Ini novel asli yang diadaptasi menjadi webseries yang berjudul sama, dibintangi oleh Dinda Kirana dan Ryukenli yang tayang di Genflix.
Boy Arbeto putra dari keturunan Arbeto yang cukup terkenal, memiliki wajah tampan, dan kaya raya. Hidupnya sangat sempurna dengan banyaknya wanita yang dimilikinya, membuat pria itu dijuluki sebagai sang Casanova sejati.
Tapi apa jadinya jika sang Casanova di jodohkan dengan seorang gadis lugu, berusia tujuh belas tahun yang baru lulus sekolah bernama Tita Anggara? Akankah pernikahan yang dilandasi oleh perjodohan itu akan berjalan mulus, ataukah sebaliknya?
Yuk kita ikuti kisah cinta manis penuh gelak tawa Boy Arbeto dan Tita Anggara 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 18
"Putrimu pernah dilecehkan oleh pria?" tanya Luna.
Bayu menjawab dengan anggukan kepala. "Kejadian itu terjadi beberapa bulan yang lalu, saat Tita masuk ke dalam mobil taksi online yang dipesannya. Putriku yang duduk di kursi samping pengemudi langsung mendapatkan pelukan dan hampir dicium oleh pria brengsek itu, tapi untung saja Tita berhasil melarikan diri dan berteriak kalau ia diculik sehingga pria itu langsung di kepung oleh masa."
"Ish kurang ajar sekali pria itu, kalau aku bertemu dengannya aku akan menyuruh Mark mematahkan tangannya." Geram Luna.
"Aku tidak membutuhkan Mark, karena aku sendiri yang akan mematahkan tangan pria itu jika kami bertemu." Sahut Bayu.
"Apa kalian sudah selesai bernostal gila nya? B dan Tita sudah sampai di parkiran." Dafa berkata dengan ekspresi wajah yang lelah dan setres.
"Ah mereka sudah sampai." Luna berteriak dengan wajah yang bahagia. "Cepat kita pindah ke ruang IGD yang sudah disiapkan, dan jangan lupa bawa penghulunya." Luna segera berjalan keluar ruangan yang diikuti oleh Dafa, dan Bayu.
Sementara Mark yang berjalan dibelakang mereka tengah meng-gelengkan kepalanya, ada-ada saja kelakuan tuan dan nyonya nya itu yang ingin menikahkan anak mereka di ruang IGD yang sudah disiapkan oleh staf rumah sakit.
"Untung saja rumah sakit ini milik keluarga besar Arbeto, sehingga mereka menyiapkan ruang IGD dadakan agar tidak menganggu pasien yang lainnya."
...🍀🍀🍀...
Sementara itu di pintu masuk rumah sakit internasional, Boy berjalan dengan tergesa-gesa sambil menarik tangan gadis gila yang sudah memfitnah dan merusak mobil Mark.
"Om eh kak, kita mau apa ke rumah sakit? Siapa yang sakit." Tita berjalan terseret-seret karena kakinya masih terasa lemas saat keluar dari dalam mobil, bagaimana tidak lemas jika menaiki mobil dengan kecepatan yang sangat tinggi.
"Sudah aku katakan jangan banyak bertanya!" Boy terus berjalan dengan wajah yang cemas, ia takut terjadi sesuatu pada Mommy nya. "Kau mau kemana?" Boy menarik tangan gadis itu yang hendak melarikan diri.
"Tita mau pulang."
"Siapa yang mengijinkanmu pulang?"
"Memangnya Tita harus ijin kalau mau pulang?" Tita balik bertanya.
"Kau itu ...." Boy segera menarik paksa gadis tersebut untuk terus berjalan.
"Lepaskan tangan Tita, Tita mau pulang ...." Tita berusaha melepaskan dirinya.
"Bisa diam tidak!" Boy semakin mengeratkan cengkraman tangannya. "Aw ... shit!" umpat Boy saat tangannya digigit. "Dasar gadis gila."
"Tita memang gila makanya lepaskan Tita!"
"Karena kau gila makanya aku bawa ke rumah sakit, agar dokter mengoperasi otakmu dan menukarnya dengan otak yang baru." Boy sengaja menakuti-nakuti.
"Apa? Tita mau di operasi." Gumam Tita dengan wajah yang ketakutan, dan beberapa detik kemudian.
Bruk
"Yah dia pingsan." Boy menatap gadis yang tergeletak di atas lantai. "Kau pura-pura pingsan atau pingsan beneran?"
"Pura-pura." Jawab Tita keceplosan dan langsung menutup mulut dengan kedua tangannya. "Ya ampun Tita kau itu bodoh sekali." Umpat Tita dalam hati.
"Dasar gadis gila! Cepat bangun!" Boy menyenggol kaki gadis itu dengan kakinya, karena orang-orang yang ada dirumah sakit mulai menatap dirinya.
"Aku masih pingsan." Tita melirik sekilas lalu menutup kembali kedua matanya.
"Ck, kau benar-benar menyusahkan." Boy yang kesal langsung menarik tangan gadis itu, dan menyeret tubuhnya tanpa peduli orang-orang yang melihatnya. "Kau mau aku tarik terus seperti ini?" Boy menatap kebelakang.
"Ya ampun sakit sekali." Gumam Tita saat tubuhnya diseret di sepanjang lantai rumah sakit. "Sudah cukup! Di mana ruang operasinya?" Tita menarik kasar tangannya lalu menatap tajam pada pria mesum, kejam, pemarah, dan sayangnya sangat tampan.
"Ruangannya di sebelah kanan."
"Oke aku kesana." Tita segera melangkahkan kakinya, dan dengan gerakan cepat ia mengangkat gaunnya dan berlari dengan kencang.
"Gadis gila kembali kau!" Teriak Boy saat melihat gadis itu berlari.
Dengan segera Boy mengejarnya karena tidak mau melepaskan gadis itu, sebelum memberikan hukuman karena telah berani memfitnahnya sebagai penculik.