NovelToon NovelToon
TABIB KELANA 2

TABIB KELANA 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Spiritual / Matabatin
Popularitas:25.7k
Nilai: 5
Nama Author: Muhammad Ali

Buku ini adalah lanjutan dari buku Tabib Kelana.
Menceritakan perjalanan hidup Mumu yang mengabadikan hidupnya untuk menolong sesama dengan ilmu pengobatannya yang unik.
Setelah menikah dengan Erna akan kah rumah tangga mereka akan bahagia tanpa ada onak dan duri dalam membangun mahligai rumah tangga?
Bagai mana dengan Wulan? Apa kah dia tetap akan menjauh dari Mumu?
Bagai mana dengan kehadiran Purnama? Akan kah dia mempengaruhi kehidupan rumah tangga Mumu.
Banyak orang yang tidak senang dengan Mumu karena dia suka menolong orang lain baik menggunakan ilmu pengobatannya atau menggunakan tinjunya.
Mumu sering diserang baik secara langsung mau pun tidak langsung. Baik menggunakan fisik, jabatan dan kekuasaan mau pun melalui serangan ilmu yang tak kasat mata.
Akan kah hal tersebut membuat Mumu berputus asa dalam menolong orang yang membutuhkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Ali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Diabaikan

Sepulang dari kantor, Erna masih teringat obrolannya dengan Purnama yang dia kenal sebagai Dara.

Di rumah, Mumu sudah pulang lebih awal hari itu, dan ia menyapa Erna dengan senyum mesra. "Bagai mana keadaan mu, Nda? Penat tak hari ini?"

Erna tersenyum kecil, tapi kali ini ada sesuatu yang berbeda. Pikiran-pikiran yang ditanamkan Purnama membuatnya mulai memandang Mumu dengan kacamata berbeda.

Bukannya menjawab dengan antusias, dia hanya berkata, "Biasa saja, Yah."

Mumu merasakan ada yang aneh, tapi memilih tidak bertanya lebih jauh. Ia mengira mungkin Erna hanya lelah.

Namun, Purnama sudah berhasil membuka celah kecil dalam hubungan mereka.

Saat malam harinya, Erna langsung tidur tanpa terlalu memperhatikan Mumu.

Hal yang tak pernah dia lakukan sebelumnya.

Mumu sempat heran, namun ia beranggapan mungkin Erna sedang lelah atau bisa jadi karena bawaan orang yang lagi hamil.

Mumu duduk di sebelah ranjang, memperhatikan tubuh Erna yang terbaring dengan mata tertutup rapat.

Meskipun tampak seolah-olah sedang tidur, napas Erna terlalu teratur, terlalu dikendalikan.

Mumu tahu betul, Erna tidak benar-benar tidur.

Ia menaruh tangannya dengan lembut di bahu Erna, sedikit memijatnya sebelum berbicara dengan suara rendah.

"Penat ya, Nda?" Tanya Mumu pelan.

Erna tidak merespons. Tidak ada gerakan, tidak ada suara. Tetap kaku seperti patung, seolah-olah dia benar-benar tidur.

Mumu menghela napas perlahan. Ia mulai mengurut pelan punggung Erna untuk menghilangkan rasa lelah yang mungkin Erna rasakan.

Mumu juga menyalurkan sedikit kekuatan spiritualnya. Energi yang mengalir dari tangannya tak hanya untuk menyegarkan tubuh Erna, tetapi juga untuk memastikan bahwa bayi di dalam kandungan tetap sehat.

...****************...

Di bawah pengobatan Mumu, Raka akhirnya sembuh total. Setelah sekian lama menderita cedera parah, dia kini bisa menjalani hidupnya seperti biasa.

Keluarganya sangat bersyukur atas kesembuhan Raka dan tak henti-hentinya memuji Mumu yang dianggap sebagai penyelamat mereka.

Raka yang dulu hampir kehilangan harapan, sekarang bisa kembali bekerja sebagai tenaga honorer di sebuah instansi pemerintah.

Perlahan hidupnya kembali stabil. Namun, di balik kesembuhan Raka, ada sosok yang terlupakan, yaitu Nurul.

