NovelToon NovelToon
Ingin Di Cintai Oleh Dua Hati

Ingin Di Cintai Oleh Dua Hati

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa
Popularitas:755
Nilai: 5
Nama Author: All Yovaldi

Di jantung kota Yogyakarta, yang dikenal dengan seni dan budayanya yang kaya, tinggal seorang wanita muda bernama Amara. Dia adalah guru seni di sebuah sekolah menengah, dan setiap harinya, Amara mengabdikan dirinya untuk menginspirasi siswa-siswanya melalui lukisan dan karya seni lainnya. Meski memiliki karir yang memuaskan, hati Amara justru terjebak dalam dilema yang rumit: dia dicintai oleh dua pria yang sangat berbeda.

Rian, sahabat masa kecil Amara, adalah sosok yang selalu ada untuknya. Dia adalah pemuda yang sederhana, tetapi penuh perhatian. Dengan gitar di tangannya, Rian sering menghabiskan malam di kafe-kafe kecil, memainkan lagu-lagu yang menggetarkan hati. Amara tahu bahwa Rian mencintainya tanpa syarat, dan kehadirannya memberikan rasa nyaman yang sulit dia temukan di tempat lain.

Di sisi lain, Darren adalah seorang seniman baru yang pindah dari Jakarta ke Yogyakarta. Dengan tatapan yang tajam dan senyuman yang memikat, Darren membawa semangat baru dalam hidup Amara.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon All Yovaldi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3 _ Pesta Kejutan dan Pilihan yang Sulit

Pagi Itu Amara terbangun dengan semangat baru. Dia sudah mempersiapkan semuanya untuk pesta kejutan Rian yang berulang tahun. Teman-teman sekelasnya sudah setuju untuk ikut, dan Amara pun merasa ini bisa menjadi kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Rian, sekaligus menunjukkan bahwa Darren juga peduli.

Amara cepat-cepat menyiapkan semuanya. Dia menghubungi beberapa teman untuk membantu menyiapkan dekorasi dan kue. "Geng, kita ketemuan di rumahku jam 3 ya! Semua sudah siap? Kue dan balon udah ada?" tanyanya melalui grup chat.

"Siap, Mara! Bakal seru banget!" balas Lila, sahabatnya yang paling antusias. "Aku bawa kue cokelat yang Rian suka!"

Setelah mengkonfirmasi semua, Amara merasa senang. Dia juga mengajak Darren untuk datang. "Darren, mau ikut bantuin kita untuk pesta kejutan Rian? Dia pasti bakal seneng banget," ungkap Amara saat mereka bertemu di kafe.

"Duh, seru! Aku pasti datang! Kita bikin pesta ini jadi spesial," jawab Darren dengan senyuman yang bikin hati Amara berdegup kencang. “Aku bisa bawa balon, ya?”

"Jadi, kita udah siap!" Amara berkata sambil tertawa, merasa suasana semakin ceria.

Jam menunjukkan pukul 3 sore saat semuanya mulai berkumpul di rumah Amara. Suasana penuh dengan keceriaan dan tawa. Mereka menghias ruangan dengan balon warna-warni dan banner selamat ulang tahun. Amara bahkan menyiapkan playlist lagu-lagu favorit Rian.

"Eh, Mara! Ini semua keren banget!" Lila berseru, mengagumi dekorasi yang mereka buat. "Rian pasti terkejut."

"Harusnya gitu! Dia udah lama nungguin momen ini," jawab Amara, bersemangat. Namun, sedikit cemas menyelimuti pikirannya. Bagaimana kalau Rian tidak suka dengan perayaannya?

Akhirnya, waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba. Rian datang tepat waktu. "Hai, semua! Ada apa ini?" tanyanya, tampak bingung saat melihat suasana meriah.

"Selamat ulang tahun, Ri!" teriak Amara, dan semua teman-teman ikut bersorak. Rian terlihat terkejut, wajahnya langsung memerah.

"Wah, kalian bikin pesta untukku? Ini gila! Makasih banget, guys!" Rian mengucapkan terima kasih dengan senyum lebar. Dia tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.

