" Aku sudah bilangkan,jangan sekali-kali kamu melarikan diri." ancaman pria itu pada seorang wanita yang berdiri tepat didepan dirinya.
" Untuk apa kamu terus mengangguku." ucap wanita itu dengan nada keras.
" Jangan pernah sekali-kali kamu mendekati pria lain selain aku." ucap pria itu dengan berani mengelus pipi kanan wanita itu.
wanita itu makin dibuat bingung kenapa pria itu terus mengejar dirinya sampai hidupnya mulai tak aman lagi setelah kedatangan pria itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanlindia Lukita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
hari ke sembilan belas
"Maksud anda apa?"
"Apa harus saya jelaskan lagi,saya tidak menyukai putri anda.secantik apa pun putri anda,tidak bisa mengalahkan kecantikan kekasih saya ." ucap Andreas yang mulai terlihat kesal dengan mereka berdua.
"Wanita mana yang bisa mengalahkan kecantikan saya,anda jangan bicara sembarangan." ucap Bella yang mulai memperlihatkan kemarahannya.
"Harusnya kamu tahu diri, jika kamu wanita baik-baik kamu pasti bisa menentukan cara pakaian kamu.sudah seperti ini caramu berpakaian menunjukkan betapa susahnya kamu diatur.lebih baik kalian pergi ,masih ada pekerjaan yang harus aku selesaikan." ucap Andreas yang secara berani mengusir kedua orang itu.
" Apa itu caranya sopan santun mu pada kami?" tanya tuan Johan yang terlihat marah tak terima apa yang diucapkan oleh Andreas pada mereka.
" Silakan keluar sekarang." ucap Andreas yang menampakkan kemarahan yang dia tahan.
" Aku tak terima cara kamu memperlakukan kami seperti ini.aku akan melaporkan sikapmu yang tidak sopan itu." ucap tuan Johan yang begitu marah besar.
" Silakan laporkan, untuk apa saya takut.sedari awal kalian datang membawa masalah,dan periksa baik-baik setiap sudut ruangan ini yang dipenuhi CCTV." senyum sinis Andreas pada mereka berdua.
Mendengar kata itu langsung membuat tuan Johan langsung terdiam dan mulai melirik setiap sudut yang dipasang CCTV didalam ruangan itu.
Tuan Johan pun langsung meninggalkan tempat itu dengan ekspresi marah pada Andreas.
"Papa." Bella lari menghampiri papanya yang secara langsung pergi dari ruangan itu, Andreas hanya tersenyum sinis pada Mereka.
" Jangan pernah main-main denganku,jika kalian hanya mencari keuntungan pribadi kalian sendiri." batin Andreas yang sudah tahu rencana dari mereka.
Andreas lebih memilih melanjutkan pekerjaan yang tertunda daripada memikirkan mereka yang hanya bisa menggangu waktu kerjanya.
Sore hari
Mona baru selesai mengerjakan pekerjaan, nampak bibi Ami sibuk membereskan beberapa barang miliknya yang harus dia bawa.
"Apa itu yang bibi bawa?" tanya Mona pada bibi Ami.
"Ini barang milik bibi yang sengaja bibi tinggal,ini maunya bibi bawa pulang saja." jawab bibi sibuk memasukkan di tas ukuran sedang milik bibi Ami.
"Aku bantu ya bibi" jawab Mona yang ikut membantu bibi merapikan beberapa barang milik bibi Ami.
" Sudah,biar bibi saja .kamu persiapkan hal lainnya saja, sebentar lagi tuan muda akan segera pulang ." Ucap bibi pada Mona.
" tapi.."
" sudah,sana selesai pekerjaanmu.sebentar lagi bibi juga mau pulang ." ucap Bibi Ami yang mendorong Mona untuk pergi mengerjakan pekerjaan lain.
" Ya sudah bibi,Mona tinggal dulu." pamit Mona pada bibi Ami.
Bibi Ami membalas dengan senyuman pada Mona.
Posisi Mona berada diruang kerja tuannya yang mulai disibukkan dengan pekerjaan membersihkan ruang kerjanya tuannya.
" semua selesai kini aku tinggal mempersiapkan minuman kopi hitam." baru saja keluar dari ruang kerja,dari arah depan Mona dikejutkan dengan kehadiran Andreas yang sudah berdiri di lorong dekat ruang kerjanya.
" Apa yang kamu lakukan di dalam ?" tanya Andreas dengan tatapan mencurigakan.