Dia yang selama ini setia berada di samping Raka, merawat dan mendampinginya saat Raka dalam kondisi terburuk.

Nurul telah berkorban banyak, tetapi semakin hari, dia merasa semakin terabaikan.

Keluarga Raka, yang dulu begitu berterima kasih pada Nurul, mulai melupakannya.

Mereka lebih sibuk merayakan kesembuhan Raka dan membangun kembali kehidupan mereka yang sempat kacau.

Nurul, yang tadinya selalu diajak untuk makan bersama di rumah mereka, kini jarang diundang lagi.

Hanya sesekali saja mereka mengucapkan terima kasih padanya, dan itu pun semakin singkat, seakan menjadi formalitas belaka.

Nurul, yang semula bersabar, mulai merasakan kesepian. Harapannya untuk bisa bersama Raka perlahan pudar.

Sakit di hatinya semakin parah ketika Raka juga mulai berubah. Hubungan mereka yang dulu erat, kini terasa dingin.

Raka lebih sering sibuk dengan berbagai hal dan jarang mengajak Nurul bicara.

Bahkan saat mereka bertemu, Raka tampak tergesa-gesa, seolah ingin segera pergi.

Suatu sore, Nurul datang ke rumah Raka, berharap bisa mengobrol seperti biasa.

Namun, saat dia tiba di depan pintu, dia melihat sosok yang tak pernah disangkanya akan muncul lagi.

Nadya, wanita yang dulu pernah memutuskan Raka, kini berdiri di sana.

Anehnya keluarga Raka menyambutnya dengan ramah, seolah Nadya adalah tamu istimewa.

Nurul berdiri kaku, menatap dari kejauhan. Hatinya seakan runtuh melihat pemandangan itu.

Nadya tersenyum hangat, berbicara dengan Ayah dan Ibu Raka seolah mereka sudah lama dekat.

Keluarga Raka tampak begitu bahagia dengan kehadiran Nadya, dan tak satu pun dari mereka menyadari keberadaan Nurul di depan pintu rumah.

Dengan langkah perlahan, Nurul mundur. Dia tak ingin mengganggu, meskipun hatinya perih.

Saat itu, dia sadar bahwa mungkin dirinya tak lagi berarti bagi Raka dan keluarganya.

Hari-hari berikutnya, Nurul semakin menjauh dari kehidupan Raka. Dia mencoba menyibukkan dirinya dengan pekerjaan, tetapi hatinya masih terikat pada kenangan tentang Raka.

Setiap kali dia mencoba melupakan, rasa sakit itu kembali muncul.

Sementara itu, Raka dan Nadya semakin sering terlihat bersama. Nadya bahkan beberapa kali datang ke rumah Raka, membuat hubungan mereka kembali erat.

Yang paling menyakitkan bagi Nurul adalah kenyataan bahwa Raka tampaknya tak lagi mengingat apa yang Nadya dan keluarganya pernah lakukan padanya.

Raka telah melupakan bahwa orang suruhan Ayah Nadya lah yang memukulnya hingga babak belur, meninggalkannya dalam kondisi yang begitu mengenaskan.

Namun, bagi Raka yang sudah sembuh, semua itu tampaknya hilang bersama luka fisiknya.

Dia lebih memilih untuk mengejar kembali cintanya yang lama, Nadya, meskipun Nadya dulu yang memutuskan hubungan mereka.

Suatu hari, Nurul mencoba untuk berbicara dengan Raka.

Dia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka.

Di sebuah kafe kecil, Nurul menunggu Raka datang. Saat Raka tiba, dia duduk dengan senyum kecil, tetapi tatapannya terasa jauh.

“Raka, aku ingin berbicara." Ucap Nurul perlahan.

“Aku merasa ada yang berubah. Kamu semakin jauh, dan aku... aku tidak tahu apa yang terjadi.”

Raka menghela napas panjang. Dia tampak ragu sejenak sebelum akhirnya berbicara.

