NovelToon NovelToon
Senyum Di Balik Apron

Senyum Di Balik Apron

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Bullying di Tempat Kerja / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Trauma masa lalu
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ningxi

Ciara Anstasya, wanita berusia 27. merantau demi kesembuhan emntalnya, dari luar jawa sampai akhirnya hanya sebatas luar kota.

di tempat kerja barunya ini, dia bertemu orang-orang baik dan juga seorang pria bernama Chandra. satu-satunya pria yang selalu mengikutinya dan menggodanya.

"Berbagilah, kamu tidak sendirian sekarang"

kalimat yang pernah dia katakan pada Cia, mampu membuat hati Cia berdebar. namun, tiba-tiba rasa insecure Cia muncul tiba-tiba.

mampukah Chandra meredam rasa insecure yang Cia alami? dan menjalin hubungan lebih jauh denganya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ningxi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Awal dari Masalah

"Ciara? Sebelum pulang, datang ke ruangan saya sebentar" pesan pak Bayu sebelum jam pulang Cia datang.

Cia bertanya-tanya, ada masalah apa dia di panggil pak Bayu. Selama dia bekerja dengan hati-hati dan semua berjalan dengan baik.

"ngapain pak Bayu manggil kamu?" tanya Sandra yang berada di samping Cia.

"nggak tau kak, perasaan Cia udah nggak enak" Cia merasa ada sesuatu yang akan terjadi lagi.

"kamu santai aja Ci. Kalau ada masalah biar kakak yang bantuin kamu" Sandra menepuk punggung Cia dengan halus, memberi semangat pada Cia.

Cia tersenyum menatap Sandra, dia segera pergi ke ruangan pak Bayu setelah jam pulangnya datang.

Tok Tok Tok

"silahkan masuk!"

Cia segera membuka pintu dan berjalan masuk setelah di persilahkan pak Bayu.

"permisi pak! Apa ada masalah hingga Cia di panggil ke sini?" Cia bertanya dengan sopan saat sampai di depan meja kerja Bayu. Pria dewasa itu bahkan tidak mempersilahkan Cia untuk duduk.

"ada laporan jika kamu beberapa kali bersikap tidak sopan pada pelanggan" Bayu mengatakannya tanpa melihat ke arah Cia, dia masih duduk di kursinya dengan tenang.

"kamu nggak bisa mencari alasan, karena ini adalah pesan yang di kirimkan beberapa pelanggan ke nomor telfon Restoran" Bayu tak memberi Cia kesempatan untuk bertanya. Padahal Cia sudah membuka mulutnya untuk bertanya.

"saya tidak ingin membuat alasan pak. Saya merasa tidak melakukannya, jadi untuk apa saya takut dan mencari alasan untuk bersembunyi?" Cia membela dirinya sendiri karena merasa dia selalu sopan dan ramah pada pelanggan, meskipun pelanggannya sering menyebalkan.

"bahkan orang-orang yang komplain di nomer ini menyertakan fotomu dengan jelas" Bayu menyerahkan tab yang berisi pesan itu pada Cia.

Cia melihat dan membaca beberapa pesan yang menunjukan komplain itu. Bahkan ada yang mengatakan jika dirinya harus di pecat saja karena sangat tidak sopan. Cia menjadi curiga saat membaca pesan-pesan yang lain, cara mengetik dan bahsanya sama semua. Padahal kan kalau pesan pasti ada yang berbeda pengetikan atau bahasa walau sedikit.

"itu memang benar foto saya pak. Tapi, sekalipun saya tidak pernah melakukan hal seperti yang mereka katakan. Saya pernah di tempat makan juga, dan jika saya tidak bersikap sopan, itu membuat pelanggan tidak akan kembali lagi" jelas Cia. Dia tau apa yang boleh dan tidak boleh di lakukan sebagai karyawan dan waiters. Mana mungkin dia melanggarnya.

"saya hanya menegur kamu. Jadi bersikaplah lebih baik, lain kali jika masih ada laporan. Kamu mungkin akan di pecat. Pulanglah"

Cia menganggukan kepalanya dan segera keluar dari ruangan pak Bayu. Hal seperti ini pernah terjadi saat Sandra melaporkannya dulu. Cia merasa hal ini juga sama, hanya saja pelakunya yang berbeda.

Cia berjalan keluar untuk pulang sendirian, karena teman-temannya yang dari shift pagi sudah pulang semua.

Setelah menutup pintu khusus karyawan. Cia di kagetkan dengan Chandra yang masih duduk di kursi samping pintu, tempat Cia ketiduran dulu sewaktu baru mulai bekerja.

"kenapa pak Bayu manggil kamu?" tanya Chandra, dia masih duduk dengan punggung yang bersandar pada tembok.

"Biasa mas, ada sedikit komplain dari pelanggan" Cia ikut duduk di sebelah Chandra.

"memang apa yang kamu lakukan pada mereka?" Chandra duduk sedikit menyerong untuk menghadap pada Cia.

"tidak ada, aku tidak pernah bersikap buruk pada pelanggan, meskipun kesa, aku hanya diam menahannya. Paling nanti aku ghibah in sama Riko kalau kita ketemu di luar jam kerja. Kadang juga Cia cerita sama kak Nina" jelas Cia.

"lagi pula ini terlalu aneh mas. Apa iya orang komplain bisa sampai tiga orang bersamaan di waktu yang sama juga? Foto yang mereka sertakan juga dari posisi yang hampir sama juga. Kan aneh" lanjut Cia lagi. Dia bisa mengatakan itu fitnah karena memang ada beberapa hal yang janggal.

