Tak ada satupun orang tahu bahwa sang casanova rupanya masih perjaka. Telah banyak wanita yang tidur dengannya, tapi rupanya tak ada satupun wanita yang bisa membuatnya bergairah.
Trauma di masa lalu membuat Andra Struick menjadi seorang pria impoten. Sehingga dia mencoba mengencani banyak wanita untuk bisa membuatnya sembuh dari impontennya.
Tapi bagaimana kalau ternyata satu-satunya wanita yang bisa membuatnya bergairah adalah musuh bubuyutannya? Apakah Andra akan menerima takdirnya? Atau memilih tidak menikah sama sekali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
"Hahaha..." Farrel mentertawakan Andra yang sedang terlihat memakai koyo cabe di pelipisnya. Ini semua gara-gara ulah Sadrina yang membuat Andra stres.
"Wah lu malah ngetawain gue sih. Cewek itu tuh malah bikin gue pusing setiap hari. Coba deh lu bayangkan, gue tuh kemarin lagi bermesraan dengan Claudia di sofa, eh tiba-tiba dia muncul sambil membawa cemilan dan duduk di sofa, katanya mau menonton televisi."
Flashback On...
Saat itu Andra sedang bermesraan dengan Claudia di sofa, mereka dikejutkan dengan Sadrina yang tiba-tiba muncul sambil membawa cemilan.
"Kamu ngapain duduk disini?" tanya Andra dengan nada kesal kepada Sadrina yang sedang ngemil. Pria itu segera merapikan kemejanya.
Sementara Claudia hanya mendengus kesal menatap Sadrina dengan tatapan sinisnya.
"Aku ingin menonton TV, ada sinetron kesukaan aku, itulah lho sinetron Tersandung." Jawab Sadrina sambil menyalakan televisi.
"Apa kamu tidak melihat kami sedang apa?" tanya Claudia kepada Sadrina dengan nada kesal.
"Kalian sedang berkencan. Seharusnya kalian berkencan di dalam kamar saja, bukannya biasanya begitu kan setiap kamu berkencan dengan para pacar kamu?" tanya Sadrina kepada Andra.
Perkataan Sadrina membuat Claudia sangat marah kepada Andra. Rupanya Andra memiliki banyak pacar, sampai wanita itu memberikan hadiah tamparan yang sangat keras ke wajah Andra.
Flashback off...
Farrel tertawa kembali, cerita Andra membuat Farrel merasakan sakit perut. "Itu artinya Sadrina itu pembantu limited edition. Tapi kok kamu tega sekali menjadikan Sadrina sebagai pembantu?"
Walau bagaimanapun pun juga Sadrina adalah teman sekelasnya Farrel. Farrel, Sadrina, dan Andra pernah bersekolah di sekolah yang sama. Bahkan Sadrina pernah dijodohkan dengan Farrel. Walaupun hubungan mereka harus kandas, Sadrina memilih untuk mundur karena Farrel mencintai wanita lain. (Cerita ini ada di novel Pesona Pria Seratus Juta.)
"Biar hutang dia cepat lunas lah, bro." Jawab Andra.
"Sebenarnya sih gue gak mau ikut campur dengan urusan lu dengan Sadrina. Hanya saja gue ingin berpesan sama lu, jangan terlalu membenci, nanti kalau lu jatuh cinta sama dia, bagaimana? Apalagi kalian tinggal satu atap." Farrel mencoba untuk memperingatkan sahabatnya itu. Sebenarnya bisa saja dia menolong Sadrina, tapi dia tidak bisa ikut campur dengan urusan Andra dan Sadrina. Dia sangat menghargai persahabatannya dengan Andra. Apalagi Farrel saat ini posisinya sudah menikah, dia harus menghargai perasaan istrinya.
"Gak mungkin lah gue jatuh cinta sama si Mak Lampir itu. Yang ada setiap hari dia selalu bikin gue kesal." Andra sangat merasa yakin bahwa dia tidak akan pernah jatuh cinta kepada Sadrina.
Drrrrt!
Drrrrt!
Drrrrt!
Andra mendengar ponselnya bergetar, rupanya ada pesan dari Sonya. Wanita yang dijodohkan dengannya.
[Sayang, aku kangen. Nanti malam kita bertemu yuk?]
Andra pun menghela nafas, dia sangat malas membalas pesan dari wanita itu. Mungkin hanya untuk bersenang-senang saja baginya tidak bermasalah, tapi nyatanya Sonya adalah calon istrinya. Andra sangat takut rahasianya terbongkar, bagaimana kalau Sonya tahu bahwa dia adalah seorang pria impoten? Andra sangat berharap tidak ada satu orang pun yang tahu rahasia memalukannya itu.
"Sebentar lagi gue akan menikah dengan Sonya. Bagaimana kalau dia tahu gue sebenarnya impoten? Lu tahu kan si Sonya itu mulutnya ember, bagaimana kalau dia cerita ke orang lain?" Andra sedang mengeluh kepada Farrel.
Farrel pun menanggapi curahan hati sahabatnya itu. Saat ini mereka berdua sedang berada di sebuah kafe, sedang makan siang bersama di jam istirahat. "Gampang, lu gak usah nikah sama dia. Beres kan?"
Andra pun mengeluh kembali. "Tapi masalahnya bokap gue tuh akan menjadikan gue pemimpin perusahaan dengan syarat gue harus nikah dulu, bro."
"Kenapa lu gak bilang aja ke bokap lu kalau lu sebenarnya sudah punya calon istri? Lu bilang aja ke bokap lu kalau lu sebenarnya ingin mencari calon istri dengan pilihan sendiri." Farrel mencoba memberikan saran kepada Andra.
"Nah itu dia masalahnya, semua cewek yang gue kencani pun gak ada yang bisa membuat adik gue bangun. Jadi gue merasa percuma aja kan kalau gue menikah? Makanya gue pasrah aja ketika bokap gue menjodohkan gue dengan Sonya."
Farrel membulatkan matanya ketika tiba-tiba sebuah ide muncul di kepalanya. "Kenapa lu gak memanfaatkan Sadrina saja? Lu bilang ke bokap lu sebenarnya lu sudah memiliki kekasih, yaitu Sadrina. Ya walaupun saat ini Sadrina sudah tidak memiliki apa-apa, tapi Om Miller dan Om Bambang dulu pernah sahabatan kan? Siapa tahu bokap lu setuju dengan hubungan lu sama Sadrina, dan membatalkan perjodohan lu dengan Sonya."
Andra menolak ide konyol dari sahabatnya itu. "Wah, masa gue harus nikah sama si Mak Lampir? Baru hidup satu minggu saja dengan dia, hidup gue udah seperti di neraka. Apalagi seumur hidup?"
"Tapi setidaknya Sadrina bisa tutup mulut, bro. Kan dia punya hutang sama lu. Siapa tahu kan adik lu bisa bangun sama dia, lu belum pernah nyoba kan sama dia?"
Andra terdiam, sebenarnya dia pernah merasakan gelayar yang aneh pada tubuhnya sendiri saat melihat Sadrina berpenampilan seksi. Tapi rasanya tidak mungkin kalau dia berhasrat kepada wanita itu? Yang ada wanita itu selalu membuatnya kesal.
