NovelToon NovelToon
Jejak Kenangan Di Balik Bayangan

Jejak Kenangan Di Balik Bayangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Anak Kembar / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Mata-mata/Agen / Anime / Romansa
Popularitas:750
Nilai: 5
Nama Author: Azky Lyss

Di balik kehidupan mereka yang penuh bahaya dan ketegangan sebagai anggota organisasi rahasia, Alya, Alyss, Akira, dan Asahi terjebak dalam hubungan rumit yang dibalut dengan rahasia masa lalu. Alya, si kembar yang pendiam namun tajam, dan Alyss, yang ceria serta spontan, tak pernah menyangka bahwa kehidupan mereka akan berubah drastis setelah bertemu Akira dan Asahi, sepupu yang memimpin di tengah kekacauan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azky Lyss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28: Pertemuan Tak Terduga

Yin, duduk di sudut ruang rapat, menggoyang-goyangkan kakinya sembari menambahkan dengan nada santai, “Tapi sepertinya kalian berdua sudah memulai dengan baik. Pertarungan itu benar-benar... Boom!” Dia menggerakkan tangannya seperti sedang menirukan ledakan.

Asahi hanya menatap Yin dengan datar. "Kami tidak punya pilihan lain. Tapi aku merasa... kita masih belum tahu banyak tentang Sagaras."

Yana, yang lebih serius, menanggapi, “Kalian baru menemukan sebagian kecil dari apa yang dia mampu. Sagaras bukan hanya kuat secara fisik, dia juga sangat licik.”

Yin menyambung dengan senyum percaya diri, “Tapi jangan lupa, aku lebih kuat! HAHAHA!”

Pembahasan strategi terus berlanjut, fokus pada bagaimana cara menghadapi Sagaras. Setiap langkah musuh harus diawasi dengan ketat, dan mereka tahu, ini lebih dari sekadar kekuatan fisik. Pertarungan kali ini akan ditentukan oleh kecerdikan dan kemampuan membaca gerakan lawan.

Namun di tengah-tengah pembicaraan, baik Akira maupun Asahi tak bisa sepenuhnya mengabaikan perasaan yang muncul sejak malam sebelumnya. Kedekatan mereka dengan Alya dan Alyss mengisi pikiran mereka, seolah memberikan lapisan perasaan yang lebih dalam di tengah semua kekacauan ini. Mereka sadar, semakin dekat mereka dengan si kembar, semakin besar kemungkinan mereka terlibat dalam bahaya.

Pertemuan itu akhirnya ditutup dengan kesepakatan untuk memperketat pengawasan terhadap Sagaras. Yana dan Yin tampaknya telah memulai persiapan untuk memonitor pergerakan musuh, tetapi semua orang tahu, Sagaras adalah lawan yang tidak mudah dihadapi.

Setelah rapat, Akira dan Asahi berjalan keluar menuju balkon kecil di luar ruang rapat. Keduanya berdiri diam, menikmati pemandangan kota yang tertutup salju. Suasana terasa tenang, namun pikiran mereka penuh dengan kekhawatiran.

“Kau pikir Sagaras akan menyerang lebih cepat dari yang kita duga?” Asahi bertanya, memecah keheningan.

Akira mengangguk perlahan tanpa menoleh. “Sagaras bukan tipe orang yang membiarkan kita tenang terlalu lama. Kita harus bersiap.”

Beberapa saat kemudian, Asahi menambahkan, “Aku tidak ingin Alya dan Alyss terlibat lebih dalam.”

Kali ini, Akira menoleh, matanya penuh ketegasan. “Mereka sudah menjadi bagian dari ini sekarang. Kita hanya bisa memastikan mereka tetap aman.”

Asahi mengangguk, meskipun rasa khawatir tetap menghantuinya. Meskipun mereka ingin melindungi Alya dan Alyss dari ancaman ini, kenyataan berkata lain. Hubungan mereka sudah terlalu erat, dan ancaman semakin dekat.

---

Di apartemen Alya dan Alyss, suasana jauh lebih cerah meski hawa dingin menyelimuti. Pagi itu, Alya duduk di depan cermin, merenung dalam keheningan. Alyss, seperti biasa, berdiri di belakangnya dengan penuh semangat, sibuk menata rambut Alya.

