Sequel dari Pesona Setelah Menjadi Janda
(Mohon untuk membaca novel sebelum nya agar kalian tidak bingung)
***
Arra yang kini berusia 18 tahun, baru saja memasuki dunia perkuliahan. Banyak hal yang berubah dalam diri gadis itu. Namun hanya satu hal yang tidak berubah, yaitu sebagai pacar dari Leo Rexander.
Meski tidak pernah di akui oleh Arra, Leo selalu kekeh mengenai hubungan mereka. Sehingga tidak sedikit orang yang mengira jika Leo hanya lah seorang pembual. Dan hal tersebut membuat beberapa laki-laki berusaha mendekati Arra.
Mau tau bagaimana keseruan Arra dan Leo menjalani kehidupan mereka? Tetap beri dukungan kalian agar author semangat untuk update setiap hari 🤗
Happy reading guys ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saras Wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makan Ikan Paus
"Kak, kok muka nya lesu kayak gitu? Capek banget ya?"
Arra yang baru saja tiba dirumah nya dan merebahkan diri di sofa, kembali duduk saat mendengar suara ibu nya.
"Iya mom, hari ini keliling kampus lihat-lihat semua fakultas. Makanya kakak jadi kacapekan."
Alyssa berjalan mendekati Arra lalu mengusap lembut pipi nya. Meski saat ini dirinya sudah mempunyai 2 orang adik, tapi perhatian yang di berikan sang ibu tidak pernah berubah sama sekali.
"Kasian banget anak mommy, mau mommy buatin jus jeruk kak biar segar?" tawar Alyssa.
Arra menggeleng, "nggak usah mom. Tadi di kampus kakak udah beli jus kok."
"Kak Ala."
Suara imut itu mengalihkan perhatian Arra dan Alyssa. Mereka melihat jika Zach dan Zayn sedang berjalan kearah mereka.
Arra langsung merentangkan tangan nya untuk menyambut kedua adik kembarnya tersebut.
"Ya ampun, adek-adek kakak kok makin gembul sih, makan nya banyak nih pasti." seloroh Arra seraya memeluk kedua adiknya.
"Mamam itan paus jadi endut." jawab Zayn yang membuat Alyssa dan Arra tertawa.
Bagaimana mungkin Zayn mengatakan makan ikan paus, jika itu bukan hasil meniru ucapan ayah mereka, Vincent.
"Atu nda mamam itan paus ya, amu aja. Atu cuma mamam telol." sambung Zach. Wajah batita itu terlihat datar di bandingkan Zayn yang ekspresif.
Sifat kedua nya juga jauh berbeda. Jika Zayn selalu heboh dan ceria, maka Zach kebalikan nya. Bayi berusia hampir 2 tahun itu jauh lebih tenang serta tidak banyak bicara.
Meski usia mereka belum genap 2 tahun, tapi Zach dan Zayn memiliki pertumbuhan yang cukup pesat. Di usia 1 tahun 2 bulan mereka sudah bisa berjalan. Dan di usia 1 tahun 6 bulan, mereka sudah mulai pandai mengolah kata yang selalu di ajarkan Alyssa sejak mereka usia 8 bulan walau masih sering salah dalam pengucapan dan penggunaan nya.
"Wah, adek-adek kakak pinter makan nya nih jadi badan nya gembul. Sekarang tidur siang ya, biar sore nggak ngantuk." ucap Arra yang tadi sempat melirik jam dinding.
Zach dan Zayn mengangguk hampir bersamaan. Membuat Arra gemas dan akhirnya menciumi pipi chubby kedua adik nya secara bergantian.
"Ayo kita tidur siang." ajak Alyssa yang sejak tadi hanya memperhatikan interaksi ketiga anak nya tersebut.
Arra mengurai pelukan nya pada Zach dan Zayn, lalu membantu mereka untuk berdiri dan mendekat pada sang ibu.
"Bye bye ZaZa." seru Arra. ZaZa adalah panggilan singkat Arra untuk kedua adiknya.
"Babai." sahut Zayn dengan senyum lebarnya, sedangkan Zach hanya menggerakan tangan nya.
"Kak, mommy nemanik adek tidur dulu ya. Kalau mau makan atau apa, minta tolong sama bi Inah." kata Alyssa yang sudah menggandeng kedua anak kembarnya.
Arra mengangguk, "iya mom. Arra kayaknya mau tidur juga, soalnya nanti malam mau ke kampus lagi. Ada konser mini dan penyambutan mahasiswa baru."
"Ya udah, kalau gitu mommy duluan ya. Ayo Zach Zayn."
