Bagaimana sih seru nya menjadi princes Jihaen Mayleen yang sangat di sayangi oleh empat kakak laki-laki nya yang semua nya adalah pangeran super tampan?
Bagaimana pula kalau pangeran Richard Erling sang pria masalalu Jihaen yang belum selesai malah muncul lagi namun sebagai tunangan Mheyrina sepupu nya Jihaen?
Jihaen cantik,pintar seorang puteri raja pada kenyataan nya kisah cinta nya tak seberuntung kehidupan nya..
Santai dulu gak sih sama novel satu ini
Sebelum merilis novel selanjut nya, kayak nya autor mau santai dulu sama novel yang ringan ini
yuk mampir di novel yang ke-16
Royal Princes
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ♡ LIA Lestari ♡, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Royal Princess Chap 21
FLASH BACK...
Malam itu seharus nya saat Jihaen menemani Reinara membahas tentang kelas tidak ada yang di luar dari itu semua terjadi. Apalagi sampai terjadi Jihaen menembak atau menyatakan perasaan nya kepada Chiko. Itu sama sekali tidak ada..! gila kah?
Saat mereka hampir selesai Amran terlihat bercanda-canda..
"aku tadi hampir terkejut saat ada gadis cantik yang memanggil, ternyata Reinara dan Jihaen yang ingin membahas pengerjaan" kata Amran mencairkan suasana setelah mereka cukup serius larut dalam pembahasan pementasan seni
"ya jelas lah kami ingin membahas pekerjaan ini, memang nya kami mau kenapa lagi" Reinara juga pura-pura galak sambil tertawa membalas penuturan Amran tersebut
"ya.. aku fikir Reinara ingin mengajak ku kencan atau gimana lah, apalagi kan ini adalah malam minggu. aku si pen-jomblo akut ini sedikit banyak nya jelas merasa baper dong" Amran terkekeh
" jadi kau fikir Reinara mau menyatakan cinta kepada mu hanya karena ia mencari mu ke tongkrongan tadi?" canda salah satu teman panitia cewek yang sudah stay di sana sejak tadi menunggu mereka. Ia mendelik Amran dengan lucu, dasar Amran..!
"Jadi Amran fikir kalau aku akan menembak nya begitu..? Ya sudah anggap saja begitu Amran..aku mau menembak mu" canda Reinara hingga mereka semua tergelak mendengar nya..
Fikir Reinara ya udah lah ya asal si Amran ini merasa senang.., semua teman nya bahkan merasa terhibur karena pembicaraan yang ngalor ngidul saat ini.
"wah..bukan kah aku juga di panggil bersama Amran tadi? mengapa kalian tidak adil pada ku? Memang nya tidak ada yang berencana akan menembak ku?" protes Chiko ikut bercanda
"sayang sekali..Reinara sudah menembak ku.., hei Chiko tolong jangan kamu di rebut ya, tidak mungkin Reinara menembak dua orang" Amran tak henti tertawa
"tolonglah, masa tidak ada yang kasihan kepada ku.." awal nya memang Chiko juga hanya bercanda..
Salah satu teman yang melihat mereka lucu sedang tertawa dengan gembira segera mengambil ponsel membuka kamera dan merekam mereka dalam video untuk lucu-lucuan di story.
"Jihaen seperti nya kau harus menghibur Chiko" canda salah satu teman panitia yang duduk bersama mereka
Jihaen tentu mengerti dengan candaan nya ,jadi ia pun tertawa "baik lah, baik lah..." kata nya
" Chiko bagaimana kalau aku menembak mu malam ini?" Jihaen menawarkan dengan candaan nya..
"wah Chiko kau harus menerima nya.." kata mereka..
Teman yang merekam mendapat telepon masuk dan segera mengangkat panggilan hingga rekaman video pun terputus.
Lodi yang kebetulan sedang sibuk main game membuka earphone di telinga nya karena mendengar mereka riuh.., saat ia mendengar seperti nya ada yang sedang menembak..menyatakan perasaan begitu. Jadi Lodi tak tertarik dan memilih menutup kembali telinga dengan earphone di tangan nya.
Jihaen dan yang lain nya hanya bercanda setelah pernyataan menembak hanya untuk lucu-lucuan itu. Dan tentu saja setelah itu tidak di bahas lagi. Mereka memilih menikmati cemilan dan minuman di atas meja. Karena sudah cukup lelah cuap-cuap membahas pengerjaan seni sangat lebih dari cukup membuat tenggorakan mereka menjadi kering.
