Siapa sangka, Veyra yang terkenal sebagai badgirl di SMA nya bisa menjadi ibu di usia muda. Bahkan teman-temannya pun tidak mempercayai hal itu. Di usia nya yang masih sangat muda, bukan mudah untuk menjalani hari-hari nya dengan kehadiran baby secara tiba-tiba. Veyra harus merubah masa mudanya yang harusnya bersenang-senang menjadi seorang ibu yang mengurus anaknya dengan kasih dan sayang dan menjadi CEO perusahaan yang rumit baginya. Akankah Veyra hamil di luar nikah? Lalu siapakah yang menghamilinya? Ataukah ada faktor lain yang menjadi penyebab Vee harus menjadi ibu di usia muda? Yukk langsung baca aja ceritanya✨ Happy readingg!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MayyChy-, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Twenty : Keributan
Veyra berjalan menyusuri koridor sekolah bersama Alin. Kebetulan Alin ikut berangkat bersama Risky dan juga Veyra. Mereka terlihat sedang berbincang-bincang.
"Jadi lo itu pacarnya Risky ya?" tuding Karin menghadang jalan mereka. Terdapat juga Diana yang sudah berdiri di belakang Karin.
"Udah deh Kar, gak usah di bahas lagi" Alin berusaha melerai agar tidak terjadi keributan.
"Alah lo diem aja deh Lin! Gue gak punya urusan sama lo. Gue punya urusannya nya sama dia nih! Si Jalang!" ucap Karin pedas seraya menunjuk tepat di depan wajah Veyra.
"..." tidak ada jawaban dari Veyra.
"Ck, kenapa lo takut sama gue?" tantang Karin.
"Gue gak pernah takut sama siapa pun. Lo pikir lo tuhan yang harus gue takutin?!" ucap Veyra datar.
"Dasar lo ya!" Karin menjambak rambut Veyra.
"ANJING! SAKIT BEGO!" gantian Veyra menjambak rambut Karin.
"Awwwww!" Karin memekik kesakitan.
Siswa-siswi pun datang untuk menonton drama ini. Mereka sudah mengerubung di tempat kejadian perkara (TKP). Begitupun dengan Shyiren, Chika dan Wanda mereka datang dengan setengah berlari ke arah Veyra. Diana hanya tersenyum puas melihat kejadian di depannya itu.
"Heh! Maksud lo apa pengaruhi Karin kaya gitu?" Alin mendekat ke arah Diana yang terlihat bahagia.
"Apa lo bilang? Gue yang pengaruhi dia?" Diana tertawa sumbang.
"Lo tu emang budeg ya! Rasain nih!" Alin menarik rambut Diana keras sama seperti yang dilakukan oleh Karin terhadap Veyra.
Diana tak mau kalah dia juga menarik rambut Alin keras. "Resek ya lo!"
Keempat siswi ini melancarkan aksinya cukup lama. Tidak ada yang berani melerai mereka. Hingga akhirnya Shyiren datang bersama dengan Bu Aini si BK killer.
""BER-HEN-TIIIII!!!!" teriak Bu Aini menggelegar di seluruh sekolah membuat siapa pun yang mendengar nya akan menutup telinga.
Keempat gadis itu akhirnya berhenti melakukan aksinya dengan fashion yang sudah acak-acak an. Akibat ulah mereka ini, mereka berakhir di ruang BK.
Ruang Bimbingan Konseling
"Jadi siapa diantara kalian yang akan menjelaskan?" Bu Aini berjalan mondar-mandir dengan penggaris kayu ala guru di tangannya.
"..." mereka semua terdiam.
"JAWAB!!" bentak Bu Aini.
"Karin mulai duluan Bu" ucap Alin.
"Enak aja gue! Diana noh!" sewot Karin.
"Kok jadi gue sih? Veyra tuh!" lempar Diana.
"Lo berdua yang mulai!" ucap Veyra datar.
"Kok jadi gue?!" tanya Karin.
"Kenapa gue juga dibawa-bawa?" sahut Diana.
"DIAM!!!"
"Katanya tadi suruh jelasin" sindir Veyra.
"Ibu pusing punya siswi macam kalian! Ibu akan memberi hukuman untuk kalian semua!"
"Loh gak bisa gitu dong Bu, Karin sama Diana yang mulai" ucap Alin tak terima.
"Enggak bu! Alin sama Veyra duluan yang mulai" bela Diana.
"Sialan lo!" sahut Veyra.
"Apa lo?" Diana melotot.
"DIAM! Kalian ini senior disini. Seharusnya kalian mencontohkan hal-hal baik untuk adik kelas kalian. Terutama kamu Diana! Kamu ini ketua osis disini, jadi jangan main-main kamu!"
"Kok jadi saya sih Bu? Saya enggak ngapa-ngapain. Alin duluan yang mulai bu" protes Diana.