" Saya baru saja selesai membersihkan ruang kerja." jawab Mona yang ditangannya membawa selembar kain yang setengah basah.
"Ya sudah." jawab singkat Andreas yang langsung pergi ke lantai atas menuju arah kamarnya.
Mona pun segera pergi mempersiapkan minuman kopi untuk tuannya ,setelah selesai Membuat kopi Mona pergi mencari keberadaan bibi Ami.
" Kemana ya,bibi Ami.apa mungkin bibi Ami sudah pulang ya." batin Mona yang mencari keberadaan bibi Mona.
mona pun melanjutkan pekerjaan mempersiapkan makanan malam untuk tuannya.
Malam hari
seperti biasanya Mona selesai dengan persiapan makan malam mereka masih tetap seperti biasanya ,Mereka makan satu meja seperti biasanya.bahkan Andreas sudah menetapkan aturan jika setiap mereka makan harus satu meja.
entah apa yang dipikirkan oleh Andreas dengan aturan itu, bahkan mona di sana hanya seorang asisten tapi dia merasa ada yang aneh dengan apa yang dilakukan oleh Andreas pada dirinya.
"Semua bereskan." perintah Andreas pada Mona.
" Baik tuan." jawab Mona yang langsung membereskan semua piring kotor dimeja makan.
setelah menyelesaikan pekerjaan,Mona duduk didekat jendela dekat kolam renang.dia duduk santai sembari melihat bulan di atas langit.
" Ibu, bagaimana kabar ibu di sana.pasti ibu bahagia di sana bersama ayah." batin Mona yang diam-diam menangis merindukan kehadiran kedua orang tua yang dia sayangi.
" Tak terasa sudah 4 tahun ini ibu meninggalkan mona, semoga Mona bisa kuat menghadapi kerasnya hidup ini.apalagi hanya dengan cara ini Mona bertahan termasuk dengan rumah yang selama ini ibu tinggalkan pada Mona." gumam mona yang masih menangis menahan rindu begitu besar pada mereka.
Mona duduk terdiam sembari dia duduk bersandarkan jendela kaca yang nampak besar .
Setengah jam kemudian
Andreas baru saja selesai mengerjakan pekerjaannya. Ia melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 8 malam.Andreas langsung keluar dari ruang kerjanya menuju kamarnya.
Tapi pandangannya teralih pada seseorang yang duduk dilantai bersandar jendela .setelah Andreas mendekatinya,ternyata Itu asistennya sendiri yang tidak sengaja tertidur di ruangan itu.
" Apa dia seperti ini,sampai-sampai dia tertidur diruang tamu." gumam Andreas yang melihat langsung Mona tidur bersandar di jendela kaca.
Andreas mendekati Mona,sembari melihat wajah itu."Apa dia baru saja menangis?" batin Andreas yang melihat ada air mata di dekat pipinya.
Andreas pun mengangkat tubuh Mona dan langsung mengantarnya ke kamarnya.andreas pun menghirup bau harum dari badan wanita itu.
Seperti aroma bunga mawar yang dia cium dari wanita itu." Jika bukan dari peristiwa itu, tak mungkin kita bisa bertemu.dan kini kamu sudah ada di dekatku." batin Andreas yang menyimpan sedikit perasaannya pada Mona.
Tapi dia sadar diri harus bisa menaklukkan hati wanita itu,Andreas tersenyum melihat wanita itu begitu terlelap tidur .
"Mungkin butuh waktu aku menunggu kesadaranmu,jika diam-diam aku mengagumimu.berawal dari pertolongan itu membuka mataku kamu berbeda dengan wanita yang aku kenal." gumam Andreas yang sudah masuk kedalam kamar wanita itu sembari menunjuk ekspresi bahagia.
Walaupun didepan Andreas nampak seperti biasa saja,tapi berbeda didalam hatinya menyimpan rasa suka pada Mona.
Andreas duduk disampingnya dengan melihat wajah Mona yang begitu damai tertidur nyenyak.
" Secepatnya aku akan jujur denganmu,tapi bukan sekarang ini.mungkin aku mencari waktu yang tepat untuk mengungkapkan perasaanku padamu.aku janji akan selalu melindungi mu ,apapun keadaannya." ucap Andreas dengan senyuman dengan posisi tangannya menyentuh kepala mona,mengelus rambut panjangnya yang terurai.
" selamat malam." bisik Andreas tepat ditelinga Mona dengan senyuman.