NovelToon NovelToon
Kembar Genius Milik Ceo Galak

Kembar Genius Milik Ceo Galak

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Anak Genius / Anak Kembar / Romansa
Popularitas:22M
Nilai: 4.8
Nama Author: kenz....567

Alan adalah CEO tampan dan kaya, karena trauma dia membenci wanita. Untuk mendapati penerus, dia memilih nikah kontrak dengan Azalea, dan begitu ia melahirkan, pernikahan mereka berakhir.
Patah hati karena pria dingin itu, Azealia melahirkan anak kembar dan membawa salah satu anak jauh dari Alan tanpa sepengetahuannya.

Lima tahun kemudian, kedua putra Azealia secara tidak sengaja bertemu di rumah sakit. Saat itu, satu anak dalam keadaan sehat dan satu lagi sakit parah. Azealia yang malang diam-diam menukar identitas kedua putranya agar putranya yang sakit dapat diselamatkan.

Akankah rahasia identitas itu terungkap?
Akankah ia terjerat lagi dengan Alan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Malam kebahagiaan Reagan

Reagan menghentikan mobilnya di depan rumah Azalea, langit pun sudah gelap. Lantaran tadi keduanya harus mengikuti acara makan malam yang di adakan orang tua Reagan dengan terpaksa.

Awalnya, Azalea tak menginginkannya. Dia khawatir dengan keadaan Alexix yang berada di rumah sendiri. Namun, karena ketidaktahuan orang tua Reagan tentang putranya. Terpaksa, Azalea menerima ajakan makan malam itu.

"Aku tak menyangka jika mommy bisa sangat menyukaimu," ujar Reagan setelah mobilnya terhenti.

Azalea tersenyum tipis, dia juga tak berharap ingin di sukai oleh ibu dari pria itu.

"Azalea, mommy menyangka jika kamu kekasihku." Lirih Reagan.

Azalea menghela nafas pelan, "Reagan, bukankah kita sudah bicarakan soal ini? Aku tidak ingin membahasnya lagi Reagan," ujar Azalea.

Reagan memiringkan tubuhnya, dia meraih tangan Azalea dan menggenggamnya erat. Matanya menatap lekat ke arah mata Azalea.

"Azalea, biarkan aku menggantikan Alan. Biarkan aku melindungi mu dari Alan, biarkan aku menjadi pelabuhan terakhirmu. Berikan aku kesempatan, untuk bisa kembali membuatmu jatuh cinta padaku," ujar Reagan membuat Azalea syok bukan main.

Ini bukan kali pertama baginya, tetapi kali ini Reagan membuatnya dilema. Perasaan Reagan yang kuat, membuat pertahanannya sedikit terkikis.

"Azalea, beri aku kesempatan. Satu bulan! berikan aku waktu satu bulan, untuk bisa membuatmu jatuh cinta padaku. Jika sampai satu bulan kamu tidak mencintaiku, aku akan mundur. Aku tidak akan lagi mengganggumu, aku berjanji. Tapi, berikan aku kesempatan. AKu mohon, perasaan ini sungguh menyiksaku Lea,"

Hati Azalea memberontak menolak, tetapi logikanya mengalahkan perasaannya. Azalea berpikir, selama ini Reagan baik padanya. Dia melihat bagaimana ketulusan pria itu padanya dan juga putranya. Bahkan, Reagan tak menyerah walau berkali-kali Azalea menolaknya.

"Lea ...,"

Azalea memejamkan matanya sejenak, dia kembali memantapkan keputusan nya.

"Baiklah, Reagan. Aku akan memberikan kamu kesempatan," ujar Azalea dengan nada lirih.

Tak bisa di deskripsikan lagi, keadaan hati Reagan saat ini sungguh bahagia. Akhirnya, setelah sekian lama Azalea mau memberinya kesempatan. Sangking bahagianya, dia memeluk erat Azalea dengan raut wajah bahagia.

"Terima kasih!! Terima kasih!!" Pekik Reagan.

BUGH!!!

