Menikah karena wasiat, itulah yang di alami Clea. ia terpaksa menikah dengan Renei Suprapto, pria tampan, mapan dan matang dan juga suami orang. Margareth istri Renei yang menginginkan pernikahan itu terjadi karena ia sedang sakit keras. Margareth tidak ingin sepeninggal dirinya Renei kesepian karena itu ia menjodohkan suaminya dengan Clea gadis berusia dua puluh tahun yang tak lain adalah petugas terapis Margareth selama sakit.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nur danovar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 22 Intim
"Apa? tidur bersama mas?"
"Kenapa? kau menolak?!"
"Bukan begitu mas hanya...."
Clea mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. ia baru menyadari jika semua berubah dan tampak berbeda. cat dinding, gorden, lampu, ranjang, meja rias dan semua hiasan di kamar itu baru. foto pernikahan Renei dan Margareth juga di ganti foto pernikahan Clea dan Renei.
Mata Clea berkaca-kaca menatap Renei yang berdiri di hadapannya dengan santai memasukan kedua tangannya kedalam saku celana.
Clea pasti tahu tidak mudah bagi Renei melupakan kenangannya bersama Margareth tapi Renei rela menyingkirkan kenangan itu demi Clea.
Demi aku kah semua ini mas? atau hanya aku yang ke GR-an saja?
Renei berjalan ke meja rias, ia membuka laci dan mengeluarkan perlengkapan p3k. dengaan sebelah kakinya Renei menarik kursi di depan meja rias. ia duduk dan meraih perlahan kaki Clea meletakkannya di atas pangkuan Renei.
Clea yang merasa canggung hanya terdiam memandangi Renei dengan tatapan tidak percaya. sementara Renei ia fokus mengganti perban di kaki Clea.
"Mas, bicaralah sesuatu?" kata Clea tidak tahan Kedang kebisuan Renei.
"Apa yang ingin kau dengar?" tanya Renei tanpa memandang Clea. ia meraih gunting kecil lalu memotong sisa perban dengan gunting.
"Apa ini nyata? bukan mimpi?"
Renei telah selesai mengganti perban ia menurunkan perlahan kaki Clea lalu dengan sepasang bola mata coklatnya ia menatap istrinya.
"Kau istriku, masih muda, cantik dan setia padaku selama dua tahun meski aku kasar padamu. aku rasa kau layak untuk di cintai. meski aku tidak tahu aku benar-benar mencintai mu atau hanya...." Renei menghentikan ucapannya takut melukai hati Clea.
Clea mengangguk sembari menangis haru, tidak apa Renei tidak mencintainya asal pria itu bisa menerimanya.
Cukup aku yang mencintai mu saja mas,
"Apa akan terasa aneh kalau kita berpelukan?" tanya Renei.
Clea tersenyum ia memeluk Renei untuk pertama kalinya. terasa nyaman dan hangat bersandar didada bidang suaminya. rasanya damai dan sulit di gambarkan oleh kata-kata. Clea mendongak menatap wajah Renei ia berharap jika semua ini adalah mimpi maka ia tidak cepat terbangun.
Renei menunduk menatap sepasang mata indah Clea. ia baru menyadari jika gadis itu memiliki mata dan senyum yang indah. kecantikannya juga alami meski tanpa polesan makeup ia terlihat mempesona.
"Aku...akan memberi mu kejutan setelah ini" kata Renei malu-malu.
Clea tersenyum, wajahnya memerah pikirannya jadi liar kesana kemari membayangkan jika kejutan itu adalah malam pertama mereka setelah dua tahun pernikahan.
***
Renei mengguyur tubuhnya di bawah shower. kedua lengannya bertumpu pada dinding di hadapannya. kepalanya menunduk merasakan air membelai rambut tebalnya.
Jantung Renei bergetar, ia serasa pengantin baru yang akan menjalani malam pertama dengan pasangannya. padahal jam terbang Renei untuk itu tak perlu di ragukan lagi. tapi masih saja ia merasa nervous menghadapi Clea nanti.
Seharusnya aku mabuk saja biar lebih mudah dan aku juga tidak akan nervous. tapi itu tidak gentle sekali!
Batin Renei berkecamuk, ia menyambar handuk putih bersih dan melilitkannya di pinggang. Renei berjalan santai keluar dari kamar mandi sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil.
Renei melirik Clea yang bersandar bantal sembari membaca buku di atas ranjang. Renei cepat mengenakan kaos dan celana pendeknya. ia berjalan menghampiri Clea merebut buku dari tangan Clea dan melemparnya entah kemana.
Renei naik keatas ranjang mengungkung tubuh Clea. ia mendekatkan wajahnya dan menghimpit tubuh kecil Clea di bawahnya. Aroma segar dan wangi tercium memabukan Indra penciuman Clea. di tambah Renei terlihat tampan sekali dari jarak dekat.
Tangan Renei bergerak ke ada sebelah kiri Clea meraba detak jantung gadis itu. ia juga menggenggam tangan Clea yang terasa begitu dingin.
"Kau takut padaku?" gumam Renei sembari menenggelamkan wajahnya ke dalam ceruk leher Clea. bibirnya menjelajahi leher Clea membuat Clea seperti orang kesetrum.
Clea mememejamkan matanya saat bibir Renei menyentuh lembut bibirnya. Renei begitu lebut dan piawai memperlakukan Clea. lama kelamaan ketegangan Clea berubah menjadi gairah.
Renei melepas ciumannya menatap wajah Clea yang semburat memerah. Renei tersenyum menang, tidak ada alasan untuk menunda lagi. malam ini ia akan melakukannya dengan baik hingga membuat Clea tidak bisa berpaling darinya.
Bersambung ke letupan gairah berikutnya.....