Pergi Atau Menetap

Setelah meneguk air, Putra langsung berhenti untuk bermain basket dan istirahat sebentar karena bel sebentar lagi akan berbunyi.

Alana mengikuti Putra dari belakang dan duduk di sampingnya. Mereka tidak saling bicara karena Alana tercengang melihat wajah Putra yang sangat tampan menurutnya.

Bagaimana tidak, keringat yang membasahi wajah serta jakun laki-laki itu terkesan seksi.

Saat tengah memperhatikan wajah tampan Putra, tiba-tiba saja tangannya ditarik paksa oleh seseorang.

Putra pun kaget saat ada yang menarik tangan kekasihnya dengan kasar.

Saat ia melihat, ternyata orang itu adalah Archio.

Padahal laki-laki itu sudah tidak perlu datang ke sekolah lagi dimana karena mereka telah selesai ujian Nasional.

Alana lalu diseret dari situ. Archio tidak perduli dengan teriakan gadis itu yang menyuruhnya untuk melepaskan tangannya.

Putra lalu mengejar Alana dan menarik tangan gadis itu. Aksi tarik-menarik pun terjadi. Dimana Alana di tengah dan dua laki-laki itu disamping kiri dan kanan

"Lepasin tangan lu dari cewek gue!!" Teriak Putra dengan urat di lehernya yang sudah menegang.

Archio seolah menuli-kan pendengarannya dan menendang tubuh Putra lalu membawa gadis itu pergi dari sekolah.

Urusan ujian Alana nanti Archio yang urus.

Putra bukannya tidak bisa membalas pukulan laki-laki itu, hanya saja ia takut pukulannya salah sasaran karena Alana seolah melindungi laki-laki itu dari Putra.

Putra tidak bisa meninggalkan sekolah karena sedikit lagi bel berbunyi. Sebenarnya ia bisa membolos ujian dan mengejar Archio namun niatnya itu ia urungkan. Ia takut dimarahi sang bunda.

Senakal-nakalnya Putra, ia tidak pernah membuat bundanya menangis dan tidak ingin mengecewakan sang bunda.

Saat ia membuat masalah, ia akan berusaha untuk menutupi semua itu dari sang bunda.

Kring.....

Bel pertanda masuk berbunyi, akhirnya Putra langsung menuju ke kelas. Ia akan mengejar Alana saat sudah menyelesaikan ujian dan persetan dengan hukuman yang ia terima.

Nanti dia akan pura-pura sakit biar bisa pulang dan tidak mengerjakan pekerjaannya. Biarkan saja si Jefri yang melakukannya sendiri, karena urusan ini sangat urgent.

Putra yang sudah kalang kabut tidak fokus dengan soal ujiannya.

Ia tidak memanggil Zidan untuk meminta kunci jawaban, karena menurutnya untuk mata pelajaran PKN tidak sesulit pelajaran yang tentang menghitung.

Ia bisa menjawab pertanyaan tersebut dengan asal-asalan.

...Sedangkan di lain tempat.........

Archio lalu menghempaskan tubuh Alana diatas sofa, di apartemennya. Yeah, Archio membawa Alana ke apartemennya karena ia mendapat informasi kalau video mereka tersebar dan yang membuatnya semakin emosi adalah mengapa gadis itu tidak mau memberitahunya.

Archio sangat yakin bahwa yang menyebarkan video mereka adalah Putra, karena, ia tahu laki-laki itu ingin membalaskan dendamnya. Namun ia sangat jengkel karena Alana masih saja berpacaran dengan laki-laki bajingan seperti Putra.

Alana sangat bodoh karena tidak mengetahui sisi buruk Putra.

Alana yang kesakitan karena tangannya ditarik secara paksa tadi, langsung memegang pergelangan tangannya yang sudah memerah sambil meringis tertahan.

Ia ingin menangis, namun ia harus menahan air matanya. Alana tidak boleh lemah dihadapan laki-laki brengsek ini.

"Kenapa kamu masih tetap sama Putra disaat aku menyuruhmu agar menjauh darinya? Kenapa?" Tanya Archio sambil berteriak.

Jika saja apartemennya itu tidak kedap suara, mungkin orang-orang yang mendengarnya langsung kaget karena suaranya yang sangat nyaring.

Alana langsung takut dan menundukkan kepalanya sambil memainkan jari-jarinya dengan gugup.

Ia tidak sanggup menatap mata laki-laki di depannya yang saat ini menatapnya dengan nyalang.

Jawab!! Apa kau bisu, hm? Kata Archio lagi sambil mencengkram dagu gadis itu.

Kalau ditanya itu jawab!! Bentak Archio lalu melepas cengkraman tangannya dari dagu Alana hingga ia langsung terhuyung di atas sofa.

Dengan penuh keberanian Alana langsung menatap wajah Archio lalu melayangkan satu tamparan ke pipi laki-laki itu.

"Harusnya yang aku jauhi itu kamu, bukan Putra!!!" Teriak Alana.

"Sudah mulai membantah yah kamu". Desis Archio dengan smirk andalannya.

Alana dibuat takut dengan senyum Archio. Ia pun bangun dari dari sofa itu dan berlari menuju pintu untuk segera keluar dari apartemen laki-laki itu, namun hasilnya nihil. Pintu tersebut sudah terkunci saat mereka masuk.

Archio tertawa remeh. "Mau mencoba kabur, hm?" Sepertinya gadis nakal sepertimu harus diberi pelajaran.

Archio langsung menarik tangan gadis itu lagi serta membawanya ke kamar lalu mendorong tubuh gadis itu kasar dan menindihnya.

Ia lalu mencumbu gadis itu dengan kasar sehingga membuat Alana semakin membenci Archio.

Alana baru menyadari kalau dia memang cewek bego yang mau saja dimanfaatin Archio. Ia merasa bahwa Archio sangat toxic karena tidak bisa mengerti akan perasaannya.

Archio hanya datang saat membutuhkannya, tetapi ia akan pergi jika sudah bosan dan bahkan pergi tanpa memberi kejelasan mengapa.

Alana tidak tinggal diam karena diperlakukan kasar seperti itu sehingga ia menendang pusaka milik Archio hingga laki-laki itu meringis kesakitan. Tidak melewatkan kesempatan itu, ia langsung bergegas keluar dari kamar dan pergi keluar dari apartemen Archio.

Untungnya tadi saat Archio menciumnya, tangan Alana langsung menyambar kunci di saku celana laki-laki itu tanpa ia sadari dan berakhir dengan Alana yang sudah keluar dari apartemen Archio.

Dan Alana berakhir di taman seorang diri. Ia merindukan sosok Archio yang dulu, dimana ia tidak pernah kasar kepadanya. Paling dia cuman mendiami Alana saat gadis itu berbuat salah.

Berbeda dengan Archio yang sekarang, ia sangat kasar dan Alana tidak suka itu.

...1. Alana...

...2. Liana...

...3. Adinda...

...4. Yani...

...5. Febby...

Segini dulu yah

Btw visualnya masih sementara jadi jangan dihujat 🙏🙏