ujar pengemudi.
“Iya mas, oh ya, ini mas,”
Adrian memberikan lima lembar uang kepada pengemudi yang terlihat bingung melihat uang yang di sodorkan Adrian,
“Eh kan udah pakai pay mas, ga usah mas, lagian kok banyak amat mas,” ujar sang pengemudi kaget.
“Ga apa apa mas, ambil aja, buat beli obat anak mas hehe,” ujar Adrian.
Sang pengemudi terlihat sangat kaget sampai mulutnya menganga, dia kembali menatap uang yang di sodorkan kepadanya oleh Adrian. Tangannya naik dan mengambil uangnya,
“Ini...beneran mas ?” tanya sang pengemudi sekali lagi.
“Iya bener, sekarang mas pulang dan beli obat dulu, abis itu temenin anak mas di rumah,” jawab Adrian.
Mata sang pengemudi mulai berkaca kaca, dia mengusap air yang keluar menggunakan lengannya dan mengangguk tanpa menjawab. Adrian turun dari mobil dan berjalan masuk ke mall, dia menoleh melihat sang pengemudi melakukan ritual kepala maju mundur di dalam mobil nya sambil menggenggam uangnya dan menangis. Adrian tersenyum dan melangkah masuk ke dalam mall.
Begitu sampai dalam, Adrian tercengang karena melihat banyak layar di atas kepala orang walau orang itu hanya lewat di depannya, dia mencoba membaca beberapa tulisannya kemudian melihat orangnya, ada pemuda yang berjalan bersama teman temannya tapi memikirkan seorang gadis, ada juga seorang pegawai yang terlihat terburu buru dan mengumpat di pikirannya, ada juga wanita yang berjalan dan memikirkan ingin masak apa malam ini.
Adrian berjalan tanpa memperdulikannya namun tujuannya sedikit berubah, yang awalnya dia ingin melepas penat karena bertemu pamannya dengan jalan jalan dan melihat lihat di mall, sekarang malah keasikan membaca pikiran orang lain yang beraneka ragam. Setelah langkahnya mengantarkan dia sampai ke food court, dia malah melihat lebih banyak lagi pikiran orang lain yang sedang berada di sana.
Dia melihat seorang wanita muda yang terlihat berapi api menawarkan produknya namun isi pikirannya dia ingin menipu calon customernya. Ada juga yang terlihat sedang berpacaran dan saling berpegangan tangan di atas meja namun keduanya memikirkan orang lain,
“Huh aku paling benci orang orang kayak gitu, munafik, pikiran ama mulut beda,” ujar Adrian dalam hati.
Akhirnya dia memesan makanan dan duduk, selagi makan, dia melihat lihat smartphone barunya dan mulai mencari di internet cara untuk menuntut paman nya, karena rasa kesal dan marah nya muncul kembali melihat pikiran orang orang di foodcourt. Adrian terus membaca sambil makan,
“Hmm musti pake pengacara, bayarnya mahal lagi, lagian prosesnya panjang, berat juga ya, tapi asli nih, aku sama sekali ga rela orang itu bersenang senang di atas kematian papa, mama dan Lia, aku bener bener benci orang itu,” ujar Adrian.
Selagi asik mencari, tiba tiba seorang gadis cantik menghampiri nya, Adrian menoleh melihat gadis yang cantik namun terlihat lebih dewasa dari dirinya dan gadis itu langsung menyapanya,
“Halo mas, maaf nih, kursinya ada orang ga ?” tanya sang gadis.
“Oh ga ada mba, ambil aja,” jawab Adrian.
Tapi sang gadis malah duduk di depannya, Adrian yang melihatnya menjadi bingung, dia langsung melihat isi layar di atas kepala sang gadis,
[Ganteng sendirian, trus kayaknya tajir lagi, gue deketin ah, dia masih unyu unyu ini, kali aja hehe.]
“Sreeg,” Adrian langsung berdiri dan gadis yang duduk di depannya terlihat bingung, kemudian Adrian tersenyum melihat sang gadis,
“Maaf ya mba, saya duluan, ada perlu, sampai ketemu lagi,” ujar Adrian tersenyum.
“Eh..mas namanya siapa ?” tanya sang gadis.
“Adrian, udah ya mba, bye,” jawab Adrian.
Tanpa menunda lagi, Adrian langsung berjalan meninggalkan sang gadis yang terlihat bersungut sungut.