Di tengah suasana yang hangat, Amara merasa senang melihat Rian tersenyum. Dia berharap bisa menjaga kebahagiaan ini selamanya. Darren juga tampak gembira, dan Amara merasa lega karena keduanya bisa akur.

Setelah potong kue, permainan dimulai. Mereka bermain berbagai macam permainan, dari truth or dare hingga permainan konyol yang bikin semua orang tertawa. Amara merasa bahwa suasana semakin hangat dan akrab. Dia menikmati setiap momen bersam Rian dan Darren, meskipun di dalam hatinya, ada rasa cemas yang menggelayuti.

Setelah permainan, saat malam mulai menjelang, Amara menggandeng Rian ke teras rumah. "Ri, kita bisa ngobrol sebentar?" tanya Amara, berusaha untuk santai meski jantungnya berdebar.

"Kenapa, Mara? Ada yang mau kamu bilang?" Rian bertanya, terlihat penuh perhatian.

Amara menarik napas dalam-dalam. "Aku cuma mau bilang, semoga kamu merasa bahagia hari ini. Kita semua sangat menghargai kamu. Kamu teman yang luar biasa," katanya tulus.

Rian tersenyum, tapi ada yang aneh di matanya. "Makasi, Mara. Aku juga bersyukur punya teman kayak kamu."

Di saat itu, Amara merasa ingin melanjutkan percakapan. "Eh, Ri. Aku mau nanya, gimana menurut kamu tentang Darren? Dia baik kan?"

Rian terlihat sedikit terkejut. "Darren? Kenapa kamu nanya gitu?" tanyanya, nada suaranya berubah serius.

"Ya, aku hanya ingin tahu pendapatmu. Dia kan baru masuk ke dalam kelompok kita, aku khawatir dia merasa terasing," jawab Amara, berusaha terdengar santai.

"Dia baik, sih. Tapi, kamu harus hati-hati. Kadang, orang baru datang bisa jadi punya agenda tersendiri," Rian menjelaskan dengan nada memperingatkan. "Aku cuma mau kamu berhati-hati."

Amara mengangguk, tetapi di dalam hatinya, dia merasa bingung. "Gak usah khawatir, Ri. Aku bisa jaga diri," jawabnya sambil tersenyum, berusaha meyakinkan.

---

Setelah pesta, Amara merasa kelelahan tetapi sangat bahagia. Rian terlihat lebih ceria dari sebelumnya, dan Darren juga tampak puas dengan pestanya. Malam itu, Amara memutuskan untuk mengirim pesan kepada Darren, menyatakan betapa senangnya dia bisa merayakan hari spesial Rian bersama-sama.

"Hey, makasih udah datang! Pesta tadi seru banget, kan?" tulis Amara.

Tak lama kemudian, Darren membalas. "Iya, Mara! Aku seneng bisa bantu. Rian bener-bener senang, kan?"

Amara tersenyum membaca balasan Darren. "Iya, dia pasti bahagia. Kita bikin momen itu berharga buat dia."

Beberapa hari berlalu setelah pesta kejutan itu. Amara mulai merasakan ketegangan dalam hubungannya dengan Rian. Meski mereka masih berteman baik, ada sesuatu yang berbeda. Rian terlihat lebih menjaga jarak, dan Amara merasa sedikit bingung.

Suatu malam, saat mereka bertemu di kafe untuk membahas proyek seni, Rian tiba-tiba berkata, "Mara, aku tahu kamu dekat sama Darren. Apa kamu suka sama dia?"

Amara terkejut dengan pertanyaan itu. "Suka? Maksudmu, aku... aku hanya menganggapnya teman. Kita cuma kerja bareng, Ri," jawabnya, berusaha terdengar meyakinkan.

Rian tampak kecewa. "Tapi kamu menghabiskan banyak waktu bersamanya. Aku khawatir kamu akan melupakan pertemanan kita," katanya, nada suaranya pelan.

Amara merasa hatinya bergetar. "Ri, kamu gak perlu khawatir. Kamu adalah temanku. Aku sangat menghargai kamu," jawabnya, berusaha untuk meredakan suasana.