“Nurul, aku tahu kamu sudah banyak berkorban untukku. Aku berterima kasih untuk semua yang kamu lakukan, tapi...,” Raka berhenti sejenak, menghindari tatapan Nurul.

“Aku masih punya perasaan untuk Nadya.”

Perkataan itu menusuk hati Nurul. Dia mencoba menahan air matanya yang mulai menggenang.

“Tapi, Nadya yang meninggalkanmu dulu. Bahkan, dia...”

“Aku tahu...” Potong Raka cepat.

“Tapi, aku tidak bisa menghilangkan perasaanku untuk dia. Apa yang terjadi di masa lalu... itu sudah berlalu. Aku ingin memberinya kesempatan lagi.”

Nurul terdiam. Dalam hatinya, dia ingin berteriak, mengingatkan Raka tentang semua yang telah terjadi, tentang bagaimana Nadya dan ayahnya telah menghancurkan hidup Raka.

Namun, dia tahu bahwa itu tidak akan mengubah apa pun. Raka sudah membuat keputusannya.

“Aku hanya berharap kamu bisa mengerti, Nurul."

"Aku tidak ingin menyakitimu, tapi aku juga tidak bisa memaksakan diriku untuk merasa sesuatu yang tidak ada lagi.”

Air mata yang ditahan Nurul akhirnya jatuh. Dia mengangguk pelan, meskipun hatinya terasa hancur.

“Aku mengerti, Raka.” Ucap Nurul lirih.

“Aku hanya berharap kamu bahagia.”

Raka tersenyum samar, lalu berdiri dari kursinya. Dia menatap Nurul sejenak sebelum pergi, meninggalkan Nurul sendirian di meja kafe itu.

Setelah pertemuan itu, Nurul benar-benar menjauh. Dia menghapus nomor Raka dari ponselnya, berhenti mengunjungi rumahnya, dan mencoba melanjutkan hidupnya meski sangat sulit.

Sementara itu, Raka dan Nadya semakin dekat. Mereka kembali merajut hubungan seperti dulu, seolah-olah tidak pernah ada luka di antara mereka.

Nurul hanya bisa melihat dari kejauhan, tanpa lagi ada harapan. Dia menyadari bahwa terkadang, cinta yang tulus tak selalu mendapat balasan.

Meski dia telah memberikan segalanya untuk Raka, pada akhirnya, yang tertinggal hanyalah kenangan dan rasa sakit.

Dan dalam sepi, Nurul perlahan belajar menerima bahwa mungkin bukan Raka yang ditakdirkan untuknya.

Meski hati ini patah, dia tahu bahwa hidup harus terus berjalan, walaupun tanpa sosok yang pernah dia cintai dengan sepenuh hati.

1
Diana Dwiari
kog rata2 ortu dr wanita-wanita di novel ini membolehkan anaknya jadi istri ke sekian ato pelakor Mumu...pdhl kn harusnya ortu melarang krna akan menyakiti pihak lain
AbhiAgam Al Kautsar
wah mantapp kali
Azmi Ramadhan
cerita yg menarik
Naga Hitam
revisi ulang bang
Naga Hitam
Purnama
Leni Agustina
mantap thor
... Silent Readers
👣👣👣👣👣
Susilo Brama Yumbara Esbeye
buat cacat ja lgi si purnama biar kapok mumu...
lizah meon
dalam hidup ini masalah perlu diselesaikan dgn sabar dan kepala yg dingin..
Azril Parmen
ok
🍄NOFA🍄
akhirnya terselesaikan
Andre Oetomo
keren
Ajna dillah
kirimkan ke istri kamu mu biyar semua jadi jelas
Ajna dillah
ah langsung tancepin aja jarum di saraf biyar lumuh
... Silent Readers
🐾🐾🐾🐾🐾
🍄NOFA🍄
cerdas mumu
🍄NOFA🍄
ayahmu meninggal karena keangkuhannya sendiri
AbhiAgam Al Kautsar
naaah tuuh
Leni Agustina
purnama akan mendapatkan ''imbalan" yg setimpal dengan apa yg telah iya lakukan.hajab lah kau nanti purnama😃😃😃
Naga Hitam
memang bukan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!