Jodohku Adalah Anak Bosku

"Maaf Pak, kalo bapak seperti ini, bagaimana pasien akan diperiksa, nanti kalo pasien telat ditangani ditakutkan keadaannya makin parah pak" Ucap perawat itu dengan suara tegas.

"Jadi saya minta tolong pada bapak, agar bapak menunggu saja didepan, kalo bapak tidak bisa bekerja sama saya akan panggil kan satpam untuk membawa keluar bapak dari sini" Lanjut perawat itu semakin kesal dengan kelakuan romi yang semakin memberontak itu.

"Oke oke, saya akan tunggu didepan, tapi saya minta tolong lakukan tindakan sebaik mungkin untuk istri saya" Ucap romi yang kemudian menuruti perkataan perawat itu untuk menunggu didepan ruang pemeriksaan.

Perawat segera meninggalkan romi dan menutup pintu pemeriksaan untuk melanjutkan tindakannya.

Romi pun menunggu dengan sangat khawatir diturus mengusap kasar wajahnya.

"Bagaimana ini, gue bisa gila kalo terjadi apa apa sama aya dan anak gue" Gumam dewa yang menyesali akan kejadian yang menimpa aya.

Romi yang gelisah jalan bolak balik didepan ruang pemeriksaan sambil menunggu dokter keluar dari ruangan.

Tak menunggu lama dokter dan perawat pun keluar dari ruangan itu, dan menghampiri romi.

"Apakah anda keluarga pasien" Tanya dokter itu.

"Iya iya dok, bagaimana keadaan istri dan anak saya dok" Tanya romi yang masih gelisah itu.

"Keadaan istri anda sudah mulai membaik"

Belum selesai dokter menjelaskan romi merasa bahagia dan langsung menanyakan keadaan kandungan aya.

"Syukurlah dok, lalu bagaiman keadaan anak didalam kandungan istri saya dok? " Tanya romi yang berharap keadaan anaknya di dalam kandungan aya juga baik baik saja .

"Kalo untuk anak dalam kandungan istri anda, kami mohon maaf sudah tidak bisa diselamatkan lagi, karena pasien sudah terlalu banyak mengalami pendarahan" Lanjut dokter itu dengan merasa bersalah karena merasa gagal menyelamatkan kandungan aya.

"Oh Iyah, silahkan bapak boleh menemani istri bapak didalam ruangan" Ucap dokter itu,

Kemudian dokter dan para perawat meninggalkan romi.

Romi pun langsung berlari keruangan dan memeluk aya.

Aya yang mulai tersadarkan diri, pelan pelan membuka matanya dan terheran melihat romi sedang memeluknya dan menangis.

"Gue dimana" Ucap aya yang tersadar dirinya bukan di rumahnya sambil memegangi kepalanya yang masih terasa sakit.

"Kamu sudah sadar baby, kamu dirumah sakit sayang" Jawab romi kemudian menatap wajah aya.

"Dirumah sakit, emangnya aku kenapa? " Ucap aya yang masih bingung , dan kemudian aya teringat kejadian dimana dia merasakan keram dan sakit di perutnya dan darah mengalir deras di kakinya.

Saat teringat kejadian itu, aya terlihat panik dan langsung melihat ke arah perutnya.

Aya yang melihat perutnya sudah rata merasa sangat gelisah dan langsung menanyakan nya kepada romi.

"Mana anak gue, kenapa perut gue rata"? Tanya aya yang sudah menangis histeris, fikiranya sudah tidak karuan.

Romi hanya diam dan menangis.

" Jawab romi, jawab gue, mana anak gue romi? "Tanya aya sambil mengguncang tubuh romi.

" Anak kita" Ucap romi terhenti tidak mampu mengucapkan itu, karena sangat berat baginya.

"Anak kita kenapa rom,? Cepat jawab" Teriak aya yang merasa kesal dengan tangisan yang makin menjadi.

"Anak kita tidak bisa diselamatkan ay" Jelas romi yang kemudian menangis sejadi-jadinya.

"Apa! Lo pasti bohong kan? Anak gue pasti selamat kan" Ucap aya yang kemudian turun dari ranjang dan hendak berlari mencari anaknya.

Romi yang menyadari itu langsung memeluk aya dan mencoba menenangkan aya.

