Arvin Evano dia adalah seorang Dokter Psikiater bisa dikatakan Dokter Gangguan Mental/Jiwa dia sangat terkenal tidak pernah tertarik dengan siapapun.
Namun hal berbeda terjadi pada dirinya, saat diminta untuk menyembuhkan satu pasien Gadis yang sudah lama berada dirumah sakit jiwa tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisfiDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menolak
Sepanjang jalan Priscilla hanya diam saja dia menatap kearah jendela, Arvin mengerti mungkin sekarang rasa hatinya benar-benar hancur sekali karena mereka datang dan mengakui disaat diringa sudah sembuh.
Air matanya juga kadang mengalir dipipinya namun hebatnya Priscilla selalu menutup-nutupinya agar Arvin tidak tau.
Sebenarnya Arvin tau, hanya saja dia membiarkannya agar semua yang ada didalam hatinya Priscilla keluar.
Lalu.
Drrrt. Drrrt. Drrrt.
Ponselnya Arvin berdering, dia mendapatkan satu panggilan masuk dari Dicky entah ada masalah apa dirumah sakit sehingga Dicky menghubunginya.
" Ada apa?"
" ........"
" Oh baiklah, gue akan kembali kerumah sakit setelah mengantar Priscilla ke apartemen"
Arvin mengakhiri panggilannya, lalu dimana Priscilla menoleh kearahnya karena menyebut namanya.
Arvin yang sadar dipandang oleh Priscilla dia hanya tersenyum lalu berkata.
" Aku harus kembali kerumah sakit, karena Direktur Hendi ingin berbicara kepadaku"
Priscilla hanya menganggukkan kepalanya lalu kembali memandang kearah jendela membuat Arvin menghelankan nafasnya saja.
*********
Setelah satu jam lebih, akhirnya Arvin sudah tiba dirumah sakit setelah mengantar Priscilla ke apartemennya dia langsung kembali lagi.
Kali ini apa yang akan dibicarakan oleh Direktur Hendi? Langkah kaki Arvin berhenti tepat didepan ruangannya Direktur Hendi terdengar suara Ketua Dewan serta Dicky.
Sepertinya memang ada satu hal yang sangat penting dibahas sehingga membuat dirinya juga dipanggil.
Tok. Tok.
" Masuk" teriak Direktur Hendi dari arah dalam
Arvin membuka pintunya dan melangkahkan kakinya untuk masuk, tanpa basa-basi apapun dia langsung mendekat kearah mereka.
Kini mereka mulai untuk membahas semuanya, Direktur Hendi memberikan satu berkas data pasien yang baru masuk dengan cepat Arvin mengambilnya dan melihat berkas itu.
" Melinda?" gumam Arvin
Matanya sedikit menyipit saat melihat nama yang sangat familiar bagi Arvin, tentu saja itu adalah nama Ibunya Priscilla.
" Maksudnya apa ini?" tanya Arvin dengan bingungnya
" Mereka memberikan data itu kepada Direktur Hendi, lalu memohon untuk kamu mengobatinya" melainkan Ketua Dewan yang menjawabnya
Arvin sedikit tidak tertarik, karena dia memang tidak pernah menyembuhkan seorang wanita selain Priscilla.
" Ketua Dewan dan Direktur Hendi, apa kalian tau bahwa saya tidak bisa menyembuhkan seorang wanita terkecuali Priscilla?"
" Yah itu masalahnya, tapi mereka memaksa dan ingin tetap kamu untuk mengobatinya, bahkan mereka rela mengeluarkan uang begitu banyak demi kamu menyembuhkan ibunya"
Arvin terdiam dia masih melihat kearah datanya tersebut, namun hati kecilnya sangat menolak untuk menyembuhkan Ibunya Priscilla iya karena memang dia tidak pernah menyembuhkan seorang wanita terkecuali Priscilla.
Saat menyembuhkan Priscilla itu memang dari hati kecilnya namun jika sekarang itu sangatlah berbeda.
" Jika saya menolaknya bagaimana?" tanya Arvin kepada mereka berdua
" Dari pihak rumah sakit atau Ketua Dewan yang akan memberikanmu hukuman"
" Baik, kalau begitu saya memilih diberi hukuman ketiban harus menyembuhkannya"
Dicky, Ketua Dewan serta Direktur Hendi terkejut dengan pilihannya Arvin. Mereka tidak menyangka bahwa Arvin menolaknya dan sehingga memilih untuk dihukum.
" Arvin, sebelum mengambil keputusan sebaiknya kamu pikirkan baik-baik terlebih dahulu kamu tau kan hukuman itu berlaku sampai kapan?" kata Ketua Dewan menyakinkan Arvin
" Tau selama satu tahun gajih saya akan dipotong, dan menangani pasien hanya sebatasnya saja"
Ketua Dewan dan Direktur Hendi menghelankan nafasnya saja saat mendengar jawabannya Arvin.
Lalu Dicky hanya menyimak saja dari mereka semua, sebenarnya Dicky bisa saja tapi dia tidak ingin mengambil resiko karena dia sudah tau bobot keluarga Priscilla.
Jadi dia menolak mentah-mentah itulah mengapa mereka memanggil Arvin.
" Bagaimana diserahkan saja kepada Dokter Valencia atau Dokter Ardelle?" kata Arvin membuat mereka berdua memijat pelipisnya
Mereka merasa frustasi menghadapi Valencia dan Ardelle karena pekerjaannya tidak ada yang sama sekali benar.
Apa lagi Valencia sekarang yang baru saja sembuh membuatnya sedikit mengamuk terus-menerus, tidak boleh dibentak dia langsung berteriak histeris seperti orang gila.
Berbedanya dengan Ardelle, dia memang mengerjakan pekerjaannya namun dia kadang salah memberikan obat kepada pasien.
Padahal sudah ada tertera disana pasien A mendapatkan obat beberapa dosis lalu pasin B berapa dosis tapi dia selalu terbalik dan membuat keadaan pasien menjadi parah.
" Dicky menolak, dan kamu juga menolak Arvin lalu siapa yang akan menyembuhkan dirinya?"
" Dokter lain banyak disini Direktur Hendi tidak hanya diri saya dan Dicky"
" Memang banyak, tapi hanya kalian berdua yang bisa mengerti perasaan pasien. Kalian berdua pindahan dari Paris yang saya utus kemari, jika kalian tidak bisa menyembuhkan dia lalu saya harus bagaimana?" kata Direktur Hendi
" Apa perlu saya memanggil Dokter Jerry kemari?" sahut Ketua Dewan
" Jika mungkin itu bisa, maka panggil saja Dokter Jerry kemari" jawab Arvin dengan santainya
jadi gak terlihat..😟😟