NovelToon NovelToon
Sunflower

Sunflower

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Wa Yana

Menjadi diri sendiri bukanlah hal yang mudah bagi Sebagian orang bahkan untuk beberpa tidak menyadari dan mengenali dirinya seperti apa. Namun bagi Haikal menjadi diri sendiri adalah versi terbaik dalam hidup yang tidak menuntut diri untuk menjadi terbaik dimata orang lain atau menjadi pribadi yang di inginkan orang lain.
Namun entahlah kedepannya seperti apa, bukankah pikiran orang akan berubah sesuai dengan apa yang ditemukan ke depannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wa Yana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30. Pingsan

. . . Gedubrak’

Suara orang jatuh terdengar hingga telinga seorang Ibu yang asik bercanda dengan anak gadisnya yang berumur sekitar 3 4 tahun.

“Bunda, itu kakanya jatuh” ucap seorang anak yang menunjuk Selin yang kini terkapar di depan pintu apartemen Haikal.

“Ayo Nak, kita samperin” Ibu tersebut berlari kecil bersama anaknya menghampiri Selin

“Duh, nggak ada yang lewat lagi” ucapnya dengan panik.

“Pasti gadis ini berteman dengan pemilik unit ini” ucapnya lalu segera mengetuk pintuk unit Haikal

Tok tok tok’ Suara ketukan sedikit keras dan terburu-buru.

“Nak, apa ada orang didalam?” Tanya Ibu tersebut dengan berteriak kecil.

Ceklek’

“Ada apa yah Bu?” Tanya Haikal denga wajah bingungnya melihat seorang Ibu yang kini tampak panik di depannya.

“Ini Nak, apa ini temannya, tadi Ibu liat dia pingsan, tapi Ibu bingung mau nolongin gimana makanya ngetuk pintu kamu” ucapnya dengan menunjuk Selin yang kini terkapar di lantai.

“Ibu titip teman Saya sebentar yah, Saya mau ambil kunci mobil” Haikal terkejut dan segera masuk mengambil kunci mobil.

Haikal kini menggendong tubuh Selin setelah mengunci pintu apartemennya dan membawanya ke rumah sakit. Saat di parkiran lagi dan lagi Gisel menemukan Haikal dengan wajah paniknya menggendong seorang wanita yang kini dibawanya ke dalam mobil dan bergegas melakukannya meninggalkan parkiran apartemen

“Kak Haikal panik banget, Tapi kok perempuannya kaya nggak asing yah” pikir Gisel yang sedikit acuh,

Namun beberapa saat kemudian Gisel mengingat kesamaan perempuan yang digendong Haikal dan dipeluknya saat itu.

“Rambutnya mirip, bentuk tubuhnya juga mirip” ucapnya menjawab pertanyaan yang ada di kepalanya.

“Kok Gue sakit hati yah, Lagian emang apa hubungannya sama Lu Gisel….. Huftt” Gisel membuang nafasnya kasar lalu kembali melanjutkan perjalanannya menuju lift yang akan mengantarnya ke unit apartemennya.

.

Setelah membersihkan dirinya Gisel kini duduk dihadapan meja riasnya untuk memakai skincare rutinnya. Gisel akan bersiap tidur setelahnya, Ia bahkan tidak ingin mengerjakan kesibukan lain karena pikirannya yang sedikit berkecamuk.

“Gue nggak mungkin patah hati sama cowo orang kan” ucapnya pada dirinya sendiri yang kini dilihatnya melalui pantulan cermin.

Tring tring’ Suara ponsel Gisel.

“Candra ngapain nelpon sih, pasti mau nanyain tugas” Gerutu Gisel yang tidak ingin mengangkat telpon namun Ia tidak akan tega melakukannya sehingga memilih untuk mengangkatnya.

“Halo, Lu ngapain nelpon malam-malam?” Tanya Gisel dengan nada malas

‘Gue mau minta tolong Gi, Lu tahu unit apartemen Haikal kan?’

“Iya Gue tahu, memangnya kenapa?”

