NovelToon NovelToon
Aku Menolak Menjadi Pemeran Figuran

Aku Menolak Menjadi Pemeran Figuran

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Transmigrasi ke Dalam Novel
Popularitas:41.7k
Nilai: 5
Nama Author: @hartati_tati

Naya wanita cantik yang berumur 27 tahun mendapati dirinya terbangun didunia novel sebagai pemeran tambah yang berakhir tragis. Naya merasuk kedalam tubuh Reka remaja cantik yang berusia 18 tahun. Reka memiliki keluarga yang sangat amat menyayanginya, mereka rela melakukan apapun demi kebahagiaan Reka. Meskipun memiki keluarga yang sangat amat mencintainya sayangnya kisah percintaan Reka tidak berjalan dengan baik. Tunangannya Gazef lebih memilih pemeran utama wanita dan meninggalkan Reka. Reka yang merupakan pemeran tambahan akhirnya menjadi batu pijak untuk kebehagian Gazef dan Rosa, Reka harus mati demi kebahagiaan pemeran utama dalam novel.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @hartati_tati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

Gazef dan Rosa berboncengan naik motor sepulang sekolah, angin sore yang sejuk menerpa wajah mereka. Rosa duduk di belakang, tangannya memegang erat pinggang Gazef. Sepanjang perjalanan, Rosa bercerita dengan semangat tentang kejadian-kejadian di sekolah, dari tugas yang menumpuk hingga gosip terbaru di kelas.

Namun, Gazef tetap diam, pandangannya fokus ke jalan di depan. Kata-kata Rosa seakan melayang tanpa mendapatkan respon.

Rosa yang sadar Gazef tidak mendengarkan apa yang dia bicarakan mulai merasa kesal. Dia mengerutkan kening dan menggigit bibir, mencoba menahan kekesalannya. Namun, semakin lama mereka berkendara dalam keheningan, semakin besar rasa frustrasinya.

"Kamu kenapa diam saja sih?" tanya Rosa dengan nada mulai kesal.

Gazef tetap diam, matanya fokus ke jalan di depan.

"Gazef! Kenapa kamu diam terus?" suara Rosa meninggi, berharap bisa mendapatkan respon.

Tak ada jawaban, hanya keheningan yang membuat Rosa semakin tidak sabar.

"Apa aku ada buat salah? Kenapa kamu diam saja?" tanya Rosa lagi, suaranya terdengar penuh kecemasan dan frustrasi.

"Diamlah! Aku sedang tidak ingin diganggu," bentak Gazef, suaranya penuh dengan kemarahan yang tertahan.

Kata-kata Gazef itu membuat Rosa terdiam, hatinya terasa seperti ditusuk. Sepanjang sisa perjalanan, tidak ada lagi kata yang terucap. Akhirnya, mereka sampai di depan rumah Rosa yang kecil dan terlihat sedikit kumuh. Rumah itu berdiri sederhana di antara deretan rumah lainnya, dengan cat yang mulai mengelupas dan halaman yang tidak terlalu terawat.

Rosa menatap Gazef dengan mata yang sedikit berkaca-kaca.

"Terima kasih sudah mengantar," ucapnya singkat, sebelum berbalik dan masuk ke rumah, meninggalkan Gazef yang masih duduk di atas motor, menatap kepergian Rosa dengan rasa bersalah mulai merayap di hatinya.

Gazef menyalakan motornya dan tanpa sepatah kata pun, dia berbalik dan berjalan pergi, meninggalkan Rosa di depan rumahnya. Suara deru motor menjauh, membuat Rosa hanya bisa menatap kepergian Gazef dengan tatapan sedih. Hatnya terasa berat melihat kekasihnya pergi dalam keadaan marah.

Saat Rosa hendak masuk ke dalam rumah, beberapa orang tak dikenal mendekat. Mereka mengenakan masker dan topi yang menutupi wajah mereka, membuat identitas mereka sulit dikenali. Tanpa basa-basi, salah satu dari mereka mengeluarkan sebuah botol kecil dan melemparkan cairan aneh ke wajah Rosa.

Seketika itu juga, Rosa menjerit kesakitan. Panas luar biasa membakar kulitnya, membuatnya berteriak dalam penderitaan. Orang-orang tak dikenal itu segera lari menuju sebuah mobil yang parkir tak jauh dari sana, meninggalkan Rosa yang terjatuh di tanah, menggeliat kesakitan.

Tetangga-tetangga yang mendengar jeritan Rosa segera keluar dari rumah mereka, melihat pemandangan mengerikan itu dengan keterkejutan dan kepanikan. Beberapa orang segera berlari mendekat untuk membantu, sementara yang lain menelepon layanan darurat.

Dalam hitungan detik, suasana di depan rumah kecil Rosa berubah menjadi penuh kegaduhan dan kekacauan. Rosa terus menjerit kesakitan, merasakan efek dari cairan yang mengerikan itu, sementara orang-orang di sekitarnya berusaha semampu mereka untuk memberikan pertolongan pertama dan menenangkan Rosa yang menderita.

