"Hey, Dad !!"
Tidak ada angin maupun hujan tiba-tiba Kaizar di panggil ayah oleh dua bocah kembar yang kebetulan ia temui di sebuah mall.
"Jangan panggil aku Daddy, aku belum menikah." Tolak pria itu dengan tegas.
Namun sejak saat itu hidup Kaizar selalu di ganggu oleh ke dua bocah nakal itu.
Siapa sebenarnya mereka dan ada hubungan apa mereka dengan Elle sekretaris sekaligus partner ranjangnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~32
"Apa putraku ada kencan dengan seorang wanita selama kamu menjadi asistennya ?" Ulang nyonya Ranti setelah wanita di hadapannya itu tak lagi tersedak.
"Katakan dengan jujur nona Elle, karena pada siapa lagi aku mencari tahu tentang putraku jika bukan padamu. Percayalah semua informasi darimu akan ku jaga kerahasiaannya." Imbuh wanita paruh baya itu meyakinkan.
"Maaf sebelumnya nyonya tapi saya memang tidak pernah melihat kedekatan pak Kaizar dengan seorang wanita, kecuali...." Elle nampak menjeda ucapannya sembari menimbang perkataan yang akan ia lontarkan selanjutnya.
"Kecuali siapa ?" Nyonya Ranti nampak tak sabar mendengarnya, apa ada wanita yang di kencani putranya tak tak ia ketahui?
"Saya melihat pak Kaizar dan nona Shela sering menghabiskan waktu bersama." Terang Elle jujur.
"Mereka hanya berteman biasa dan tak memiliki hubungan apapun selain bisnis." Potong nyonya Ranti yang memang telah mengetahui sosok Shela sejak mereka kuliah dahulu.
"Maksudku apa ada wanita lain lagi yang dekat dengan putraku selain Shela ?" Tanya wanita itu lagi yang sepertinya belum puas dengan jawaban Elle.
Elle langsung menggeleng, karena memang tak ada wanita yang sedang dekat dengan atasannya tersebut atau lebih tepatnya takut mendekatinya mengingat sifat pria itu yang terlalu frontal dan to the point jika tak menyukai seseorang. Lagipula ia juga tidak mungkin memberitahukan hubungannya dengan pria itu, karena bisa-bisa detik ini juga ia akan di pecatnya.
"Setahu saya tidak ada nyonya." Sahutnya meyakinkan.
"Baguslah jika seperti itu, karena Kaizar sedang menjalin hubungan dengan anak sahabatku yang sebentar lagi kembali dari luar negeri." Nyonya Ranti nampak lega, ia tidak ingin kelak hubungan putranya dengan sosok wanita pilihannya mendapatkan gangguan dari wanita tak jelas dari luar sana.
Elle hanya mengangguk kecil menanggapi, memang ia bisa apa? Hanya seorang bawahan jauh dari kata ideal di mata wanita paruh baya tersebut.
"Oh ya nama wanita itu Karin Kusuma, sebentar lagi dia juga akan bergabung di perusahaan kita. Ku harap kamu melayaninya dengan baik, karena bagaimana pun dia akan menjadi calon istri bosmu." Imbuh nyonya Ranti mengingatkan.
"Baik nyonya, anda jangan khawatirkan hal itu." Elle kembali meyakinkan dan kali ini dengan seutas senyum yang ia paksa keluar, meskipun mencoba tegar namun nyatanya sudut hatinya juga terasa nyeri.
Rupanya dinding tinggi yang selama ini ia bangun perlahan terkikis seiring bagaimana atasannya itu memperlakukannya, lagipula wanita mana yang tak jatuh hati saat mendapatkan perlakuan begitu lembut dan penuh kasih sayang dari seorang pria.
Nyonya Ranti langsung tersenyum dan semakin yakin jika asisten putranya bisa di percaya. "Karin tidak hanya cantik dan baik hati, tapi dia juga berasal dari keluarga terpandang." Ucapnya menjelaskan.
Elle hanya diam menjadi pendengar, semakin wanita itu membicarakan kelebihan calon menantu idamannya semakin membuatnya sadar diri jika ia hanya seorang yatim piatu dan juga seorang ibu tunggal.
"Oh ya ngomong-ngomong menantuku pernah cerita jika kamu seorang janda yang memiliki anak, apa itu benar ?" Ucap nyonya Ranti tiba-tiba.
Mendengar itu Elle langsung tercekat, ia hampir lupa jika dahulu pernah menceritakan kehidupannya pada kakak ipar bosnya. Harusnya dulu ia lebih bisa menjaga mulutnya tapi melihat ketulusan wanita bernama Kirana itu membuatnya merasa nyaman bercerita.