‘Tolongin cek dong, soalnya tadi dia bilang mau ke rumah buat makan, tapi sampai sekarang nggak datang mana telponnya nggak aktif lagi’

Gisel memutar kedua bola matanya masal, Ia tidak tahu dimana keberadaan Haikal yang pasti saat ini pasti sedang bersama wanita yang digendongnya.

“Harus banget Gue gitu ?” Tanyanya dengan nada malas

‘Tolongin lah, soalnya nyokap Gue kuatir’ balas Candra dengan nada kuatir.

“Ya udah nanti Gue kabari yah” balasnya lagi lalu mematikan telpon.

.

Setelah selesai melakukan rutinitas skin carenya Gisel kini keluar dari apartemennya dan berjalan menuju unit Haikal yang berbeda lantai dengannya.

“Kayanya dia belum balik deh, ini aja baru sejam dari dia pergi” Gisel memperhatikan jam pada ponselnya yang menunjukan jam 10 malam lewat.

“Seenggaknya Gue udah nempatin ucapan Gue pada Candra buat ngecek, kalau nggak ada kan bukan kapasitas Gue” ucapnya lagi lalu melanjutkan perjalannya menuju unit Haikal.

Saat berada didepan pintu unit apartemen Haikal, Gisel melihat ponsel Haikal yang tergeletak depan pintu.

“Pantesan nggak bisa dihubungi orang ponselnya ada disini” Gisel mengambil ponsel Haikal dan mencoba mengetuk pintu unit Haikal.

Tok tok’ ketukan pertama

Tok tok’ ketukan Kedua

“Kata orang, kalau mau bertamu cukup 3 kali aja kan mengetuknya, Gue bakal ngetuk setelah itu balik dan nelpon Candra” ucapnya pada dirinya sendiri.

Tok tok’ Ketukan ketiga.

“Lu nyari Gue?” Tanya seseorang yang ada dibelakang Gisel

“Eh kok Kak Haikal ada disini?” Tanya Gisel dengan bingung.

Haikal tidak menjawab pertanyaan Gisel, Ia maju dan meraih pinggang Gisel membawanya kedalam pelukannya.

1 menit

2 menit

Haikal masih nyaman berada didalam pelukan Gisel entah apa yang membuatnya tidak ingin bergegas.

Begitupula dengan Gisel yang entah kenapa tidak menolak saat Haikal memeluknya, bahkan saat ini Gisel menikmati aroma tubuh Haikal yang begitu wangi menerpa indra penciumannya.

“Maaf” ucap Haikal setelah melepaskan pelukannya pada Gisel.

“Eh nggak papa ko, ini tadi Candra nelpon katanya nyokap Lu nanyain” ucapnya sembari menyodorkan ponsel Haikal.

.

“Kondisi Lu udah nggak papa, Lu harus kemoterapi, Gue nggak mau dengar alasan apa pun lagi” ucap Mark yang kini sedang berada di ruangan Selin.

“Lu kan Cuma dokter koas, kenapa Lu sibuk banget sih” ucap Selin dengan ketus, Ia kesal saat Mark yang memeriksanya, bukan dokter yang biasanya.

“Lu nggak percaya sama Gue, menurut Lu, Gue bakal bohongin mantan Lu itu biar pergi, Lagian Prof Adi lagi nggak ada, dan Gue dipercayakan memeriksa pasien yang masih bisa Gue tangani” Mark ikut berbicara ketus, karena kesal dengan ucapan Selin terhadapnya.

“Sorry Mark, Gue Cuma kesal aja pas tadi Haikal nuduh Gue pura-pura pingsan” Selin kembali berbicara lembut, Ia tidak ingin Mark ikut kesal padanya.

“Ya udah sekarang Lu istirahat, sambil nungguin supir Lu datang, Gue “Yak e UGD” ucapnya lalu meninggalkan Selin dengan wajah kesalnya.

“Brengsek, kenapa harus Mark yang meriksa Gue sih, kalau begini caranya trik Gue nggak bisa ke pake” ucapnya dengan kesal dan memukul samping tempat tidurnya.