"WOOYY!! BUKAAAAK NDAA!!! MAMAK OLANG DI BAWA KELUAL CAMPE MALAM!! CEMBLONO KALI!!"

.

.

.

Elouise baru saja selesai melalukan cuci darah, dia tengah menonton video lucu di ponsel Alan. Sesekali, dirinya tertawa karena kelucuan video tersebut.

Sementara dokter Aryan, dia mengamati wajah Elouise dengan tersenyum tipis. Dengan perlahan, tangannya terangkat dan mengelus rambut pasiennya itu.

"Anakmu sangat hebat Alan, dia bahkan tidak menangis saat tangannya di tusuk oleh jarum," ujar Dokter Aryan pada Alan yang duduk di sebrangnya.

Alan mengangguk membenarkan, dari awal Elouise memang tak rewel. Sungguh aneh menurutnya, putranya yang biasa suka membuat drama. Kini, menjadi anak yang sangat dewasa.

"Dokter, tentang transplantasi ginjal ... om Hervan sudah membicarakan nya denganku."

Seketika, Dokter Aryan mengangkat wajahnya. Dia langsung menatap lekat pada Alan, dan menarik tangannya yang tadi mengelus kepala Elouise.

"Apa anda benar-benar ingin mendonorkannya pada putraku?" Tanya Alan dengan ragu.

"Kau masih meragukanku rupanya" ujar Dokter Aryan dengan tersenyum tipis.

"Tidak, apa anda tidak meminta bayaran sepeser pun? Saya bisa membayar berapa pun yang anda mau." Terang Alan.

"Anda tidak perlu khawatirkan soal apapun termasuk bayaran, saya berniat tulus untuk membantu putra anda sembuh. Saya tahu, jika keputusan yang akan saya jalani ini akan berat. Saya hanya menjalani keinginan putra saya sebelum dia tiada, dia ingin memberikan ginjalnya pada anak lain yang sedang membutuhkan donor." Terang Dokter Aryan.

Cairan bening, jatuh membasahi pipi Dokter Aryan. Hatinya terasa perih kala kembali teringat akan putranya yang sudah tiada.

"Setidaknya, ada bagian dari putra saya yang hidup. Walau itu di tubuh orang lain, karena dengan begitu. Saya masih bisa merasakan kehadiran putra saya, ada di dekat saya,"

Alan benar-benar tidak tahu, bagaimana bisa Dokter Aryan sekuat itu. Lalu, tatapan Alan jatuh pada putranya. Dia tidak bisa membayangkan jika putranya berada di posisi anak Dokter Aryan, Alan tidak akan pernah sanggup.

"Jika anda setuju, besok pagi kita akan berangkat." Lanjut Dokter Aryan, sembari menghapus air matanya yang sempat luruh.

Alan menatap Elouise, apakah kira-kira putranya setuju untuk menjalankan operasi? Dia harus meyakinkan Elouise malam ini, agar putranya itu mau menjalankan operasi.

"Saya akan tunggu jawabannya pagi ini." Ucap Dokter Aryan.

"Saya pamit kembali ke hotel, besok pagi saya akan datang kembali kesini. Anda harus menyiapkan jawabannya. Jika tidak, saya akan memberikannya pada yang lain." Ujar nya kembali.

Alan mengangguk, dia mengantar dokter Aryan hingga keluar ruang rawat Elouise. Namun, saat dokter Aryan membuka pintu. Dia menghentikan gerakannya, dan beralih menatap Alan.

"Jangan beri dia banyak minum air, jika dia terus merasa haus. Berikan saja es batu untuk dia taruh dalam mulutnya, itu akan sedikit meredakan rasa hausnya." Peringat dokter Aryan.

Alan merasa dejavu dengan penjelasan dokter Aryan, dia kembali mengingat perkataan Elouise yang sama persis dengan apa yang dokter Aryan katakan.

"Tidak boleh meminum air terlalu banyak?" Tanya Alan sekali lagi.

"Iya, pengidap gagal ginjal tidak boleh meminum air terlalu banyak. Apa dokter sebelumnya tidak memberitahumu?" Heran Dokter Aryan.

