DWIKY RAHARDIAN laki laki yang baik,tampan dan pendiam.Terlahir dari keluarga kaya dan putra satu satunya dari keluarga besar HENDRA RAHARDIAN dan CANTIKA KUSUMO.Dwiky,Reza dan Milli,tiga sahabat yang di pertemukan karena ibu milli adalah pelayan di kediaman keluarga Rahardian.Sedangkan orang tua reza adalah teman waktu kuliah dulu.Saat ini mereka bertiga menginjak usia remaja.Tanpa DWIKY ketahui ternyata milli memilki hubungan spesial dengan Reza,Hingga suatu hari tanpa rasa curiga Milli mengikuti ajakan Reza ke suatu tempat yang sepi dan jauh dari kota.Karna rasa cinta yang begitu besar milli mengikuti begitu saja.Dan pada akhirnya Reza merenggut paksa kesucian Milli.Hingga Milli mengalami depresi dan akhirnya hamil dan melahirkan.Tapi sungguh sangat di sayangkan,Milli meninggal sesaat setelah melahirkan bayi perempuan yang di beri nama AMORA.Ibu milli memilih pulang kampung dan AMORA di serahkan ke keluarga RAHARDIAN.Bagaimana nasib si bayi mungil AMORA? kita lihat saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon flying wings, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. KERACUNAN
"Hah... perjodohan?"
"Maksudnya apa nih pak Bram ? Pi ?" tanya Dwiky sedikit menaikkan intonasi suaranya.
" Loh...pak Hendra belum cerita sama kamu nak??" tanya pak Bram sedikit terkejut.
"Maaf son...papi lupa mau nyampaikan pesan dari pak Bram". Sambil garuk kepala.
"Hah lupa?? Hal sebesar ini papi sampai lupa??" ketus dwiky.
"Tapi papi tidak akan memaksa kamu son...!!" ada sedikit rasa bersalah di jawaban Hendra.
Moya hanya diam menunduk, tidak tau apa yang di rasakan nya saat ini. Ada rasa tidak percaya, kecewa, marah dan sakit hati.Saat semua berkecamuk dalam kepalanya tiba tiba Moya merasakan pusing yang begitu hebat, tubuhnya gemetar dan wajah nya mulai memerah sedikit demi sedikit turun ke arah leher.
"Daddyyyyy....?" panggil Moya gemetar.
"Sayang kamu kenapa....?" bangun dari duduknya dan mendekat cepat ke arah Moya.
Belum sempat memegang tubuh moya...
Brug.....
"Moyaaaa....???" teriak Dwiky histeris.
"Moyaaaa...???" teriak Cantika ikut berlari ke arah Moya.
" Pi...kita bawa Moya ke rumah sakit !!" sambil membopong putrinya menuju arah mobil yang di parkir kan tadi.
" Ya ayo son...!! Pak Bram kami permisi dulu.Mohon maaf sudah terjadi hal di luar rencana kita." sambil mengatupkan kan kedua tangannya depan dada.
"Tidak masalah pak Hendra...ini di luar kehendak kita,semoga Moya baik baik saja pak Hendra.!!" jawabnya cemas.
"Aamiin...,terimakasih banyak pak Bram,kami pergi dulu !!" sambil menghidupkan mobil dan mulai meninggalkan halaman rumah Bram.
hendra pun melajukan mobil dengan begitu cepat.Cantika yang ada di sampingnya sampai harus beberapa kali menegur suaminya.Sedangkan Dwiky terus mendekap tubuh putrinya dengan erat. Tak di hiraukan nya suara tangis yang begitu memilukan.Ya...dwiky menangis begitu histeris.Takut terjadi sesuatu pada putrinya.
"Jangan tinggali Daddy sayang ..Daddy mohoonnnn....huuuu huuu huuu!?" terus memeluk dan menciumi wajah putrinya yang telah memerah,tangan kaki dan hampir seluruh badan memerah.
"Pi cepetan dong....,Moya udah sesak nafas ini pi ??" kata Dwiky sedikit bernada tinggi.
"Iya son...i _ini papi juga s_sudah buru buru...!!" jawab Hendra gugup karena gemetar.