.

“Riska, Lu mau jenguk Selin?” Mark melihat Riska yang berjalan terburu-buru

“Iya.., Gue ke dalam dulu yah” balasnya dengan buru-buru dan menuju administrasi untuk menanyakan kamar Selin.

“Bahkan Lu lupa kalau Gue dokter disini saking sayangnya Lu sama Selin” ucap Mark yang melihat kepergian Riska.

.

“Pagi banget Lu ngajak ke kantin” ucap Karin yang datang bersama Gisel menghampiri Nia, Wina dan juga Jigar.

“Lu tahu kan, Gue anak kaya raya tanpa orang tua” sarkas Wina dengan senyum kecutnya.

Wina bahkan sudah menjadikan candaan kondisinya saat ini.

“Nggak boleh gitu, Gue aja yang nggak punya orang tua, nggak ngomong kaya gitu” ucap Jigar pada Wina.

“Sorry Gue nggak maksud” Wina menggaruk kepalanya tidak enak pada Jigar yang merasa tersinggung dengan ucapannya.

Karin, Gisel dan Nia juga ikut menatap Jigar dengan tatapan yang tidak enak.

“Udah santai aja, Gue nggak sedih kok” Jigar menenangkan teman-temanya yang kini tampak tegang.

“Ya udah, Gue pesanin yah kalian mau apa ntar Gue traktir deh” Sambung Jigar mencoba mencairkan suasana.

“Jangan jangan, Lu nggak lupa kan kita punya anak tunggal kaya raya” Nia menunjuk Wina dengan wajahnya dan bibirnya di memanyunkan.

“Iya Gue traktir deh tapi nggak disini, Duit Gue sayang kalau Cuma traktir makan di kantin doang” Sombong Wina.

Ucapan Wina disambut senyum senang yang lain, yang mana malam ini mereka pasti akan diajak makan ke restoran enak.

“Gue ada rekomendasi restoran seafood, Lu ajak sekalian teman Lu si Candra okey” tawar Nia pada Jigar yang hanya menganggukkan kepalanya.

Gisel dan Karin hanya menggelengkan kepalanya, melihat Jigar yang begitu introvert ditakdirkan berteman dengan Wina dan Nia yang begitu ribut dan receh.

.

Di rooftop kampus kini Haikal sedang bersantai dengan sebatang rokok ditangannya

“Lu semalam kemana sampai kelupaan HP gitu, Bunda kan jadi kuatir” Candra datang mengintrogasi Haikal yang kini duduk dengan santai dengan sebatang rokoknya di rooftop kampus.

Haikal hanya melirik sekilas Candra yang menatapnya dengan tatapan kuatir dan kesal.

“Gue ada urusan, Hp Gue jatuh depan kamar” jawabnya singkat.

Candra yakin ada yang terjadi pada Haikal, Ia tahu persis Haikal akan merokok jika ada masalah yang mengganggu pikirannya.

“Gisel mana?” tanya Haikal pada Candra.

“Nggak tahu, paling di kelas soalnya Gue ada kuliah yang nggak jadi masuk” Candra ikut duduk disamping Haikal dan ikut memperhatikan langit biru dengan sedikit awan.

.

Gisel dan Karin kini masih berada di kantin, Karena batal masuk mereka memilih menyusul Nia dan Wina di kantin, namun saat ini Nia, Wina dan juga Jigar harus kembali karena ada kelas.

“Gi?, Lu lagi dekat sama Kak Haikal yah?” Tanya Karin dengan tiba—tiba.

“Tiba-tiba banget nanyanya, bikin Gue kaget aja” Gisel kembali menyeruput minum yang ada didepannya, entah kenapa pertanyaan Karin membuat tenggorokannya kering tiba-tiba.

“Gue nggak sengaja dengar Kak Jeno dan Kak Juan bahas mantan pacar kak Haikal”

1
ℨ𝔞𝔦𝔫𝔦 𝔞𝔫𝔴𝔞𝔯
orok gak tuh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!