“Kau harus mencoba gaya ini,” kata Alyss, menyisir rambut saudara kembarnya dengan lembut. “Kau pasti akan terlihat lebih manis.”

Alya tersenyum tipis. “Aku tidak yakin itu akan membuat banyak perbedaan.”

Alyss mencubit pipi Alya dengan gemas. “Kau selalu merendahkan diri. Aku iri, kau punya wajah yang selalu terlihat tenang, misterius.”

Alya hanya tersenyum kecil sambil melirik Alyss di cermin. “Kau selalu bisa membuat semuanya terasa lebih ringan.”

Tiba-tiba, bel apartemen berbunyi. Alya berdiri dan membuka pintu, menemukan Akira dan Asahi yang baru saja tiba. Keduanya terlihat sedikit lelah, namun tetap menyunggingkan senyum tipis.

“Kalian datang lebih awal dari yang aku kira,” sambut Alya, mempersilakan mereka masuk.

Asahi dan Akira duduk di ruang tamu, sementara Alya dan Alyss menyajikan teh hangat. Suasana sedikit canggung, tetapi Alyss mencoba mencairkannya.

“Malam kemarin... apa kalian baik-baik saja?” tanya Alyss, suaranya penuh kekhawatiran.

Akira mengangguk, berusaha tampak tenang. “Kami baik-baik saja. Hanya sedikit kewalahan dengan pekerjaan di markas.”

Asahi menambahkan, “Ada sesuatu yang ingin kami bicarakan, tapi mungkin belum saatnya.”

Kata-kata itu membuat suasana sedikit tegang. Meski tak terucap dengan jelas, Alya dan Alyss tahu bahwa ada sesuatu yang lebih besar sedang terjadi. Sesuatu yang melibatkan mereka semua—entah mereka siap atau tidak.

Bayang-bayang Sagaras semakin mendekat, dan ujian yang akan datang akan menempatkan mereka semua di ujung tanduk. Baik Akira, Asahi, Alya, maupun Alyss harus bersiap menghadapi ancaman yang tak terduga, dan mereka tak bisa menghindari fakta bahwa hubungan mereka akan segera diuji.

---

Potongan kecil sebuah kenangan masa lalu

Sepuluh tahun yang lalu, di sebuah festival musim panas, suasana meriah dipenuhi dengan suara tawa, permainan, dan musik tradisional. Di tengah keramaian, dua gadis kembar berjalan bersama, keduanya memancarkan aura ceria. Yang satu memiliki rambut yang diikat dengan gaya kuncir kuda, sementara yang lain menampilkan kuncir dua yang berayun di setiap langkahnya.

Gadis Kuncir dua itu terlihat memegang kamera, dengan senyum lebar di wajahnya. "Ayo, kita ambil banyak foto hari ini!" katanya dengan antusias, mengarahkan lensa ke segala arah, menangkap momen-momen berharga dari festival.

Di tengah keramaian, seorang anak laki-laki berdiri tidak jauh dari mereka, memperhatikan dengan penuh ketertarikan. Dia tampak tak bisa mengalihkan pandangannya dari si kembar yang sibuk menikmati suasana. Setelah beberapa saat, dia mendekati mereka dengan raut wajah yang penuh rasa penasaran.

"Hei, kalian kembar? ", tanya anak laki laki itu. Gadis kembar itu mengangguk.

"Bisakah aku ikut berfoto dengan kalian?" tanyanya, suaranya terdengar sedikit canggung tapi penuh semangat.

Si kembar saling bertukar pandang, lalu si kuncir kuda hanya mengangguk pelan, meski tak banyak bicara. Sedangkan si kuncir dua, tersenyum dan mengangkat kameranya. "Tentu saja! Aku yang akan memotret," katanya sambil mempersiapkan kameranya.

Anak laki-laki itu berdiri di samping si kuncir kuda, yang terlihat sedikit canggung namun tetap tenang. Klik! Sebuah foto pun terabadikan, tanpa ada yang menyangka bahwa pertemuan singkat di festival ini akan menjadi bagian dari sebuah cerita yang lebih besar di masa depan.

1
Luzor
Ceritanya seru thor,/Applaud/
★lucy★.
Mantap lah!
Alhida
Buat yang suka cerita, wajib baca
Aki
Membuat saya terharu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!