"Sabar sayang....,ini bentar lagi sampai." Cantika juga menenangkan Dwiky.
Sampai di depan ruang IGD bergegas Dwiky berlari masuk dan di sambut beberapa suster di sana untuk segera di tangani. Dokter pun langsung cepat bertindak.
"Bagaimana keadaan putri saya dok...,saya mohon dok,selamatkan putri saya...huuu huuu." menangis sambil memohon.
"Son jangan seperti ini...,ayo sini biarkan dokter bekerja dulu!!" kata Hendra sambil menarik tubuh anaknya untuk sedikit menjauh dari ruangan yang di tutup tirai.
Hendra pergi menjauh dari anak dan istrinya. Kelihatan sedang menghubungi seseorang. Tak berselang lama datang seorang laki laki yang memakai jas putih,sepertinya seorang dokter juga.
"Mas...apa yang terjadi?" tanya laki laki yang umurnya mungkin sedikit sama dengan Hendra.
"Moya Fin...,sekarang terulang lagi !!" menjelaskan semua yang terjadi.
"Fin...?" Cantika mendekati Alfin adiknya.
"Mbak...!" jawab Alfin sambil memeluk kakaknya erat.
"Tolong selamatkan Moya Fin....,Dwiky bener bener terpukul melihat Moya seperti itu."
"Ya mbak Alfin akan usahakan sebisa mungkin agar Moya cepet sadar...,Alfin ke dalam dulu lihat keadaan Moya ya mbak." kata Alfin melepas pelukannya dan bergegas masuk ke dalam ruangan ber tirai itu.
" Ya Fin...!" sambil melepas pelukan adek nya.
Kedua paruh baya itu duduk di bangku dan saling menggenggam tangan erat. Ber do'a untuk kesembuhan Moya.Sedang Dwiky dari tadi mondar mandir depan ruangan yang di tutupi tirai.Hatinya begitu hancur menyaksikan sendiri putrinya begitu kesakitan.
Selang beberapa waktu, Alfin pun keluar dari dalam tirai. Raut wajah yang tak bisa di prediksi. Dwiky pun dengan cepet mendekati pamannya itu.
"Om...bagaimana keadaan Moya...apa yang terjadi dengan putriku om...cepet katakan om...??"sambil mengguncang badan Alfin berulang kali.
"Tenang dulu Ki...,om akan berusaha yang terbaik. Moya belum sadarkan diri. Prediksi kita sementara Moya mengalami keracunan makanan !! Apa beberapa saat lalu dia memakan makanan yang tak bisa dia makan ??" bertanya pada ketiganya.
"Mas tidak tau apa yang di makan Moya Fin,tapi memang kita tadi baru saja di undang makan malam sama kolega mas. Coba nanti mas tanyakan apa ada seafood di dalam makanan yang di makan Moya." jawab Hendra sedikit gusar.
Memang bukan salah koleganya menyediakan makanan yang berbahan dasar laut,mereka juga tidak tau kalo Moya memiliki riwayat alergi seafood.Hendra mulai mengetik sesuatu di gawainya.
Dan tak lama,ada notif masuk yang membuat Hendra menghembuskan nafas berat. Mendekati Alfin dan..
"Ya Fin...,mereka mengatakan kalo semua makanan yang kami konsumsi tadi banyak menggunakan bahan dasar seafood." sambil menunduk lesu.
"Pantas saja mas...,sepertinya Moya memakan banyak makanan itu,sehingga tingkat keracunannya mencapai 90%.." jelas Alfin.
"Ya Allah...kenapa aku begitu tidak tanggap akan hal itu...,begitu bodohnya aku...huh huh !!" kata Dwiky sambil memukul mukul kepalanya sendiri.
"Cukup son...,ini semua bukan salah kamu !! Kita tidak tau akan begini jadinya..!!" bentak Hendra sambil menarik tangan putranya yang terus memukul kepalanya sendiri.
Tak sanggup menerima kenyataan yang terjadi.Dwiky menangis sejadi jadinya.hingga tubuhnya luruh ke bawah dan terduduk di bawah lantai sambil menyembunyikan kepala di tengah kedua kakinya.
