Aleena Salmaira Prasetyo adalah anak sulung dari keluarga Prasetyo. Dia harus selalu mengalah pada adiknya yang bernama Diana Alaika Prasetyo. Semua yang dimiliki Aleena harus dia relakan untuk sang adik, bahkan kekasih yang hendak menikah dengannya pun harus dia relakan untuk sang adik. "Aleena, bukankah kamu menyayangi Mama? Jika memang kamu sayang pada Mama dan adikmu, maka biarkan Diana menikah dengan Angga". "Biarkan saja mereka menikah. Sebagai gantinya, aku akan menikahimu"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan Citra Ke Kantor Aleen
"Selamat siang bu"
"Selamat siang"
Beberapa karyawan yang baru bertemu dengan Aleen menyapa ketika mereka saling berpapasan.
"Aku tidak bisa membawamu berkeliling, itu akan mengganggu karyawan lain, jadi kita langsung ke ruanganku saja"
Aleen bicara pada Citra ketika mereka sudah didal gedung.
"Iya, Kak. Tidak papa. Aku hanya ingin tahu kondisi kantor Kak Aleen saja"
Citra pun mengangguk setuju dengan senyum yang ramah. Mereka pun melanjutkan langkah mereka menuju ruangan Aleen.
"Bu, ada beberapa dokumen yang harus ditanda tangani sekarang"
Sekretaris Aleen memberitahu sebelum Aleen masuk keruangannya.
"Langsung bawa saja ke ruanganku"
Pinta Aleen dengan sikap yang elegan
"Baik, Bu"
Aleen pun langsung masuk ke ruangannya diikuti Citra berjalan dibelakang, sementara sekretarisnya menyiapkan dokumen yang diperlukan Aleen.
"Waah, Kak Aleen terlihat berbeda ya saat bekerja"
Aleen tidak menanggapi dan hanya tersenyum.
"Duduklah dulu. Aku masih harus bekerja. Tolong buatkan minuman untuknya"
"Baik bu"
Aleen mempersilahkan Citra duduk di sofa tamu, lalu meminta sekretarisnya membuatkan minuman untuknya. Setelah itu dia duduk di kursi kerjanya memeriksa dokumen yang harua dia tanda tangani.
Citra memperhatikan Aleen yang sedang bekerja lalu mengeluarkan ponselnya. Dia memotret Aleen yang sedang fokus dengan dokumen ditangannya.
Klik
Aleen menyadari kalau Citra telah memotretnya. Dia mengalihkan pandangan dari dokumen dan menatap wajah Citra.
"Kamu memotret apa?", tanya Aleen dengan sikapnya yang tenang.
"Tidak. Aku hanya mengambil foto Kak Aleen. Kak Aleen benar-benar terlihat berbeda saat bekerja"
Citra menjelaskan pada Aleen sambil tersenyum ceria lalu melihat hasil jepretannya sendiri. Dia terus tersenyum memperhatikan foto Aleen dan muncullah ide untuk mengirimkannya pada sang kakak.
"Bagaimana reaksi kak Angga jika aku mengirimkan foto kak Aleen padanya ya?"
Tanpa pikir panjang lagi, Citra langsung mengirimkannya pada Angga. Dia tidak tahu kalau saat ini Diana sedang bersamanya untuk membahas perihal acara pesta.
Tring
Angga langsung meraih ponselnya yang tergeletak diatas meja setelah mendengar ada pesan masuk.
Dia melihat layar ponsel dan langsung membukanya begitu tahu sang adik yang mengirimkan pesan.
"Pesan dari siapa?", tanya Diana begitu melihat Angga membuka ponselnya
"Citra"
Angga menanggapi dengan singkat dan kembali melihat isi pesannya. Dia terdiam menatap foto Aleen yang dikirimkan Citra padanya.
"Dia selalu serius saat sedang melakukan sesuatu"
Pikir Angga menatap foto Aleen.
Diana yang melihat Angga diam saja mulai penasaran dengan isi pesan yang dikirimkan oleh Citra pada sang kekasih. Diapun mendekati Angga dan melihat isi pesannya.
"Kenapa Citra mengirimkan foto kak Aleen? Apa mereka sedang bersama?"
Diana bertanya dengan dahi mengernyit heran dan nada yang sinis.
"Entahlah. Aku juga tidak mengerti. Abaikan saja. Apa lagi yang perlu kita persiapkan untuk nanti?"
Angga menanggapi Diana dengan sikap acuh tak acuh. Lalu kembali menanyakan perihal pertunangan untuk mengalihkan pembicaraan mereka.
Angga dan Diana pun melanjutkan perbincangan mereka meskipun sebenarnya pikiran mereka berisi hal lain.
