Aira menikah dengan pria pujaannya. Sayang, Devano tidak mencintainya. Akankah waktu bisa merubah sikap Devan pada Aira?
Jaka adalah asisten pribadi Devan, wajahnya juga tak kalah tampan dengan atasannya. hanya saja Jak memiliki ekspresi datar dan dingin juga misterius.
Ken Bima adalah sepupu Devan, wajahnya juga tampan dengan iris mata coklat terang. dibalik senyumnya ia adalah pria berhati dingin dan keji. kekejamannya sangat ditakuti.
Tiana adalah sahabat Aira. seorang dokter muda dan cantik. gadis itu jago bela diri.
Reena adik Devan. Ia adalah gadis yang sangat cerdas juga pemberani. dan ia jatuh cinta pada seseorang yang dikenalnya semasa SMA.
bagaimana jika Jak, Ken, Tiana dan Reena terlibat cinta yang merumitkan mereka.
Devan baru mengetahui identitas Aira istrinya.
menyesalkah Devan setelah mengetahui siapa istrinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya Melinda Damayanty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IJINKAN AKU MENCINTAIMU 20
Sudah dua Minggu setelah pembongkaran kasus korupsi. Mr. Wei Lian tewas dengan menggantung dirinya sendiri. Walau banyak pengamat merasa keanehan pada kasus bunuh diri pejabat korup itu. Tapi, berita kematiannya segera surut atas kasus penjarahan material bahan bangunan. Dan sayangnya. Bahan bangunan yang dijarah itu adalah, bahan yang dibeli oleh PT. Anugrah Citra.
(Flashback)
Mr. Wei Lian hanya diam mematung melihat Vidio panas di hadapannya. Sebuah Vidio vulgar di mana menampakkan dua manusia lawan jenis tengah saling memuaskan. Terlebih wajah wanita yang sedang merasa kenikmatan surgawi itu, sangat dikenali oleh Lian.
Hatinya hancur seketika. Ia melakukan korupsi agar kebutuhan istrinya yang glamor terpenuhi. Tapi, pengkhianatan yang ia dapati.
Setelah vidio memuakan itu ia tonton. Satu vidio lagi dipertontonkan padanya. Seorang pria remaja memakai jaket hoodie berwarna gelap. Tampak hoodie itu menutupi semua bagian kepalanya.
Pria itu tengah melakukan transaksi. Beberapa bungkusan kecil berisi bubuk putih, ia berikan pada seseorang yang juga berpenampilan sama. Orang itu memberikan satu amplop pada remaja itu, kemudian orang itu pergi. Setelah memastikan tak ada yang melihat. Remaja itu membuka amplop, yang ternyata berisi satu gepok uang.
Lian menangis tanpa suara. Anak kebanggaannya terlibat jual beli narkotika. Vidio tiba-tiba memberikan visual lain. Sebuah rentetan senjata terdengar dalam vidio itu. Tampak remaja itu panik. Tak bisa menghindar karena ada pertarungan antar geng. Remaja itu tertembak tepat di kepalanya.
Remaja itu roboh bersimbah darah dengan tubuh mengejang. Lima menit kemudian, remaja itu tidak bergerak lagi.
"GIAN!" teriak Lian setelah melihat tubuh putranya kaku.
Air matanya terus mengalir. Dadanya terasa sesak. Keinginannya menumpuk harta dengan cepat, menjadikan ia tak memperhatikan putra kesayangannya. Sebuah sesal yang datang terlambat.
Istri yang ia cintai segenap hati selingkuh. Putra yang ia sayangi segenap jiwa, mati mengenaskan. Hatinya benar-benar hancur.
Devan, Ken dan Jaka hanya diam menatap kehancuran pria di hadapan mereka.
"Apa yang akan kau lakukan, Lian?" Tanya Devan datar. "Apa kau memilih hidup?"
Lian bungkam. Netranya memandang kosong. "Aku mau pulang."
Devan menggerakkan dagunya. Jak yang mengerti, langsung mengabulkan permintaan Lian.