"Sayang...,mami mohon jangan seperti ini nak?? Kau membuat kami terluka kalo seperti ini.!!" menangis tersedu sambil memeluk putranya ikut mendudukkan badannya di lantai.
"Mas...kita sudah usahakan yang terbaik..., semoga Moya segera sadar dan pulih kembali." kata Alfin menenangkan Hendra.
"Ya Fin... Aamiin yra. Makasih ya Fin." sambil menepuk bahu Alfin.
"Yang kuat ya mas...,mas dan mbak harus tetap kuat untuk Dwiky !!" kata Alfin membalas menepuk bahu Hendra menguatkan.
Hendra hanya membalas dengan anggukan lemah,mencoba tersenyum walau harus di paksakan. Hendra hanya takut Dwiky mengalami trauma kembali seperti dulu waktu adik cewek satu satunya kecelakaan di jalan depan rumah mereka. Dan di depan mata kepalanya sendiri.
flashback on
Saat Dwiky berusia 9 tahun dia memiliki adik cewek bernama Dinda, yang saat itu berumur 5 tahun. Dia begitu cantik dan bermata kecoklatan. Dwiky begitu mencintai adiknya,hingga suatu hari saat bermain di teras rumah.
"Dek...mainnya di sini saja ya...?" kata Dwiky
"Iya kak...!" jawab Dinda sambil memainkan boneka kesayangannya.
"Kak...adek haus ??"
"Ya sudah adek duduk di sini ya...Kaka ambil minum dulu ke dalam." berlalu meninggalkan Dinda.
Awalnya Dinda anteng bermain,tapi suara orang yang menjual mainan mengalihkan perhatiannya.Dia begitu penasaran ingin melihat.Dinda pun mengikuti penjual mainan sampai tidak sadar sudah jauh keluar dari halaman rumah...
"Adek...ini mi_???" tercengang tak mendapati adek nya.
"Mami...mami adek nggak ada di sini??" teriak Dwiky memberitahu maminya.
"Bagaimana bisa adek mu nggak ada kak...??" tanya Cantika khawatir .
Keduanya pun pergi keluar rumah mencari Dinda,baru sebentar melangkah keluar halaman tiba tiba...
"Gubrakkk....prangggg."
keduanya pun membeku sesaat di tempat menyaksikan orang kesayangannya si tabrak mobil damtruk. Setelah tersadar keduanya berlari sekencang kencangnya mendekati tubuh Dinda yang sudah sangat memprihatinkan. keduanya menangis histeris terlebih Dwiky benar benar merasa hancur,dia merasa bersalah karena sudah meninggalkan adiknya sendiri.
Semenjak kejadian itu,Dwiki suka mengurung diri di kamar,terkadang memukuli kepalanya sendiri dan bicara sendiri layaknya dia sedang berbincang dengan adek nya. Semua itu terjadi selama satu tahun.Dan pada akhirnya Dwiky sembuh karena trus mendatangi psikiater dalam kurun waktu 2 tahun.
Hingga saat Milli melahirkan bayinya dan akhirnya meninggal.Dia dengan begitu terobsesinya mengangkat anak Milli sebagai anaknya. Apalagi mbok Mi telah menyerahkan hak asuh Moya ke keluarga nya.
Flashback off
"Mas Hendra kita ada kabar baik...Amora sudah siuman, secepatnya akan kita pindahkan ke ruangan !!" kata Alfin sumringah.
"Alhamdulillah ya Allah...tolong beri yang terbaik untuk cucu mas Fin...!!"kata Hendra berbinar.
"Baik mas..."bergegas Alfin mengurus semuanya.
Hendra dan Cantika bingung baru beberapa saat berbincang dengan Alfin, Dwiky sudah menghilang.Kemana anak itu perginya. Tanpa rasa curiga keduanya bergegas melihat Moya dalam ruangan ber tirai itu, dan pas masuk...
Astagfirullah halaziim....KiKi !!!??"
...****************...
Happy reading guys,
jangan lupa subscribe, like dan komennya ya...
Terimakasih