"selama kamu tidak salah, tidak perlu takut. Mas yang akan membantumu nanti" hibur Chandra. Pria itu mengelus kepala Cia dengan lembut.

"Rambutmu sudah semakan panjang" katanya lagi, Chandra menatap rambut Cia yang di gelung dengan sangat rapi.

Dulu rambut Cia sebahu hingga hanya di kuncir sebisanya. Tapi sekarang, rambut itu sudah bisa di gelung dengan rapi. Tusuk konde bunga yang di gunakan Cia untuk membuat gelungannya semakin kencang juga menambah kesan indah saat di pandang.

"iya mas, dan ini lebih baik, karena saat di gelung seperri ini jadi lebih rapih dan nyaman. Ayok pulang mas" Cia berdiri menarik pergelangan tangan Chandra untuk segera pulang karena adzan maghrib sudah berkumandang.

"Gimana dengan Zara mas?" Sudah beberapa hari, tapi Chandra tidak mengatakan apapun selama mereka pulang pergi bersama saat kerja.

"Tidak jadi pindah sekolah. Hanya pindah kelas saja karena Zara nggak mau beradaptasi lagi dengan orang baru. Tapi asal kamu tau aja Ci, aku sampai punya nomor semua guru yang mengajar di kelasnya untuk bertanya setiap waktu. Mas juga hafal sama jadwal pelajarannya, jadi lebih mudah saat bertanya"

"masih di antar jemput sama supir mas?" tanya Cia.

"tidak Ci, kita semua gantian untuk melakukannya. Siapa yang ada waktu luang, dia yang berangkat. Lebih sering papa sih"

"Syukurlah, Zara masih muda, jadi perlu di arahkan pelan-pelan. Jangan memaksanya atau memarahinya dengan berlebihan mas" Cia menatap Chandra dengan tajam.

Chandra tersenyum, dia mencubit pipi Cia dengan gemas.

Keduanya berjalan tanpa obrolan setelahnya. Cia melambaikan tangannya pada Chandra saat sampai di depan kos Chandra dan dia berjalan ke arah kosnya. Chandra membalas lambaian tangan Cia.

Setelah mandi dan sholat. Cia merebahkan dirinya di atas kasur, otak kecilnya sedang memikirkan banyak hal. Dia dan Chandra menjadi semakin dekat, tapi Cia masih menyimpan perasaan tidak pantas. Keluarga Chandra kaya raya, meskipun mereka menerima Cia layaknya keluarga sendiri. Tetap saja Cia merasa lancang jika harus berhubungan lebih jauh dengan Chandra. Tapi, dia merasa nyaman dan aman saat bersama pria itu.

"Sudahlah, kita jalani saja dulu" monolog Cia setelah memikirkan banyak hal. Jika memang berjodoh, jalan kita akan di mudahkan untuk bersamanya.

.

.

Keesokan harinya. Cia bekerja dengan baik dan hati-hati, dia harus waspada dan mengingat wajah setiap pelanggan yang dia layani.

Mita menatap Cia dengan pandangan penuh kebencian. Cia yang menerima tatapan iyu hanya berfikir, kok bisa membenci seseorang tanpa alasan seperti itu.

"bangko?" panggil Cia pada Riko yang masih berjalan ke arahnya dengan lambat.

"kenapa Ci? Ada apa kemarin?" Riko bertanya tentang panggil pak Bayu kemarin.

"bangko jawab ya, kenapa ada orang yang bisa membenci orang lain tanpa alasan ya?" Cia tak menjawab pertanyaan Riko, dan malah bertanya balik.

"itu namanya dia iri Ci. Jadi saat seseorang memutuskan membenci seseorang pasti ada alasannya. Entah kamu yang menyakiti mereka, atau mereka yang tidak suka dengan apa yang kamu lakukan dan dapatkan" saat bijak seperti ini, bahasa Indonesia Riko jadi baik karena tak menggunakan lo gue lagi.

"terus abang lihat deh sih Mita. Kan mas Chandra yang mendekati Cia, kenapa yang di benci malah Cia?" Riko menatap Mita setelah Cia menyuruhnya.

"kan udah di bilang dia iri Ci. Jadi biarkan saja manusia aneh itu melakukan apapun yang dia suka. Jika nanti dia membuatmu dalam masalah, banya yang akan maju untuk membantumu" Riko dan Cia duduk berdampingan. Mata Riko menatap Mita dengan tajam saat perempuan itu menatap mereka dengan aura kebencian. Cia lupa jika Riko juga musuh Mita.

Hari itu tidak ada masalah yang di timbulkan oleh Mita. Tapi saat melihat jadwal untuk senin depan yang tertera di group Restoran malam hari itu membuat Cia syok. Dia mendapat shift pagi lagi bersama orang-orang baru, karyawan yang selalu berbeda shift dengannya, sekarang jadi satu shift. Jadwal yang benar-benar berubah. Apalagi dengan adanya Mita bersamanya di shift itu. Berbeda dengan Chandra yang hanya tersenyum kecil melihat jadwal di ponselnya.

.

.

...****************...

1
Difani Roni
ceritanya sangat menarik
Camila Llajaruna Cornejo
Sudah berapa lama nih thor? Aku rindu sama ceritanya
Ningxi
terima kasih
Miu miu
Aku sempet nggak percaya sama akhir ceritanya, tapi bener-bener bikin terkagum-kagum.💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!