"Apa maksudnya Citra mengirimkan foto Aleen padaku? Sepertinya mereka sedang bersama. Apa Aleen mengatakan sesuatu tentangku pada Citra? Ah tidak mungkin! Aleen bukanlah orang yang terbuka, mana mungkin dia mau membicarakan masalah perasaannya pada Angga.
"Kenapa Citra mengirim foto kak Aleen pada kak Angga? Apa dia sedang berusaha mempersatukan kembali mereka berdua? Ini tidak boleh terjadi. Aku tidak ingin semua usahaku sia-sia. Aku tidak akan pernah membiarkan mereka kembali bersama"
...****************...
Kembali ke kantor Aleen.
Citra terus berada dikantor Aleen hingga hampir jam pulang kerja. Aleen membiarkannya saja dan tetap fokus pada pekerjaannya.
Drrt drrt drrt
Ponsel Aleen berdering dan dia langsung tersenyum saat melihat nama yang tertera dilayar ponselnya
"Halo"
Aleen langsung menerima panggilan telepon itu.
"Halo. Apa kamu sudah selesai dengan pekerjaanmu?"
Dev menanggapi sapaan Aleen sebelum dia bertanya padanya.
"Hampir selesai. Lagipula sebentar lagi jam pulang kerja kan? Apa kamu sudah kembali ke kantor?"
Aleen menanggapi Dev sambil tersenyum manis. Citra pun terus memperhatikan ekspresi wajah Aleen saat dia bicara ditelepon.
"Ya, aku baru saja kembali. Ada yang harus aku periksa terlebih dahulu"
"Apa itu membutuhkan waktu lama?", tanya Aleen penasaran.
"Tidak akan lama, kamu bisa menungguku diparkiran", ujar Dev menanggapi dengan sikap yang tenang.
"Baiklah. Aku akan menunggumu"
Aleen langsung menutup panggilan teleponnya setelah selesai bicara
"Kak Aleen, apa kak Aleen sudah punya pacar lagi?", tanya Citra yang penasaran setelah melihat ekspresi wajah Aleen saat sedang menelepon.
"Tidak, aku tidak punya pacar"
Aleen menanggapi dengan sikap yang tenang disetai gelengan kepala perlahan.
"Oh, ku kira Kak Aleen baru saja bicara dengan pacar baru Kakak. Kakak terlihat sangat bahagia"
Citra tampak sangat penasaran dengan orang yang baru saja Aleen hubungi, namun Aleen tidak menanggapinya lagi. Dia hanya tersenyum dan kembali bekerja.
"Kak, apa Kakak mau aku antar pulang?Sepertinya sebentar lagi jam pulang kerja?", tanya Citra setelah melihat jam ditangannya.
"Tidak perlu. Aku akan pulang dengan orang lain"
Aleen menolak dengan sopan.
"Benarkah? Kakak yakin tidak ingin aku antar pulang?"
Citra kembali memastikan dengan dahi berkerut.
"Iya. Lagipula rumah kita tidak searah. Kamu tidak perlu repot mengantarku"
"Oh, Kakak sudah tidak tinggal di rumah keluarga Kakak ya?"
Aleen hanya mengangguk disertai senyum menanggapi pertanyaan Citra
"Ya sudah. Kalau begitu aku akan pergi sekarang", ujar Citra yang hampir 2 jam berada dikantor Aleen.
"Baiklah. Hati-hati saat berkendara ya"
"Iya, Kak. Sampai jumpa"
Citra melambaikan tangan pada Aleen sebelum pergi. Aleen hanya menanggapi dengan senyum dan anggukan kepala saja.
"Sebentar lagi jam pulang kerja. Apa aku bisa bertemu dengan Devin? Apa dia ada dikantornya? Aku benar-benar penasaran dan ingin melihat orangnya secara langsung. Ah sebaiknya aku tunggu sampai kantor bubar, jadi nanti aku bisa melihatnya"
Citra pun melangkah keluar kantor dan berniat menunggu lagi sampai dia bisa melihat Dev.
Akhirnya tiba waktunya karyawan pulang. Citra benar-benar menunggu diluar gedung. Dia memperhatikan setiap karyawan yang keluar dari kantor Aleen satu persatu. Sampai akhirnya Dev keluar dari kantor terlebih dahulu.
"Wah, itu dia. Dia benar-benar terlihat sangat gagah. Aaaah tampannya, tapi aku tidak bisa menghampirinya sekarang. Dia pasti akan mengira aku orang aneh. Baiklah tunggu sampai pesta pertunangan saja. Setelah itu aku akan melamar bekerja disini sebagai karyawan magang. Dengan begitu aku bisa mulai mendekatinya"
Citra terpesona saat melihat Dev keluar dari kantornya dengan penuh wibawa. Dia berencana mendekatinya saat pesta pertunangan Diana dan Angga nanti. Setelah melihat Dev keluar dari kantornya, Citra pergi begitu saja tanpa melihat Aleen yang berada satu mobil dengan Dev.