Follow IG : renitaaprilreal
Anna menikah di usia 20 tahun. Selama 5 tahun menjalin pernikahan, Anna masih belum di beri keturunan.
Dimas Narendra, suami dari Anna sangat menginginkan kehadiran seorang anak dalam rumah tangganya.
Anna sudah berusaha untuk melakukan segala cara. Namun hasilnya nihil, Anna masih belum bisa di beri keturunan.
Dimas lalu menikah lagi dengan seorang wanita yang sebaya dengan istrinya. Lisa adalah nama dari wanita itu.
Lisa teman satu kantor dari Dimas. Sebagai seorang istri, Anna berusaha untuk ikhlas menerima dirinya di poligami.
Di tengah keterpurukan, Anna berusaha untuk bangkit kembali. Dia berusaha untuk membalikan keadaan yang ada.
Sosok pria tampan bernama Rey hadir di tengah-tengah kekosongan hati Anna.
Note :
Harap bijak dalam membaca.
Menceritakan masalah poligami dan perselingkuhan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon renita april, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
"Duduklah," ucap Reyhan mempersilakan Dimas untuk duduk. Rey terlihat tampak sangat santai akan kedatangan Dimas.
"Tidak perlu ... aku kesini bukan sebagai karyawan dari perusahaan. Aku datang kemari sebagai suami dari seorang wanita bernama Anna," ucap Dimas dengan tatapan tajamnya.
Rey menyunggingkan senyum di bibir. Dia beranjak dari kursi kebesarannya. Rey merapikan jas yang melekat di tubuhnya. Rey dan Dimas saling berhadapan.
"Kalau begitu ... aku juga bukan seorang pemimpin perusahaan. Aku adalah Reyhan, seorang pria yang mencintai wanita bernama Anna," ujar Rey.
Dimas geram mendengarnya. Dia mengepal kedua tangannya. "Apa kamu tidak punya rasa malu. Anna itu sudah bersuami. Kamu malah berselingkuh dengannya."
Rey terkekeh. "Anna itu janda ... setiap malam dia hanya sendiri. Anna itu tidak punya suami."
"Anna itu istriku, kamu pasti sudah tahu itu. Apa kamu itu kekurangan wanita, istri orang saja kamu kejar," hardik Dimas.
"Hahaha ... istri?" Reyhan malah tertawa. "Mana ada seorang suami yang tidak pernah meniduri istrinya. Anna itu hanya punya kekasih, dan kekasihnya itu adalah aku." Rey menunjuk wajahnya sendiri.
Dimas semakin kesal mendengarnya. Dia bicara serius malah Reyhan seperti bercanda. Pria yang berhadapan dengan Dimas itu malah terkesan menganggap perkataan Dimas angin berlalu.
"Sebagai suami Anna, aku minta kau menjauh. Jangan menjadi pria perusak rumah tangga orang," sarkas Dimas.
"Kamu lah yang merusak rumah tanggamu sendiri. Sebagai kekasih Anna, aku harap kau mundur saja. Sudah cukup Anna menderita karna ulahmu," ucap Rey dengan nada tinggi.
"Dasar breng**k. Kamu sungguh tidak tahu malu," hardik Dimas.
Reyhan menatap tajam Dimas. Dia sudah emosi karna ucapan kasar dari rivalnya itu. Rey mengepalkan tangan dan melayangkan tinjunya ke wajah Dimas.
Bugh ... bugh ... bugh ... !
Rey mendaratkan tiga bogem mentah di wajah dan perut Dimas. Darahnya sudah mendidih karna ucapan dari Dimas. Amarahnya sudah naik ke kepala.
"Kamu lah pria breng**k itu. Kamu itu pria tidak tahu diri dan tukang selingkuh," ucap Rey.
Dimas tidak tinggal diam. Dia juga ikut membalas pukulan Rey. Namun Rey menahan tangan Dimas. Dia menarik kerah kemeja Dimas. "Kamu itu tidak bisa melawanku. Aku bisa melakukan apa saja untuk menghancurkan dirimu."
"Kamu memang punya segalanya. Tapi ingat ... sebagai pria sejati kamu tidak akan mengunakan kekuasaanmu itu," ucap Dimas.
"Kamu menantangku? Kita lihat apa Anna akan memilihmu atau diriku," ucap Rey.
Rey melepas tangannya dari kerah baju Dimas. Dia merapikan kembali jas di tubuhnya. Dimas mengelap sudut bibirnya yang berdarah.
"Aku tidak akan membiarkan kamu mendapatkan Anna. Kamu tidak akan pernah bisa mendapatkan istriku," ucap Dimas dengan menunjuk wajah Rey.
Dimas keluar dari ruangan kantor Rey dengan wajah babak belur. Para karyawan Reyhan memperhatikan Dimas yang tengah berjalan. Mereka bertanya-tanya akan apa yang terjadi antara Dimas dan atasan mereka.
Dimas keluar dari gedung perkantoran. Dia masuk ke dalam mobil. Dimas meringis sakit saat menyentuh wajahnya. Reyhan benar-benar memukuli dirinya.