"Diana, Diam kamu! Bukan ini yang saya harapkan dari kamu. Saya memilih kamu sebagai ketua osis agar kamu bisa bersikap tanggung jawab. Saya kecewa sama kamu Diana!"
"Haha! Mampus lo, emang enak!" ucap Veyra dengan nada mengejek.
"Awas ya lo!"
"Sudah! Ibu hukum kalian hormat pada bendera merah putih sampai bel pulang berbunyi!"
"TAPI BU-" jawab mereka serempak.
"Enggak ada tapi-tapi an atau kalian saya suruh jalan jongkok keliling gedung A dan gedung B? Mau?"
"ENGGAK!" jawab mereka kompak.
"Maka dari itu mulai dari sekarang kerjakan! Dan khusus buat kamu Diana, kamu ibu skors selama satu hari untuk memperbaiki diri. Paham kamu?"
"Paham bu"
"Ya sudah, kerjakan hukuman kalian!"
Satu...
Dua...
Ti...
Mereka segera berlari menuju tengah lapangan untuk melaksanakan hukuman. Ditengah panasnya terik matahari mereka harus melaksanakan hukuman hormat di bawah tiang bendera. Itulah konsekuensi untuk manusia-manusia biang onar seperti mereka.
"Puas kan lo lihat gue di skors?" tanya Diana pada Veyra di tengah hormatnya mereka pada sang merah putih.
"Jelas puas lah, gue bisa hilangin wajah lo di sekolah ini satu hari. Surga bagi gue tau gak!" ketus Veyra.
"Kenapa lo jadi cewek resek banget sih?!" Diana menyenggol lengan Veyra membuatnya terhuyung.
"Lo juga kenapa ngusik gue terus sih!" Veyra mendorong kedua bahu Diana.
"Eh lo denger ya, nggak usah belagu jadi cewek. Murahan kaya elo mah memang banyak yang naksir!" nyinyir Diana.
Plakk!
"Ups! Sorry ya, tangan gue nakal" Veyra menyeringai.
"Hih!" tangan Diana terangkat untuk menampar Veyra. Namun sebuah tangan mencekal tangannya, yaitu tangan Shyiren.
"Lepas!" protes Diana dan segera di lepaskan oleh Shyiren.
"Belum kapok juga ya lo Na! Belum puas lo terus-terusan nyakitin Vee? Belum puas lo terus-terusan ngusik hidupnya dia? Ha?"
"Bukan urusan lo ya Ren! Elo udah bukan patner gue lagi"
"Gue emang bukan patner lo lagi. Disini gue sebagai sahabat nya Vee gak akan pernah biarin lo nyentuh Vee barang sedikitpun. Inget lo!" tegas Shyiren.
"Lo berani ngancem gue? Iya?" Diana mendekat ke arah Shyiren, dengan segera Veyra menghadangnya.
"Lo jangan pernah sakiti sahabat gue. Gue gak pernah takut sama lo Diana! Gue tunggu permainan lo selanjutnya!" Veyra pergi diikuti oleh Alin dan Shyiren tak peduli bahwa dirinya kini sedang di hukum.
"Ren, seharusnya lo gak perlu belain gue di depan Diana kaya tadi" jelas Veyra.
"Apa salahnya sih Vee gue belain lo? Gue udah pernah kehasut sama omongannya Diana dan itu buat lo masuk rumah sakit akibat tusukan pisau. Semua itu gara-gara gue Vee"
"Gue gak pernah nyalahin lo Ren. Gue tau Diana itu licik. Sebenarnya lo nggak perlu takut gue terluka. Lo tau gue kuat kan? Lo pernah lihat gue mukul Dodi kan? Jadi lo tenang aja"
Shyiren tersenyum. "Gue bangga punya sahabat kaya lo Vee. Gue sayang sama lo" kemudian Ia memeluk Veyra.
"Gue juga sayang sama lo" Veyra segera membalas pelukan Shyiren.
Setelah insiden yang terjadi di area sekolah tadi, Veyra dkk memutuskan untuk cabut dari sekolah. Mereka pergi ke cafe untuk melepas penat di kepalanya.
Sudah cukup lama mereka tidak menghabiskan waktu bersama walaupun hanya sekedar hangout. Kesibukan Veyra membuat para sahabat nya selalu mengerti keadaannya. Beruntung Veyra mendapatkan sahabat seperti mereka, walaupun sempat ada perpecahan namun bisa kembali utuh. Itu semua tergantung kepercayaan dan sikap saling memaafkan satu sama lain.
Satu hal yang kalian harus tau, meminta maaf adalah hal yang sangat mudah, tetapi memaafkan lah hal yang paling sulit. Jadi cobalah untuk mengikhlaskan sesuatu yang sudah pernah terjadi, belajarlah untuk menjadi seseorang yang mudah memaafkan, walaupun itu sulit.
...----------------...
To be continued…