Alyssa dan kedua bocah kembar itu sudah berlalu menuju lift untuk naik ke lantai 2. Sedangkan Arra dia mendudukan diri nya sejenak di sofa sambil mengeluarkan ponsel nya.
Arra mulai berselancar di dunia maya dan melihat beberapa video yang sedang viral saat ini. Hingga tak berapa lama, ponsel itu terjatuh dari tangan nya karena rupa nya Arra ketiduran.
***
Setelah mengantarkan Arra pulang, Leo tidak langsung kembali kerumah nya. Dia justru pergi ke salah satu cafe. Seseorang mengajak nya bertemu siang ini.
Sesampainya di cafe tersebut, Leo langsung memarkirkan motornya dan masuk kedalam cafe yang hanya terlihat beberapa orang saja.
Saat membuka pintu cafe, Leo mengedarkan pandangan nya dan dia menemukan seseorang yang sedang melambaikan tangan pada nya.
Leo menghampiri orang itu dengan wajah datar nya.
"Sayang, akhirnya kamu datang juga."
Leo tidak menjawab. Dia langsung duduk di hadapan wanita itu.
"Mau pesan apa? Disini semua minuman dan makanan nya enak-enak." tawar wanita itu dengan senyum yang terukir di wajahnya.
"Saya kesini bukan untuk berbasa basi. Ada apa?" ujar Leo dengan nada dingin membuat senyuman wanita itu menghilang.
Wanita itu menghela napas, lalu kembali tersenyum lembut.
"Mami kangen sama kamu." ucap wanita itu yang tak lain adalah ibu kandung Leo.
Leo hanya diam dengan sorot mata yang sangat dingin. Tidak ada pancaran kebahagiaan apalagi kerinduan pada wanita yang telah melahirkan nya itu.
"Sudah saya katakan, saya tidak datang untuk berbasa-basi. Langsung bilang apa tujuan anda?"
Wajah wanita berusia 37 tahun itu langsung berubah menjadi sendu.
Leo menyandarkan punggung nya dan melipat kedua tangan di depan dada. Ia bersiap untuk mendengarkan drama apa lagi yang akan di buat oleh wanita itu
"Bantu mami supaya bisa rujuk sama daddy kamu lagi. Kamu pasti mau kan kalau kita bisa tinggal bersama?" ucap wanita yang bernama Amanda itu.
Leo menaikan satu alis nya, "bahkan saya tidak pernah membayangkan nya sejak saya kecil. Apa karena tidak mendapatkan laki-laki yang serius, sehingga anda memutuskan untuk rujuk dengan daddy saya?"
Amanda terdiam sejenak, sembari memikirkan jawaban yang tepat untuk membuat putra semata wayang nya itu mau membantu nya.
"Bukan seperti itu. Tapi karna mami masih cinta sama daddy kamu. Dan mami juga mau tinggal sama anak mami, yaitu kamu sayang." ujar Amanda dengan suara yang begitu lembut.
Leo berdecih, "cinta? Apa anda yakin? Atau karna anda sudah bosan di campakan oleh kekasih-kekasih anda itu?" tanya Leo. Mata nya menatap kearah luar cafe, dia tidak sanggup jika berlama-lama melihat wajah wanita yang telah menorehkan luka di hati nya dan juga ayahnya itu.
"Leo, dengarkan mami nak. Mami memang bersalah di masa lalu, tapi itu karena mami belum bisa berpikir dengan matang. Mami masih terlalu muda saat itu dan juga belum siap untuk menjadi seorang ibu." jelas Amanda dengan wajah mulai terlihat frustasi karena terus di tolak oleh anaknya sendiri.
"Dengan kata lain, kehadiran saya adalah sebuah kesalahan sehingga dengan tega nya anda meninggalkan saya? Begitukah Nyonya Amanda?" tatapan Leo menggelap, bahkan rahang nya mengeras.
Amanda menggelengkan kepala nya, "b-bukan begitu, tapi...."
Leo langsung berdiri dan ia menatap dengan tajam ke arah Amanda.
"Setelah ini jangan lagi menghubungi saya hanya untuk mengatakan hal tidak penting seperti ini." ujar Leo lalu setelahnya dia pergi meninggalkan Amanda yang terlihat sedih.
Jujur jauh di lubuk hati nya yang terdalam Amanda merasa menyesal karena telah meninggalkan anak dan suami nya dulu. Saat itu Amanda dan Alvaro menikah setelah 1 tahun lulus dari SMA karena mereka tidak sengaja tidur bersama karena sebuah kejadian.
"Leo, mami sayang sama kamu nak. Mami menyesal, tapi kenapa kamu nggak mau ngasih mami kesempatan?" lirih Amanda seraya menatap punggung Leo yang berjalan semakin menjauh dari nya.