Sementara itu, Gazef yang sedang berkendara tidak menyadari bahwa tiga mobil hitam mengikuti di belakangnya. Matanya tetap fokus pada jalan, pikirannya masih terpaku pada percakapan yang baru saja terjadi dengan Rosa. Dia mencoba menenangkan dirinya, tidak menyadari bahaya yang mengintai.

Saat memasuki jalan yang sepi, dua mobil hitam tiba-tiba melaju cepat dan mengapit motornya. Gazef panik, mencoba mengendalikan motor, namun usahanya sia-sia. Mobil-mobil itu memaksanya keluar dari jalan, membuat motornya kehilangan keseimbangan dan jatuh dengan keras ke aspal.

Gazef terhempas ke tanah, merasakan nyeri tajam di seluruh tubuhnya. Sebelum dia bisa memulihkan diri, pintu-pintu mobil terbuka dan sekelompok orang keluar dengan cepat. Tanpa memberi waktu untuk bereaksi, mereka langsung menghajar Gazef dengan brutal dan membabi buta.

Pukulan dan tendangan menghujani tubuh Gazef. Wajahnya babak belur, darah mengalir dari hidung dan mulutnya. Dia mencoba melindungi dirinya dengan tangan, tapi jumlah dan kekuatan penyerangnya membuat perlawanan menjadi sia-sia.

Salah satu penyerang mengangkat balok kayu yang besar dan dengan kekuatan penuh menghantam kaki Gazef. Rasa sakit yang luar biasa menusuknya, dan dia merasakan tulang di kakinya patah. Teriakan kesakitannya menggema di jalan yang sepi, tapi tidak ada yang datang untuk menolong.

Setelah beberapa menit yang terasa seperti seumur hidup, penyerang-penyerang itu akhirnya berhenti. Mereka kembali ke mobil dengan cepat, meninggalkan Gazef yang terbaring tak berdaya di jalan. Mobil-mobil itu melaju pergi, meninggalkan jejak kekerasan dan penderitaan di belakang mereka.

Gazef tergeletak di tanah, napasnya tersengal-sengal, tubuhnya penuh luka dan rasa sakit yang tak tertahankan. Dia menatap langit dengan pandangan kabur, merasakan keputusasaan dan ketakutan yang mendalam. Dalam benaknya, hanya ada satu pikiran: apa yang sebenarnya terjadi dan mengapa ini terjadi padanya?

Di suatu tempat yang tersembunyi, Arsan duduk di sofa mewah, tangannya memegang iPad yang menampilkan rekaman kejadian yang baru saja dialami oleh Rosa dan Gazef. Senyum puas terlukis di wajahnya saat dia menonton kembali adegan-adegan kekerasan itu.

"Hahahahaha," tawa Arsan terdengar puas dan penuh kemenangan, suaranya bergema di ruangan yang luas. Melihat kedua orang yang dia benci karena membuat adiknya sedih mendapatkan hukuman sesuai dengan keinginannya membuat hatinya puas.

Tak berselang lama, tiba-tiba belasan pria masuk ke dalam ruangan Arsan dengan langkah tegas. Mereka berdiri tegap, membentuk barisan menghadap Arsan, menunggu perintah lebih lanjut.

"Boss, tugas sudah selesai," kata salah satu dari mereka dengan suara tenang namun penuh hormat.

"Bagus," jawab Arsan dengan anggukan puas. "Kalian boleh pergi."

Para pria itu membungkuk sedikit sebagai tanda hormat sebelum berbalik dan meninggalkan ruangan. Pintu tertutup dengan lembut di belakang mereka, meninggalkan Arsan sendirian dengan pikirannya. Dia menatap layar iPad sekali lagi, senyum kejam tetap terukir di wajahnya.

Arsan meletakkan iPad di meja di depannya, mengambil gelas anggur dan menyesapnya perlahan. "Inilah akibatnya bagi siapa saja yang berani menyakiti keluargaku," gumamnya kepada dirinya sendiri, menikmati setiap momen kemenangan tersebut.

Arsan berdiri dari duduknya dan berjalan menuju meja kerjanya yang terletak di sudut ruangan. Dia membuka beberapa dokumen dan mulai mengerjakan tugas-tugasnya dengan fokus. Namun, ketenangan itu terganggu saat pintu terbuka dan seseorang masuk ke dalam ruangan, lalu duduk di sofa dengan santai.

"Sedang apa kakak di sini?" tanya Arsan tanpa mengalihkan pandangannya dari dokumen-dokumen di meja.

"Apa kamu sudah memberikan hukuman padanya?" tanya Gred, yang masuk dengan wajah datar dan tatapan dingin.

"Kenapa menanyakan hal itu?" Arsan menatap Gred dengan curiga.

"Jika belum, aku yang akan memberikan mereka pelajaran," kata Gred dengan nada tegas.

Arsan mendesah, mengetahui sifat kakaknya yang tak kenal ampun.

"Jika kakak yang memberikan mereka berdua pelajaran, mereka akan langsung mati," kata Arsan.

"Itu lebih baik," balas Gred tanpa ragu.

