Cinta Untuk Ibu

Sampai di rumah, Kyana pun sudah tertidur di dalam mobil, Frans pun lalu mengendong Kya masuk ke dalam rumah, berpapasan dengan Bu Lily yang keluar untuk menyambut kepulangan anak dan cucu nya.

"Kya sudah tidur." ucap Bu Lily pada Jane yang berjalan menghampiri nya.

"Iya Ma."

Setelah membawa Kyana ke kamar, Frans lalu keluar. "Tante, Jane, aku pulang dulu ya."Ucap Frans pamit pulang.

"Gak duduk dulu nak Frans?."Tanya Bu Lily.

Frans mengangkat tangan nya dan melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan nya. "Sudah malam Tante, lain kali lagi."Balas Frans. Bu Lily pun mengangguk mengerti.

"Frans, Makasih ya, maaf merepotkan mu." Ucap Jane.

"Tidak repot, aku pulang dulu ya, kamu istirahat lah." jawab Frans yang setelah itu pun berlalu dari hadapan Jane dan ibu nya.

"Frans itu baik banget ya, dia sangat sabar menghadapi Kyana."Ucap Bu Lily.

"Iya Ma."

"Ya sudah, ayo masuk."Ajak Bu Lily, Jane pun mengiyakan. Kedua nya lalu berjalan masuk ke dalam rumah.

Setelah masuk ke dalam untuk beristirahat, Jane kembali mengingat kejadian di lif bersama Bryan. Mengingat begitu kasar nya Bryan pada nya. Jane melihat pergelangan tangan nya yang memerah karena genggaman Bryan yang begitu kuat.

"Dia pasti sangat membenci, lalu bagaimana dengan aku, Aku harus bertemu dengan nya setiap hari di kantor, ya Tuhan.... Setelah 5 tahun, kenapa kau pertemukan lagi aku dengan nya begitu dekat. Terus memikirkan nya, Jane yang sudah di landa rasa lelah karena bekerja pun tertidur setelah nya.

•••

Keesokan hari nya.

Jane yang masih memejamkan matanya tertidur merasakan sentuhan di pipi nya yang membuat wanita itu membuka mata nya, senyuman mekar di pagi hari saat ia melihat putri nya memeluk nya dan menempelkan telunjukan di pipi Jane untuk membangunkan ibu nya bekerja.

"Pagi Mama, Mama capek ya?." Tanya Kya dengan lembut. Jane pun mengusap wajah nya sendiri untuk mengumpulkan nyawa nya.

"Tidak, kenapa memang nya sayang?." Balas Jane.

"Tadi Kya mau bangunkan mama lebih pagi, tapi kata Nenek, Kya jangan ganggu Mama tidur karena mama capek bekerja." Jelas Kya, Jane pun tersenyum mendengarkan penjelasan putri kesayangan nya itu.

"Capek, tapi Mama sudah cukup tidur, sudah tidak lelah lagi. Apalagi lihat senyum Kya, Mama semakin semangat."Balas Jane, Kya pun tersenyum lebar.

Setelah bersiap, Jane pun ke meja makan dimana disana sudah ada ayah dan ibu nya yang sarapan. "Pagi Pa, Ma." Sapa Jane.

"Pagi sayang."

"Bagaimana kerjaan mu Jane, bagaimana bekerja di kantor itu?." Tanya pak Erwin.

"Aman Pa, Jane sudah mulai menyesuaikan diri bekerja di sana."Balas Jane.

Di tengah sarapan mereka. terdengar suara mobil memasuki halaman rumah Jane. "Seperti nya Frans sudah datang."Ucap Bu Lily.

"Iya Ma, aku pergi dulu ya Ma, Pa." Balas Jane.

Jane lalu menatap Putri kecil nya. "Sayang, Mama mau pergi bekerja dulu ya, Jangan nakal ya sama Kakek dan nenek." Ucap Jane.

"Oke Mama."Balas nya dengan semangat.

memberikan kecupan di kening, Jane pun lekas berjalan keluar dan menghampiri Frans yang seperti biasa menjemput nya bekerja.

"Pagi Frans. "

"Pagi. Jalan sekarang?." balas Frans. Jane pun tersenyum mengangguk.

Saat sampai di kantor. Frans dan Jane berjalan beriringan, berpapasan dengan Bryan yang akan masuk ke dalam lif. Jane pun menahan tangan Frans untuk berjalan lebih perlahan, karena ia tak ingin 1 lif dengan Bryan.

"Ada apa?." Tanya Frans.

"Ada Pak Bryan, biarkan dia naik dulu."Ucap Jane dengan berbisik. Frans pun melihat Bryan yang sudah di dalam lif juga melihat ke arah mereka berdua.

Bryan menatap tajam Jane dengan tatapan yang dingin sampai pintu lift tertutup.

"Kenapa?."

"Tidak apa-apa, aku hanya merasa tidak pantas saja 1 lif dengan bos."Jane membuat alasan yang menurut Frans bisa di terima tanpa lagi bertanya kenapa.