Setelah sampai di rumahnya. Lian mendapati rumahnya kosong. Semua pekerja tampak tengah berada di ruang belakang yang memang jauh dari ruang depan. Sopir yang mengantarnya tadi, sudah pergi.
Lian sengaja tak membunyikan bell. Ia berjalan dengan pikiran kosong. Ia berjalan menuju kamarnya.
Entah bagaimana. Lian berhasil menyimpulkan dasi menjadi jerat di atas tiang pull up. Dengan langkah pasti, ia menaiki kursi dan memasukkan kepalanya pada simpul yang ia buat. Setelah itu, ia menendang kursi yang diinjaknya. Tak ada usaha untuk melepas simpul. Lian sengaja tak menjangkau tiang di atas kepalanya.
Butuh tiga puluh menit untuk Lian benar-benar menghabisi nyawanya sendiri. Akhirnya, ia pun mati karena urat di lehernya putus dan tulang penyangga kepala itu rengat. Sungguh kematian yang menyakitkan.
****
Besok paginya. Devan ingin membeli sendiri bahan bangunan yang akan dia pakai untuk pembangunan hotel miliknya. Tapi, siapa sangka. Ketika ia mengawal bahan itu ke tempat proyek. Truk pengangkut itu dihadang sekelompok orang bersenjata.
Melihat hal itu membuat Devan geram bukan kepalang. Masalahnya, Ken sudah ia suruh pulang untuk mengurusi para investor yang tadinya mundur, dikarenakan kasus kemarin.
Perkelahian tidak imbang pun terjadi. Beruntung supir truk dan keneknya membantu karena mereka bisa bela diri.
Dua puluh lawan tiga orang. Perkelahian dimenangkan oleh tiga orang. Polisi datang setelah perkelahian usai.
Hati Devan yang dari kemarin kesal. Akhirnya sedikit terobati, karena olah raga yang baru saja ia lakukan.
"Aku akan memberikan bonus besar untukmu tahun ini, Jak!"
"Haaachii!" Jak bersin. 'sepertinya ada yang membicarakan ku?' ujarnya bermonolog dalam hati.
(Flashback end).
Tertangkapnya dua puluh orang yang hendak menjarah bahan bangunan. Membuat berita kematian pejabat korup itu tenggelam.
Devan menatap Jak lama. Entah dari mana pria yang telah bekerja dengannya selama kurang lebih empat tahun ini. Terkadang, Devan sedikit ngeri akan tabiat Jak yang misterius itu.
Dua puluh orang yang melakukan penjarahan ternyata masuk DPO. Mereka mengaku hanya tergiur akan sebuah kompetisi yang terselenggara di dunia bawah tanah (dunia para mafia).
Sebuah hadiah mengiurkan, memancing mereka untuk bergerak dan membuat kelompok dan melakukan penjarahan.
Sayang. Tertangkapnya para penjahat diklaim pihak kepolisian. Mereka menulis sengaja menjebak para penjahat itu keluar dari persembunyiannya dengan mengadakan sayembara itu.
Klaim tersebut, ditanggapi senyum miring dari Devan. Sedang si pemilik ide hanya bisa menghela napas panjang, tanpa bisa berbuat apa-apa.
Malam makin larut. Devan berjalan gontai menuju apartemen pribadi yang sengaja ia bangun di kota ini. Baru saja ia mencapai lobby. Sebuah pelukan hangat dan menggoda menyergap tubuh lelahnya.
"Sayang ... Aku merindukanmu," suara serak penuh gairah yang Devan kenali.
"Ijinkan aku menghilangkan lelahmu malam ini," bisiknya mendesah. Menggoda pria yang kini tengah menahan rindu.
Bersambung.
Ih... Siapa tuh?
Devaaan! Awas kalo kamu tergoda yaa! Kamu bakal dikutuk sama readers nanti!
hai ... kurang baik apa othor... double up nih... boleh dong like and votenya... hiks...
alurnya bagus,cm terlalu banyak flashbacknya