Rian terdiam sejenak, lalu berkata, "Aku hanya ingin kamu tahu, aku peduli sama kamu. Dan aku gak mau ada yang merusak hubungan kita."

Amara merasakan tekanan di dadanya. Dia menyadari bahwa dia harus memilih. Rian yang telah lama bersamanya, atau Darren yang baru saja masuk dalam hidupnya, tetapi terasa begitu spesial. "Aku juga peduli sama kamu, Ri. Kita bisa terus jadi teman," ungkap Amara, berharap Rian bisa mengerti.

Setelah pertemuan itu, Amara merasa semakin bingung. Hatinya terbagi antara keduanya, dan dia tahu harus segera mengambil keputusan. Suatu malam, saat ia berbaring di ranjangnya, Amara memandangi langit malam, memikirkan masa depannya. Cinta yang rumit ini mungkin membuatnya terjebak dalam sebuah dilema.

Dia teringat saat pertama kali bertemu dengan Rian dan bagaimana mereka menjadi sahabat yang saling mendukung. Namun, saat ia berpikir tentang Darren, dia juga merasakan daya tarik yang tidak bisa dia abaikan.

Amara menyadari satu hal: bagaimanapun, pilihan ini akan sulit. Tapi dia tidak bisa menghindar dari kenyataan. Dia harus berani menghadapi perasaannya dan mencari tahu apa yang sebenarnya dia inginkan.

Dengan tekad baru, Amara berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak menyerah pada cinta dan persahabatan. Dia akan menemukan cara untuk membuat semuanya berjalan tanpa merusak hubungan yang telah dibangun.

---

Dalam suasana tenang, Amara memutuskan untuk menulis di jurnalnya. Dia ingin mencurahkan perasaannya dan merenungkan pilihan yang ada di depan.

“Cinta itu bukan hanya tentang memiliki, tapi juga tentang memilih dan memperjuangkan apa yang kita inginkan. Hari ini, aku harus memilih antara dua hati. Dan meskipun sulit, aku akan berusaha sebaik mungkin untuk tidak menyakiti siapapun,” tulisnya.

Amara merasa lebih tenang setelah menulis. Dia tahu bahwa apapun yang terjadi, dia akan selalu berusaha untuk jujur pada dirinya sendiri dan kepada orang-orang yang dia cintai.

Dengan harapan baru, Amara bersiap untuk menghadapi hari berikutnya, dan semua tantangan yang mungkin akan datang di depan. Dia sudah bertekad untuk tidak membiarkan cinta mengubah persahabatannya. Mungkin, dia bisa menemukan jalan tengah antara dua hati yang menginginkannya.

...----------------happy reading--------------- ...

😒😒iiih.... Jahatnya Ternyata Gitu ya Sifatnya, Katanya Cewek Selalu Benar Ternyata Omong kosong......

#Jangan ya dek ya

Lanjut Part Semoga sanggup aja ya buat yang baca, tapi jangan Goyah juga hati kalian Karena Lihat kisah ini mau jadi Amara....

Ingat Cewek Tidak Selalu Benar😗😗

Next Part.....

1
Anonymous
Iih Najis Tu cewek
All Yovaldi: hehe😅
total 1 replies
M R Dorayo
Yah ditunggu update nya ya kak, 🥹🥲 Gemes Gue sama tu Cewek pengen rasanya Gue Gantung dia dijemuran
M R Dorayo
ngak ketingalan tag "Jangan ya dek ya" 😂😂😂
M R Dorayo
jangan ya dek ya🤣🤣🤣😂
F.T Zira
hatimu rumit, amara🤧
F.T Zira: 🤣🤣🤣🤣🤣
All Yovaldi: iyaa 😅😅
total 2 replies
M R Dorayo
iih ngak suka deh Sikap Cewek begitu
F.T Zira
kuberikan semangatku untukmu kak...
semangat berkarya../Determined//Determined//Determined/
F.T Zira: sudah jadi pengemar ya😏
M R Dorayo: iya kak aku suka banget aku sama karya nya kak All ini!!
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!