Raisa terpaksa menikah dengan Adam, bodyguard dari Papanya sendiri, karena insiden di satu malam yang telah di rencanakan pesaing partai Papanya.
Posisi Papanya yang menjadi orang momor satu dari sebuah partai politik membuat Raisa terpaksa menerima pernikahan yang sama sekali tidak pernah ia inginkan itu demi menyelamatkan Papanya juga nama baiknya sendiri karena foto-foto vulgarnya itu telah di sebar luaskan oleh orang tak di kenal.
Namun bagaimana Raisa yang keras kepala dan sombong itu menerima Adam sebagai suaminya sedangkan Raisa sendiri selalu menganggap Adam hanyalah penjilat dan pria yang mengincar harta Papanya saja.
Rasa bencinya pada Adam itu tanpa sadar telah menyakiti hati pria yang menurutnya kaku dan menyebalkan itu.
Bagaimana juga Raisa berperang melawan hatinya yang mulai tertarik dengan sosok Adam setelah berbagai kebencian ia taburkan untuk pria itu??
mari ikuti perjalanan cinta Raisa dan Adam ya readersss...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Merendahkan diri
"Maksud Papa apa bicara kebohongan di depan wartawan?? Kenapa nggak jujur aja kalau kita di jebak?? Bukti cctv kan ada" Raisa langsung menyerang Papanya saat merkea bertiga tiba di ruangan Satya yang kini menjadi milik Adam.
"Kamu pikir, mereka akan percaya dengan itu?? Tidak selamanya kejujuran itu bisa di terima Sa. Mereka justru akan menuduh Papa menyebar fitnah untuk menjatuhkan lawan. Pikiran kamu belum sampai ke sana Sa. Jadi kamu nggak bakalan ngerti maksud Papa sama Adam"
Raisa mendengus karena diremehkan oleh Papanya sendiri. Mentang-mentang dia baru lulus kuliah dan belum mengerti tentang persaingan di dunia luar.
"Lo juga!! Ngapain lo ngarang cerita kaya gitu?? Lo nggak mikir kalau mereka bakalan menganggap lo sebagai penjahat k*lamin?? Emang nggak ada cerita yang lain gitu?? Kenapa harus merendahkan diri di hadapan orang kaya gitu??"
Raisa masih marah dengan apa yang Adam lakukan tadi. Menang maksud pria itu untuk melindungi Raisa dan Papanya. Namun tidak harus dengan cerita yang sangat bertolak belakang itu.
"Memangnya kenapa?? Memang aku sudah rendah di mata mu dari dulu kan??" Sahut Adam langsung menohok hati Raisa.
"Serah lo lah, gue nggak peduli!!" Raisa menjatuhkan dirinya di sofa. Masih kesal dengan kedua orang yang pikirannya sejalan itu.
Tok..tok..tok..
"Pak Adam, sudah di tunggu di ruang meeting"
Raisa menoleh pada seorang wanita yang baru masuk itu. Wanita yang Raisa tebak sebagai sekretaris Adam, yaitu Gaby.
Wanita yang terlihat begitu dewasa berambut sebahu dengan beberapa bagian tubuhnya yang padat dan berisi.
"Saya segera ke sana"
"Baik Pak, permisi Pak Satya, Bu Raisa"
Gaby keluar lebih dulu tanpa menunggu Adam yang sedang mengambil beberapa barangnya.
"Aku meeting dulu Pa" Satya hanya mengangguk menanggapi Adam.
"Kali ini kamu nggak udah ikut meeting dulu. Kamu di sini aja, nanti aku jelasin apa saja pekerjaan kamu setelah selesai meeting ya" Ucap Adam pada Raisa.
"Bisa lembut juga ternyata. Tapi kenapa dia tiba-tiba berubah kaya gitu?? Biasanya juga kaku, sok dingin, songongnya minta ampun" Raisa heran dengan perubahan Adam yang tiba-tiba.
"Hemm" Sahut Raisa malah asik memainkan kukunya tanpa sudi menatap suami tampannya itu.
"Kamu lihat sendiri kan Sa?? Bagaimana Adam berusaha melindungi kita?? Dia sampai rela membuang rasa malunya demi kita" Satya membuka suaranya saat Adam sudah benar-benar pergi dari ruangannya.
"Baisa aja kali Pa, emang sudah kewajibannya kaya gitu kan?? Dia kan bodyguard Papa, jadi Papa nggak susah lebay deh" Raisa terus menyangkal meski sebenarnya dia juga merasa tak setuju dengan tindakan Adam tadi.