"Si*l ... pria itu sangat keras memukulku," gerutu Dimas.
Dimas melihat kondisi wajahnya pada kaca spion dalam mobil. Bibirnya sudah berdarah. Pelipisnya juga terlihat memar. Dimas menyalakan mesin mobil dan melajukannya ke jalan raya.
Rey menghancurkan semua barang yang terlihat di matanya. Dia meluapkan emosinya dengan menghancurkan barang-barang itu. Rey kesal karna tidak dapat berbuat apa-apa. Status Anna lah yang menyebabkan itu semua.
Rey terengah-engah, napasnya naik turun, karna emosi di dalam dadanya. Rey mengambil kunci mobil. Dia hendak pergi keluar menemui Anna. Diki masuk ke dalam ruangan Reyhan. Dia mencegah langkah kaki Rey untuk pergi.
"Rey ... apa ini? Kenapa kamu menghancurkan semua barang-barang?" tanya Diki.
Rey menghentikan langkah kakinya. "Aku sangat kesal dengan semua ini. Aku lelah harus menunggu. Aku akan menghabisi Dimas sekarang juga."
Diki mengeleng. "Kamu baru saja memukulnya. Sikapmu itu jangan kekanakan." Diki melihat saat Dimas lewat dengan wajah memar. Dia tahu pasti jika Dimas baru saja di pukul oleh Reyhan.
"Apa aku harus diam saja. Pria itu berani sekali menghinaku," kesal Rey.
"Dimas mengatakan hal yang benar. Kamu memang tidak seharusnya merusak hubungan pernikahan mereka," ujar Diki.
Rey mendelik akan ucapan Diki. "Kamu membelanya?"
Diki memutar mata malas. Sepertinya dia sudah beralih profesi. Diki kini jadi penasehat dalam hubungan percintaan antara Reyhan dan Anna.
"Rey ... dimana-mana, orang akan menganggap kamu salah. Anna itu istri orang. Meski Dimas sudah menyakiti Anna, tapi tetap saja, orang-orang akan beranggapan kamu itu perusak," jelas Diki.
Rey akan tetap di cap sebagai perusak rumah tangga Anna. Dia sudah menjadi kekasih gelap dari Anna yang berstatus istri dari Dimas.
"Dimas juga berselingkuh dan kawin lagi," ucap Reyhan.
"Itu bedanya kamu dan Dimas. Kamu itu hanya kekasih gelap Anna. Sedang Dimas, menikahi Lisa. Poligami sah-sah saja," ucap Diki.
"Mendengar perkataanmu, aku menjadi kesal. Aku harus apa sekarang?" tanya Rey.
"Kamu harus putus dari Anna," jawab Diki.
"Diki ... kamu itu sungguh membela Dimas. Aku ini sahabatmu," ucap Rey kesal.
"Dengar dulu, Rey. Lebih baik pisah dulu. Nanti ... setelah mereka berpisah, baru lanjut lagi," jawab Diki.
Diki mengucapkan itu karna tidak mau mendengar Reyhan yang di bilang perusak. Diki juga tidak mau Dimas malah menjadikan alasan perselingkuhan Anna agar tidak jadi bercerai.
Diki mendengar semua perkataan Dimas kepada Reyhan. Sahabatnya ini memang tidak seharusnya masuk ke dalam kemelut rumah tangga Anna dan Dimas.
"Aku tidak bisa pisah dari Anna." Rey berkata dengan lirih. Dia lalu menatap wajah Diki. "Dik ... kamu harus membantuku. Buat Anna bercerai dengan Anna."
"Dimas ... tidak mau tanda tangan surat perceraian itu," ucap Diki.
"Hah ... buat dia tanda tangan. Minta bantuan Dion. Dia pasti bisa membantuku," kata Rey.
"Kamu itu mau menipu yah. Tenang saja ... aku sudah menyuruh orang agar persidangan cerai Anna cepat di gelar," ucap Diki.
Rey tersenyum mendengarnya. "Bagus ... aku senang mendengarnya. Cari bukti yang memberatkan Dimas. Aku mau seminggu ini perceraian itu selesai."
"Baiklah ... akan aku lakukan. Tapi ... gajiku harus naik dua kali lipat," ucap Diki.
"Tenang saja ... apa pun yang kamu inginkan, aku berikan," ucap Rey.
Dengan penuh semangat Diki keluar dari ruangannya. Dia akan secepatnya melaksanakan perintah dari Rey. Diki sudah tahu Dimas tidak mau tanda tangan surat perceraiannya. Diki selalu menyuruh orang untuk menguntit Dimas dan Anna.
Rey memikirkan semua perkataan yang di ucapkan oleh Diki. Semua yang di ucapkan Diki memang benar. Rey menghela napas panjang. Dia mengusap wajahnya dengan dua belah tangan.
"Hah ... kenapa aku harus jatuh cinta pada istri orang," gumam Rey.
TBC
Dukung Author dengan vote, like dan juga koment.