Sequel Gairah Cinta Sang Presdir.
-Harap bijak memilih bacaan-
Menjadi penyebab utama kecelakaan maut hingga menewaskan seorang wanita, Mikhayla Qianzy terpaksa menelan pil pahit di usia muda. Tidak pernah dia duga pesta ulang tahun malam itu adalah akhir dari hidup manja seorang putri Mikhail Abercio.
Keyvan Wilantara, seorang pria dewasa yang baru merasakan manisnya pernikahan tidak terima kala takdir merenggut istrinya secara paksa. Mengetahui jika pelaku yang menyebabkan istrinya tewas adalah seorang wanita, Keyvan menuntut pertanggungjawaban dengan cara yang berbeda.
"Bawa wanita itu padaku, dia telah menghilangkan nyawa istriku ... akan kubuat dia kehilangan masa depannya." - Keyvan Wilantara
------
Ig : desh_puspita
....
Plagiat dan pencotek jauh-jauh!! Ingat Azab, terutama penulis gamau mikir dan kreator YouTube yang gamodal (Maling naskah, dikasih suara lalu up seolah ini karyanya)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 16 - Marah?
Pasca pelukan sia-sia itu, Mikhayla mengutuk dirinya sendiri. Dia bahkan menepuk jidatnya berkali-kali lantaran merasa dirinya luar biasa bodoh. Dia terlalu percaya diri jika Keyvan butuh pelukan, hal itu dia lakukan karena sejak dahulu jika Mikhail pulang kerja akan memeluk Zia, sang mama.
"Haa malunya ... Khayla kamu memang euugh!! Nanti dikira agresif, Khay."
Dia menggigit bibir bawahnya, sejak tadi memilihkan pakaian untuk Keyvan belum usai juga lantaran fokus memikirkan rasa malu. Suaminya tengah membersihkan diri, dan tugasnya kali ini ialah menyiapkan pakaian. Ya, ini adalah kali pertama dan jelas saja dia bingung.
"Ah sudahlah, namanya juga belum terbiasa ya kan? Anggap saja kesalahan teknis, santai."
Mikhayla mengelus dada, meyakinkan diri jika itu bukan sebuah kesalahan. Dia kembali fokus dengan perlengkapan Keyvan malam ini, sebenarnya dia sedikit geli juga hendak menyentuh hal-hal privasi bagi Keyvan.
Jika Mikhayla perhatikan, Keyvan adalah tipe pria yang sangat meratukan pasangan. Meski dia hanya melihat sekilas, akan tetapi dapat disimpulkan barang-barang milik mendiang istrinya lebih mendominasi.
Sesaat dia terdiam, rasa bersalah sebenarnya kerap menghampiri Mikhayla. Apalagi ketika dia sendirian di kamar ini, akan tetapi tidak mungkin Mikhayla menghabiskan waktunya hanya untuk menangis semata.
Nasi sudah menjadi bubur, semua terjadi begitu saja. Hendak meminta maaf juga dengan cara apa, Mikhayla menepis kegundahannya dan kembali melanjutkan kegiatannya.
Entah selama apa dia berpikir hingga Keyvan selesai pakaian suaminya belum juga siap, Mikhayla gelagapan kala Keyvan sudah berdiri di hadapannya.
Bentuk tubuh atletis, dengan butiran air yang tampak disengaja tidak dikeringkan itu membuat mata Mikhayla membola, dia memerah padahal sama sekali tidak digoda. Dia mengalihkan pandangan lantaran merasa malu melihat pemandangan di depannya, handuk itu melilit asal dan Mikhayla ketar-ketir sebenarnya. Khawatir jika handuk itu tiba-tiba melorot kala dirinya tidak siap.
"Mana pakaianku," ucap Keyvan padahal dia bisa lihat sendiri saat ini pakaiannya masih dalam pelukan Mikhayla.
Tanpa melihat ke arah sang suami, Mikhayla mengulurkan pakaian yang sempat membuatnya dilema pilih yang mana. Keyvan menerimanya tanpa mengucapkan terima kasih lebih dulu, melainkan protes lantaran Mikhayla tidak mengikutsertakan underware di sana.
"Underware nya mana?"
Mikhayla mendelik, suaminya balas dendam atau bagaimana? Diperintah menyiapkan pakaian tidur saja Khayla sudah merasa tertekan sebenarnya. Kini, pria itu justru meminta hal lainnya, jelas saja dia kesal luar biasa.
"Aku tidak tahu tempatnya," ucapnya kemudian, Keyvan kemudian menunjuk bagian bawah lemarinya, semua harta karun Keyvan ada di sana.
"Di sana."
Dengan berat hati Mikhayla menuruti perintahnya, mulut Mikhayla menganga kala melihat susunannya begitu rapi dan sempurna. Bahkan disusun sesuai dengan warnanya, sungguh menakjubkan.
What the ... ? Tunggu? Pengaman juga dia simpan di sini?
Ingin memaki, namun secepat mungkin Mikhayla berhenti dengan hal semacam ini. Dia melupakan benda yang dia ketahui digunakan untuk melakukan hubungan itu, meski tidak pernah menggunakannya Mikhayla jelas tidak sepolos kelihatannya.
"Ini."
Keyvan menerimanya sembari menatap Mikhayla dengan wajah datarnya. Tanpa Mikhayla sadari, sejak tadi Keyvan memandangi tingkahnya yang diam-diam memperhatikan senjatanya.
"Istriku yang memintaku menggunakannya setiap kami berhubungan, jangan berpikir macam-macam."