Alan beralih menatap Elouise, putranya masih duduk anteng dengan ponselnya yang berada di pangkuannya. Satu hal yang sedang Alan pikirkan, dari mana putranya tahu tentang hal itu? Apa dokter yang memberitahukan padanya?

"Mungkin saja, dokter sudah memberitahu hal itu pada putramu. Saat tadi aku mengobrol dengannya, dia banyak tahu tentang pantangan apa yang tidak boleh dia lakukan."

Alan menggeleng pelan, dia kembali menatap Dokter Aryan dengan tatapan bingung. "Setiap putraku bertemu dokter, aku selalu ada di sampingnya. Mustahil jika aku tidak mengetahui apa yang dokter katakan padanya." Ujar Alan dengan suara rendah.

"Begitu? Tuan, putramu sangat cerdas, dia bahkan bisa membaca dengan lancar di umurnya yang masih lima tahun. Bisa saja dia membaca bingkai seperti itu." Unjuk Dokter Aryan pada sebuah pajangan yang berisikan tentang kesehatan.

"Yasudah, saya keluar dulu. Jika ada apa-apa, segera hubungi saya." Pamit Dokter Aryan.

Setelah kepergian Dokter Aryan, Alan kembali mendekati brankar putranya. Kali ini, dia duduk di tepi brankar Elouise sembari memasukkan Elouise ke dalam pelukannya. Sehingga, Elouise bisa nyaman bersandar pada d4da sang papa.

"Apa yang dokter Aryan tanyakan padamu tadi?" Tanya Alan sembari tangan bebas nya menyisir rambut putranya.

"Eum ... tanya nama na capa, umulna belapa, nama papa na capa. Tinggalna dimana, cuka na apa. Telus kacih pelmen, udah." Jawab Elouise ala kadarnya.

Alan mengangguk mengerti, dia masih menyisir lembut rambut putranya. Matanya menatap apa yang Elouise tonton, seperti biasa Elouise akan menonton kartun tapi dengan pengawasannya.

Tangan Alan merasakan rambut Elouise sedikit kusut, sehingga dia berniat kembali membenarkannya. Namun, saat dia ingin membenarkan rambut kusut putranya. Tatapannya justru jatuh pada kening Elouise. Di rabanya kening itu dengan tangan gemetar, jantungnya berdegup sangat kencang.

"Astaga! Aku hampir melupakan luka di keningnya. Tapi, Ke-kenapa tidak ada bekas luka jahitan apapun?! Tidak mungkin kan, bekas luka jahitan itu menghilang dalam waktu yang sebentar?" Batin Alan dengan perasaan yang tak karuan.

1
rena
luar biasa
Al-kholifatul
Luar biasa
Al-kholifatul
Lumayan
rama
Luar biasa
Ratna Rachman
Buruk
SYAHRATUL AINI
Luar biasa
Sri Maria
author uda mlai lupa alur ya, semngat thor
Al Mamnu
Luar biasa
Jue
Pernikahan tanpa wali ? . , Ayahnya masih hidup .
SYAHRATUL AINI
Luar biasa
Neng Gina
kak azelea kamu kok bisa sekuat itu sih kak😢😢
Erna Masliana
yg ini aku udah baca😁
Erna Masliana
gercep y Diva🤣🤣🤣
Erna Masliana
ngobrol bae sih
Erna Masliana
tujuan kamu sendiri yg membuat kamu begini.. ternyata hatimu tidak kuat untuk menolak pesona Alexis
Erna Masliana
ho'oh
Erna Masliana
Hah😱
Erna Masliana
ini lagi Alexis apa kamu seperti Cala..aku kecewa sm Cala masa iya harus kecewa jg sm kamu
Erna Masliana
nikah pala Lo peyang.. masalah aja belum beres
Erna Masliana
tetep aja selingkuh.. buktinya Cala sengaja pake hp lain..biar apa coba.. jangan2 masih banyak Bunga yg lain 😁✌️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!