Namun jauh di dasar hati Chiko, ia sangat berharap kalau candaan Jihaen barusan baik nya menjadi nyata.., bagaimana pun Chiko diam-diam sudah lama menyukai Jihaen. tentu saja ia berharap Jihaen menembak nya secara nyata.
Entah kenapa timbul niat licik di hati Chiko setelah kejadian ini. Ia fikir satu kali saja..ya hanya kali ini ia ingin egois di depan Richard. Jika selama ini mereka saling mendukung satu sama lain..kali ini saja Chiko ingin berebutan dengan Richard.
Saat Jihaen lengah, Chiko melihat dompet kecil yang berisi lipstik dan parfume mini milik Jihaen yang jatuh di dekat nya. Ia menyeringai merasa ada kesempatan dalam hal ini.
Setelah pertemuan selesai, mereka kembali ke tongkrongan lalu Chiko menyebarkan hal yang aneh ini..
Ketika teman-teman nya sudah pergi, Richard merasa ia semakin hampa. Kekecewaan nya pada Jihaen semakin parah dan mendalam. Kini hanya tinggal Richard dan Chiko saja.
"Richard maaf.., Jihaen menembak ku..itu bukan mau ku" kata Chiko membuka pembicaraan
"yang di sukai itu kamu, mau gimana lagi" jawab Richard dengan sok tabah..
"tapi aku tidak menerima nya, mana mungkin aku menghianati mu yang adalah saudara sepupu ku sendiri.." kata Chiko lagi, ia berlagak seperti orang baik
"aku tau kau begitu menyukai Jihaen, mana mungkin aku menusuk mu dari belakang hanya karena Jihaen menyukai ku. Maaf saja..aku tidak menyukai Jihaen, dia bukan tipe ku" tambah Chiko lagi
"ya..aku mengerti. mana mungkin aku menyalahkan mu" senyum Richard dengan tenang walau sebetul nya hati nya terasa sangat lah getir
"kau pasti tidak percaya kan? aku saja tidak percaya.." Chiko berbicara seperti ini adalah upaya agar Richard makin yakin. Ia sudah mengenal nya sejak kecil..yang Chiko tau Richard sangat mudah terpengaruh oleh kata-kata nya.
"lihat lah tadi Jihaen memeluk ku, ah..aku merasa tidak nyaman.." Chiko buru-buru melepas jaket yang sedang di pakai nya saat ini
"aroma parfume Jihaen bahkan masih menempel, aku jadi tidak leluasa.." Chiko segera menghempas jaket nya di sofa dekat Richard
Bertahun-tahun begitu akrab, Richard tentu saja sudah hafal aroma parfume milik Jihaen. Tentu saja aroma dari jaket Chiko yang menguar barusan adalah aroma harum parfume milik Jihaen...
Walau mereka baru saja berkumpul di tempat yang sama, aroma parfume tak akan menempel se-lekat ini pada pakaian orang lain jika mereka tidak kontak tubuh sebelum nya.
Richard merasa terbakar di hati nya, jadi Jihaen bahkan memeluk Chiko? Sampai-sampai aroma parfume nya melekat se detail ini?
Melihat ekspresi Richard, Chiko merasa ia berhasil memanasi nya. tidak sia-sia tadi ia diam-diam mengambil parfume Jihaen dan menyemprotkan beberapa di bagian jaket milik nya.
Saat Chiko sudah membuka Jaket, Richard tak sengaja melihat noda lipstik yang ada di kaos oblong Chiko, persis warna lipstik milik Jihaen..
"ma..af, ah bagaimana bisa ini.." Chiko berpura-pura seakan ia tak sengaja menunjukkan nya di hadapan Richard
Perasaan Richard semakin bergemuruh..bagaimana bisa jika sampai noda lipstik menempel di pakaian pria?
Noda lipstik Jihaen menempel di pakaian Chiko, memang nya mereka melakukan apa? lebih tepat nya apa yang Jihaen lakukan pada Chiko? Karena jelas-jelas sudah pasti Chiko tak akan melakukan apa pun. Chiko adalah kakak sepupu nya jadi Chiko tak mungkin menghianati nya..!