Aya terus berontak dan menangis sejadi-jadinya.

"Lepasin gue rom!gue mau ketemu anak gue! " Teriak aya.

Romi yang kewalahan dengan sikap aya, kemudian segera memencet tombol untuk memanggil dokter dan perawat, tidak menunggu lama dokter dan perawat datang keruangan itu.

"Sus, tolong siapkan obat penenang untuk pasien" Perintah dokter kepada perawat yang membantunya.

"Baik dok" Ucap perawat patuh dan menyiapkan obat penenang itu.

"Ini dok" Ucap perawat sambil memberikan obat yang sudah dimasukan kedalam suntikan itu.

Dokter pun segera menyanyikan obat itu kedalam selang infus aya. Tak berselang lama aya langsung lemas tidak berontak lagi.

Kemudian romi yang dibantu para perawat membaringkan tubuh aya diatas ranjang.

Dokter pun melanjutkan serangkaian pemeriksaan kepada aya.

"Bagaimana keadaan istri saya dok? " Tanya romi.

"Istri bapak sudah mulai tenang, mungkin dia masih syok dan belum menerima keadaan ini, usahakan istri bapak jangan terlalu banyak fikiran dulu yah, karena pasien juga dalam masa pemulihan" Jelas sang dokter.

"Baik dok, terimakasih" Ucap romi.

Kemudian dokter dan para perawat meninggal ruangan itu.

Waktu sudah semakin larut malam, romi yang juga merasa kelelahan pun mulai tertidur disamping ranjang rawat aya.

Aya yang mulai sadarkan diri dan sudah mulai sedikit tenang, membuka pelan pelan matanya, rasa yang amat pedih dimatanya karena tadi dia menangis sangat histeris.

Aya yang tidak Terima dengan keadaan ini, malah menyalahkan ayana dan dewa atas kejadian yang menimpanya.

"Semua ini gara gara ayana dan dewa, mereka harus merasakan akibatnya, mereka tidak boleh bahagia" Gumam aya yang merasakan amat benci kepada ayana dan dewa.

Aya segera mengambil ponselnya yang diletakan dimeja samping ranjang rawat nya dan kemudian segera melakukan panggilan telpon kepada orang suruhannya itu.

"Hallo bos" Jawab orang suruhan aya yang langsung menerima panggilan itu.

"Bagaimana kabar dari ayana dan dewa, apa kamu sudah berhasil dan melaksanakan perintah saya " Tanya aya .

"Ada kabar buruk bos" Ucap orang suruhan itu.

"Kabar buruk apalagi? " Tanya aya kesal.

"Ternyata asisten pribadi dewa sudah mengetahui pelaku dari kematian ibu ayana" Jelas orang itu dengan suara gelisah.

"Mereka berniat memberikan pelajaran kepada kami bos,bagaimana ini bos" Lanjut orang suruhan itu.

"Kurang ngajar berani berani nya dia" Ucap aya semakin kesal.

"Saya tidak mau tahu, bagaimana pun caranya agar semua jejak saya tidak ketahuan" Ucap aya.

"Sudah terlambat bos, asisten pribadi dewa pun tahu kalo bos terlibat dalam semua kejadian ini" Ucap orang suruhan aya itu.

"Sialan! " Ucap aya kemudian melempar ponselnya kesamping ranjangnya.

"Bagaimana ini? Aku harus bergerak cepat merencanakan sesuatu, agar jejak saya tidak diketahui dewa dan asisten pribadinya" Gumam aya dalam hati merencanakan berbagai cara agar dia terbebas dari masalah itu.

Ayana dan dewa yang kebetulan sudah sampai jakarta mulai memasuki apartemen dewa.

Dewa yang memilih langsung ke apartemen nya dibandingkan dirumah ibunya, karena dia ingin menikmati malamnya hanya berdua dengan ayana istrinya itu tanpa gangguan siapapun.

Ayana dan dewa meletakkan barang barangnya di ruang tamu, rencananya besok baru mereka membereskannya, karena dirasa sudah badannya sudah terlalu lelah diperjalanan tadi.

"Mas, aku mau membersihkan badan ku dulu yah" Ucap ayana yang kemudian memasuki kamar mandi meninggalkan dewa.

"Tunggu ay" Jawab dewa dan berlari mengejar ayana.