"Sampai kapan mau seperti ini terus Sa. Sekarang dia suami kamu. Belajarlah menjadi istri yang baik, hargai dia sebagai suami kamu. Papa nggak mungkin salah menilai Adam, dia yang terbaik untuk kamu Sa. Percaya sama Papa"
Kali ini Raisa hanya diam. Dia berperang melawan perasaannya sendiri. Belum lagu otaknya yang terus ikut campur.
Harus menghadapi maslaah sebesar tanpa pernah ia bayangkan sama sekali sebenarnya membuat Raisa cukup terpukul.
Dia sendiri bahkan tak di beri kesempatan untuk menolak atau untuk memikirkan cara lain supaya terhindar dari masalah kedua yang harus dia hadapi.
Ingin rasanya Raisa menangis histeris atau berteriak sekencang mungkin untuk melupakan segara perasaannya. Marah, sedih, kecewa, kehilangan, tak akan ada perasaan yang lebih sakit lagi menurut Raisa jika semua itu di gabung menjadi satu.
Tapi semua itu tidak ada gunanya, percuma Raisa menangisi nasibnya itu. Percuma juga Raisa harus berteriak seperti orang gila karena pada akhirnya dia akan berakhir di satu solusi yang sama. Dimana dia harus mengikuti peringatan yang sudah di tetapkan Papanya.
Dia memang bahagia lahir menjadi anak kedua orang tuanya. Penuh kasih sayang meski hanya dapat merasakan kasih sayang dari Mamanya sampai umur sepuluh tahun saja. Harta yang berlimpah ruah tak akan habis sampai tujuh turunan. Tapi siapa sangka Raisa merasa terpenjara, dia tak pernah bisa berbuat sesuka hatinya. Setiap pergerakannya selalu saja menjadi pusat perhatian banyak orang, mengingat siapa Papanya.
"Papa pergi dulu. Papa harap kamu bisa merenungkan apa yang harus kamu lakukan setelah ini Sa. Kamu sudah cukup dewasa untuk memahami status mu saat ini" Satya pergi dari ruangan itu di ikuti dua orang bodyguard yang sejak tadi menunggunya di luar ruangan Adam.
Raisa masih duduk terdiam dengan pandangan lurus menatap name desk yang terbuat dari kaca bertuliskan Adam Lesmana dengan gelar Magister Teknik Industri.
"Pinter juga ternyata" Gumam Raisa.
Ting..
Notifikasi ponselnya mulai menyadarkan Raisa. Puluhan pesan bahkan langsung membanjiri akun-akun media sosialnya.
Raisa sudah menebak pasti hasil dari konferensi pers tadi sudah keluar dan mendapatkan berbagai tanggapan dari netizen. Raisa pun sudah siap dengan semua bentuk hujatan yang akan kembali ia terima.
📥 Stevi
"Gila Sa, Mas Adam cool banget. Kalau lo nggak mau, kasih gue aja. Gue siap menampung Mas Adam dengan senang hati.
📤
"Bawa aja, gue nggak minat!!"
📥 Stevi
"Beneran ya?? Jangan nyesel lo!! Suami ganteng kaya gitu masa nggak mau. Lihat video yang agak nggak jelas itu aja udah ngiler sama badannya yang bagus. Apalagi beneran jadi istrinya. Bakalan gue kurung di kamar terus"
📥
"Mending makan sono. Otak lo suka nggak waras kalau laper"
📥 Stevi
"Bilang aja nggak rela"
📤
"Najis!!"
"Kenapa sih pada tergila-gila sama dia?? Muka juga nggak ada bagus-bagusnya" Kesal Raisa.
📥Fany
"Fix gue jatuh cinta sama suami ko Sa"
📤
"Lo kenapa Fan?? Kurang sajen??"
📥 Fany
"Kalau lo nggak mau sama Mas Adam, bisa di hibah ke gue"
Raisa terheran-heran kenapa kedua sahabatnya itu begitu menggilai Adam.
📤
"Ambil sendiri sono"
📥Fany
Awas lo nangis-nangis karena nyesel"
"Cih, nggak akan. Apa.nagsunya punya suami kaya dia. Udah, kere, kaku, sombong, sok cuek!!"
"Hemm!!!"
Buku kuduk Raisa langsung tersedia karena mendengar suara orang yang sedang di cibirnya.