"Benar nyonya." Elle membenarkan perkataan wanita yang duduk di hadapannya tersebut.
"Kenapa kamu tidak menikah lagi ?" Tanya wanita itu kemudian.
"Untuk saat ini saya hanya fokus pada anak-anak saya nyonya, jika mereka bahagia saya pun pasti bahagia. Karena kebahagiaan tercipta tidak selalu dari pasangan tapi juga buah hati." Terang Elle yang selalu berbinar saat menceritakan anak-anak hebatnya.
"Kamu benar, rupanya jalan pikiranmu lumayan dewasa juga. Ngomong-ngomong kamu bilang anak-anak, apa itu berarti kamu memiliki lebih dari satu anak ?" Nyonya Ranti semakin penasaran dengan kehidupan wanita di hadapannya itu.
"Saya memiliki dua anak yang sangat lucu nyonya." Sahut Elle membenarkan.
"Hebat juga ya di usiamu yang masih muda sudah memiliki dua anak, apalah dengan putraku sudah hampir 28 tahun tapi masih belum ingin menikah." Keluh nyonya Ranti sedikit kesal.
"Tapi sebentar lagi anda akan kembali memiliki menantu." Timpal Elle kemudian.
"Kau benar dan aku juga tak sabar menimang cucu dari darah daging Kaizar." Ujar nyonya Ranti bahagia.
Beberapa saat kemudian mereka meninggalkan tempat tersebut, Elle yang harus kembali ke kantor memilih naik taksi dan menolak di antar oleh wanita itu.
Sementara nyonya Ranti pergi ke sebuah mall untuk melakukan perawatan, ia harus terlihat cantik sebelum pertunangan putranya di mulai.
"Jus, apa kamu yakin mommy menyukai hadiah pemberian kita ?" Ucap Austin saat mereka berada di sebuah toko boneka.
"Tentu saja, mommy pasti menyukainya." Sahut Justin yang memilih sebuah boneka beruang untuk hadiah ulang tahun sang ibu.
Uang yang mereka miliki tidaklah banyak dan hanya cukup untuk membeli sebuah boneka dengan harga yang tak seberapa.
Setelah itu mereka segera meninggalkan tempat tersebut, kedua bocah itu terlihat bercanda dengan saling mengejar saat keluar dari mall tersebut. Namun tiba-tiba....
Brukkk
Mereka nampak terjatuh saat tak sengaja menabrak seseorang, kemudian segera bangkit.
"Kalian? Bukankah kalian anak-anak nakal yang waktu itu mengataiku seperti nenek tua? Benar-benar tidak sopan."
Rupanya wanita yang mereka tabrak adalah nyonya Ranti dan ingatan wanita itu benar-benar tajam.
"Tapikan memang nenek sudah tua, jika belum tua tidak mungkin di panggil nenek." Tukas Justin yang sedikit pun tak merasa takut.
"Heh, dasar anak-anak kurang ajar. Apa ayah dan ibumu tidak pernah mengajarimu sopan santun ?" Nyonya Ranti langsung murka, wanita yang selalu rajin melakukan perawatan karena tidak ingin terlihat tua itu nampak meradang dengan perkataan mereka.
"Jangan bawa-bawa mommy ku nenek tua, lagipula kejadian waktu itu sudah lama sekali dan kami pun sudah melupakannya tapi sepertinya nenek seorang pendendam. Tolong jangan menjadi pendendam nek, nanti cepat keriput." Ejek Justin tak mau kalah, lantas segera pergi dari sana sebelum wanita paruh baya itu kembali memakinya.
"Heh jangan pergi !!" Teriak nyonya Ranti saat mereka berdua berlari dari hadapannya.
"Jus, nenek itu kan ibunya Daddy. Bagaimana jika nanti mengadu pada Daddy ?" Austin nampak khawatir, hubungannya dengan pria itu saja belum membaik kini mereka justru menambah masalah baru.
"Apa kamu lupa pesan mommy, Aus? Kita harus membalas jika di tindas." Tegas Justin.
Di sisi lain nyonya Ranti masih menggerutu kesal. "Dasar anak-anak nakal, semoga saja cucu-cucuku tidak seperti mereka." Gerutunya seraya melangkah masuk ke dalam sebuah salon kecantikan.
Wanita itu terlihat memilih beberapa jenis perawatan di meja resepsionis dan tiba-tiba seseorang menyapanya.
"Tante Ranti ?" Ucap seorang wanita hingga membuat wanita paruh baya itu langsung menoleh ke sumber suara.
"Karin ?" Ucapnya tak percaya saat melihat sosok wanita yang hendak ia jadikan calon menantunya tersebut dan seketika senyumnya langsung mengembang.