Arsan menggelengkan kepala, menahan senyum kecil. "Jangan lakukan hal yang sia-sia dengan menghabisi mereka berdua. Aku sudah memberikan pelajaran yang bagus untuk mereka, pelajaran yang tidak akan pernah mereka lupakan sampai kapan pun."

Gred terdiam sejenak, mempertimbangkan kata-kata Arsan. "Oh, baguslah kalau begitu," katanya akhirnya, nada suaranya menunjukkan sedikit rasa puas.

"Lalu, apa benar daddy akan memutuskan pertunangan dengannya?" tanya Gred, matanya masih penuh amarah.

"Ya, Reka sendiri yang bercerita bahwa dia sudah tidak bisa menahan kesedihannya melihat Gazef yang terang-terangan berselingkuh," jawab Arsan dengan nada tenang.

"Aku juga sudah melihatnya sendiri," lanjut Arsan. "Aku mengikuti Reka pergi ke sekolah tanpa dia sadari. Di sana, aku melihat Gazef yang bermesraan dengan seorang gadis, dan Reka melihat hal itu."

"Dasar bajingan! Berani sekali dia memperlakukan adikku dengan buruk," kata Gred dengan suara penuh kemarahan.

"Kakak tenang saja, redakan amarah Kakak. Semuanya sudah baik-baik saja," kata Arsan, mencoba menenangkan Gred.

"Jika aku melihatnya di depan mataku, aku akan langsung menghajarnya tanpa ampun," balas Gred, suaranya penuh dengan determinasi dan kemarahan.

Arsan menghela napas lelah. Gred tidak bisa ditenangkan dengan mudah. Sifatnya yang protektif akan langsung meledak jika sesuatu yang buruk terjadi pada Reka, adik kesayangan mereka. Arsan tahu, Gred akan melakukan apa pun untuk melindungi Reka, bahkan jika itu berarti mengambil langkah-langkah drastis.

"Percayalah, Kak, aku juga tidak akan membiarkan Gazef lolos begitu saja. Tapi kita harus bertindak cerdas. Aku sudah memberikan pelajaran yang tidak akan dia lupakan," kata Arsan dengan tegas.

Gred mengangguk perlahan, meskipun amarahnya masih belum sepenuhnya reda.

"Baiklah, aku akan mencoba menahan diri. Tapi jika dia berani muncul di hadapanku lagi, aku tidak akan segan-segan menghajarnya."

⚠️Tolong berikan Like dan Komentar sebagi bentuk dukungan ya!! Agar author semangat untuk menulis, tidak susah kok tinggal tekan 👍🏻 dan 💬 nextss saja sudah cukup. TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA DAN MENINGGALKAN KOMENTAR DAN LIKE⚠️

1
Murni Dewita
👣
Yui
Luar biasa
Dede Mila
baca
Aisyah Suyuti
seru
Black Moon
Masih nunggu up nya, Thor.
renaa.
di chapter sebelumnya si arsan manggilnya cebol, trs micro sister, lah skrg malah kunti bogel 🙂
zakia Mutmainah
kenapa harus nolak reka? padahal kalo reka sama kael itu pasti cocok banget
Black Moon
Kalo Gw jadi Kael juga pasti mikirnya ke arah situ, sabar ya Kael tapi bukan itu yg mau dibicarakan 🙈
✓🥀 forever
suka/Heart/

smngt Thor
Moly
Lanjut...
charis@ŕŕa
up 1 lg dong
Erni Nofiyanti
pusing bacanya muter2,
Erni Nofiyanti
kirain mukanya rusak
Midah Zaenudien
cukup bagus cuma aku belum faham alur x
@ImIm: *Biar typo
@ImIm: Reka aka naya dipaksa sama author buat mengikuti cerita novelnya dimana Reka aka naya harus mati. Karena Reka menolak dan mencoba mengubah alur cerita biara tidak mati akhirnya author (penulis novel) memutar waktu. Dibagian pertama Reka berhasil memutuskan pertunangan tapi Reka tidak tahu kalau keluarganya mencelakai Rosa dan Gazef pemeran utama dalam cerita novel makanya Reka sempat bingung kenapa dia tiba-tiba ke tarik kembali ke awal cerita dimana dia masih berstatus tunangannya Gazef. Dibagian kedua dimana Reka menembak Gazef disitu titik awal Reka sadar kalau terjadi sesuatu yang buruk kepada pemeran utama maka Reka akan di tarik paksa kembali ke titik awal cerita.

Semoga paham dengan penjelasannya
total 2 replies
Black Moon
Ditunggu up selanjutnya, semangat Author
Lippe
kata cebol dengan berat hati masih keterima. Tapi..... MICRO???
semungil itu😭😭😭😭
Neng Rusyanah
Luar biasa
Grey
apa jangan² karena perasaan kael? author nya terlalu terobsesi sama peran si kael? atau author nya terobsesi sama ending dari pemeran utama yg dia ciptakan?
Grey
kirain gegara kata rawrr nya😂🤣
Grey
kenapa harus Kunti bogel😂🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!