Keyvan memberi penjelasan sebelum Mikhayla berpikir dia seorang penjahat kelamin. Pria itu tidak berbohong, Liora memang selalu meminta Keyvan menggunakan pengaman ketika mereka bermain. Bahkan, Keyvan yang begitu menginginkan seorang anak terpaksa mencari celah agar istrinya bisa hamil.
"Memangnya itu apa?"
Jurus pura-pura polos agar tidak diterkam kembali dia perlihatkan. Ya, ilmu sang papa memang dia terapkan dalam kehidupan. Pura-pura lupa, pura-pura tuli dan pura-pura tidak tahu segalanya adalah ilmu paling abadi yang diwariskan Mikhail padanya.
"Pengaman, kamu tidak tahu hal semacam itu?"
"Untuk apa?" tanya Mikhayla dengan mata bulatnya, gurat wajahnya benar-benar seperti orang penasaran.
"Jika tidak mau hamil, pasanganmu harus pakai itu."
Keyvan yang tidak mengira istrinya tengah berbohong dengan polosnya menjelaskan benda itu serta kegunaannya. Tanpa dia ketahui bahwa hal semacam itu sudah diluar kepala bagi Mikhayla yang merupakan mahasiswi kedokteran di salah satu Universitas ternama di ibu kota.
"Cara pakainya gimana?"
Keyvan menghela napas kasar, dia menggigit bibir bawahnya tiba-tiba. Pertanyaan istrinya kian menjadi dan membuat miliknya seakan terpanggil kala wanita itu mengikuti kemana Keyvan berlalu.
"Mikhayla, bisakah kamu berhenti memepertanyakan hal semacam ini?"
Keyvan mengusap kasar wajahnya, rasa penasaran Mikhayla hanya membuat sesuatu di balik handuknya mulai terpanggil.
"Maaf, aku akan cari tahu sendiri bagaimana caranya di artikel."
Usai mengatakan hal semacam itu Mikhayla berlalu melewati Keyvan, pria itu menarik tubuh sang istri dan dia buat Mikhayla pasrah membentur lemari.
"Untuk apa cari tahu sendiri?" tanya Keyvan serius, pria itu tiba-tiba marah dan tidak suka dengan pernyataan Mikhayla yang akan belajar caranya sendiri.
"Cuma mau tahu saja, siapa tahu berguna nantinya."
Keyvan yang sejak tadi tenang tiba-tiba gelisah mendengar ucapan istrinya. Akal Keyvan tiba-tiba seakan kacau dan dia mengeraskan rahang dengan sorot tajam seolah hendak membunuh Mikhayla.
"Kenapa?" tanya Mikhayla merasa heran dengan perubahan sikap Keyvan yang secepat kilat, mudah sekali pria ini marah setelah sebelumnya terdengar sedikit hangat.
"Menjauhlah, aku khawatir tangan ini akan menyakitimu."
Keyvan melepaskan Mikhayla kemudian. Dia memejamkan mata dengan hati yang seakan tersayat tanpa sengaja, semudah itu dia terluka. Padahal, Mikhayla hanya mengatakan ingin mencaritahu bagaimana caranya, akan tetapi pikiran Keyvan tiba-tiba buruk dan dia menjadi marah.
.
.
.
Di tempat tidur Mikhayla masih menunggu, sudah beberapa menit namun Keyvan belum juga kembali. Wanita itu benar-benar kebingungan dimana kesalahan dia, hanya bertanya masalah itu lantas kenapa suaminya tiba-tiba marah.
Baru juga dipikirkan, Keyvan kini menghampiri tempat tidur dengan wajah tegang seperti pertama kali bertemu. Mikhayla memperhatikan gerak-geriknya, dari jarak yang tak sebegitu jauh dia mengangkat telepon dari seseorang di sana.
"Iya, Ma ... besok malam aku akan kesana," jawab Keyvan sopan, sepertinya itu adalah orang yang Keyvan hormati. Apa mungkin orang tuanya? Mikhayla dibuat ketar-ketir karena otaknya terkontaminasi dengan sinetron hingga takut sekali dengan sosok mertua.
"Jangan, Ma. Biarkan pakaian istriku di sini, aku belum siap."
Mikhayla mengangguk mengerti, tampaknya memang bicara dengan keluarga Keyvan. Terbukti pembahasan mereka tentang mendiang istrinya.
"Siapa?" Pertanyaan yang tak seharusnya Mikhayla lontarkan, sungguh dia menyesal luar biasa saat ini.
"Mertuaku."
Tanpa diduga, Keyvan mejawab pertanyaan Mikhayla. Pria itu kemudian mengembalikan ponselnya ke atas nakas, Mikhayla sempat melihat foto wanita cantik di ponsel Keyvan. jelas saja itu Liora.
Krruukk
Belum usai malu akibat asal bertanya, kini dia dibuat semakin malu kala perutnya tiba-tiba berbunyi seperti itu. Mikhayla ingin mengubur dirinya sendiri kali ini, namun perhatian Keyvan justru tertuju padanya.
"Cepat turun, kita makan malam." Untuk pertama kalinya, Keyvan mengajaknya makan malam bersama dan Mikhayla bisa merasakan bagaimana suasana di ruang makan.
- To Be Continue -
Sebelum lanjut, aku mau kasih pertanyaan nih. Menurut kalian Keyvan marah di bab ini karena apa? Hayuu keluarkan kemampuan memprediksi seseorangnya.
Jawaban paling menarik aku kasih pulsa 25K
terima kasih banyak karyanya ya kak Desh... 😘😘😘😘😘