NovelToon NovelToon
Mawar Merah Berduri

Mawar Merah Berduri

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nur Aini

Mawar merah sangat indah, kelopak merah itu membuatnya tampak mempesona. Tapi, tanpa disadari mawar merah memiliki duri yang tajam. Duri itulah yang akan membuat si mawar merah menyakiti orang orang yang mencintainya.

Apakah mawar merah berduri yang bersalah? Ataukah justru orang orang yang terobsesi padanyalah yang membuatnya menjadi marah hingga menancapkan durinya melukai mereka??!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Aini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

1 Telat.

Grand Hotel

Byuuurrr

Seseorang pemuda melompat kedalam kolam renang yang ada di dalam hotel. Dia adalah Adit Pratama, pewaris tunggal yang akan segera menjadi pemilik hotel. Adit lumayan populer, dia memiliki dua juta followers di instagram dan tiktoknya hanya dengan memposting hasil jepretannya sebagai hobi yang ditekuninya sejak lama. Dia juga memiliki hobi lainya yaitu berenang, tidak ada hari tanpa berenang.

Apakah dia sudah punya kekasih? Tentu saja sudah. Hanya saja, tidak banyak yang tahu siapa dan seperti apa sosok kekasih seorang Adit Pratama. Karena sang kekasih tidak suka diekspos sama sekali.

Adit sudah berenang hampir setengah jam, kini dia menepi ke pinggir kolam, meraih hp nya dan mengetik pesan yang dikirimkan pada kekasihnya. Sementara itu kekasihnya saat ini sedang berada di salah satu cafe, memberikan bimbingan belajar les untuk anak anak SMA.

Happy Cafe

"Baiklah adek adek, pelajaran hari ini cukup sampai disini dulu. Pertemuan minggu depan tugasnya kakak periksa."

"Iya kak."

Gadis cantik bermata indah itu baru saja selesai mengajar les.

"Kak Inne, kalau periksa tugasnya sekarang boleh?" tanya salah satu anak bimbingannya.

"Boleh. Memangnya kamu yakin tugasmu sudah siap, dek?"

"Iya kak. Ini cek saja."

Inne mengeceknya dan ternyata benar saja sudah selesai dengan jawaban yang hampir benar semua.

"Udah hampir benar semua sih, tapi masih ada beberapa juga yang salah. Untuk jawaban yang masih salah, kita bahas dipertemuan minggu depan ya."

"Iya kak."

"Kita pulang dulu ya kak." pamit lima orang anak bimbingnya itu sementara salah satu dari mereka masih duduk di kursinya dengan wajah murung.

"Langsung pulang ya. Kalau mau main dulu, kasih tau orangtua kalian."

"Iya kak."

Sementara yang lain sudah pada pulang, Inne menatap lembut gadis manis yang masih duduk didekatnya.

"Ada apa dek? Apa ada yang bisa kakak bantu..."

"Eee maaf kak Inne, sebenarnya... untuk bayaran bulan ini masih belum bisa aku lunasi, mama belum punya uang." ucapnya ragu ragu dan tampak takut.

Jujur, Inne kecewa mendengar kabar itu. Soalnya Inne sangat butuh uang saat ini untuk membayar beberapa keperluan kuliahnya. Tapi dia juga tidak bisa memaksa.

"Ya sudah gak apa apa. Kamu bisa bayar saat sudah ada uangnya."

"Terimakasih ya kak. Kalau begitu saya permisi."

Inne menatap kepergian muridnya itu. "Dia bahkan sudah dua bulan tidak pernah membayar. Mungkin dia benar benar kesulitan." batin Inne.

Drittt

Pesan masuk ke hp nya. Dengan cepat Inne membacanya, karena pesan itu dari kekasihnya.

MY LOVE

Aku tunggu di kolam.

20 Menit.

Inne tersenyum membaca pesan itu. Dengan cepat dia berkemas, lalu berjalan menuju kasir.

"Sudah selesai, In?" Tanya pria gagah pemilik cafe.

"Sudah, bang."

Inne mengulurkan beberapa lembar uang untuk membayar minumannya dan anak anak bimbingannya tadi.

"Udah simpan saja uangnya, In. Khusus hari ini gratis."

"Loh gak usah, bang. Aku ada uang kok, anak anak sudah membayar untuk bulan ini."

"Sudah, simpan saja."

"Hmm, ya udah deh. Terimakasih ya bang Bimo."

"Iya."

Setelah itu, Inne langsung melangkah keluar dari cafe, menuju halte depan. Sayangnya saat Inne tiba di halte, bus baru saja melaju. Dia terlambat dan jika harus menunggu bus berikutnya butuh waktu sekitar delapan menit lagi.

"Bisa telat kalau gini." ujarnya tampak bingung.

Tin, tin!

Itu suara motor yang tiba tiba berhenti di dekat Inne.

"Grand hotel kan?" tanya cewek cantik pemilik motor sambil mengulurkan helm pada Inne.

"Kak Wendi?!"

"Ayo, aku antar."

"Benaran? gak repot..."

"Udah ayo naik."

Inne tersenyum senang, lalu dia segera memakai helm dan naik di belakang. Wendi melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, dia ahli dalam bermotor. Sehingga mereka tiba di depan hotel tepat waktu.

"Terimakasih ya kak."

"Iya, sama sama."

Inne memberikan helm kembali, lalu dia berlari cepat memasuki hotel dengan bebasnya tanpa ada yang menghentikannya.

"Gue jadi penasaran, Sebenarnya apa yang dilakukan Inne hampir setiap sabtu disini." ujar Wendi sebelum dia pergi.

Sedangkan Inne sudah tiba di kolam renang tepat saat Adit menepi.

Inne tersenyum senang melihat Adit yang masih sibuk menyibak rambutnya dan mengusap wajahnya yang penuh dengan air. Pesona Adit sangat memabukkan saat dalam keadaan seperti ini. Jika saja ada cewek lain yang melihat langsung saat ini, mereka sudah pasti akan menjerit histeris. Sementara Inne, sudah biasa melihat hal seperti ini dan baginya terlihat biasa saja.

Saat Adit membuka matanya, dia pun melihat wajah kekasihnya tepat berada dihadapannya. Senyum tertahan pun terlihat jelas di kedua sudut bibirnya. Dia senang tapi gengsi untuk memperlihatkan dengan jelas rasa senangnya itu dihadapan kekasihnya.

"Telat." ucapnya memalingkan wajah dan dia kembali berenang.

"Semenit aja kok telatnya. Tadi ketinggalan bus loh, Dit."

Adit masih terus berenang sampai diujung kolam, lalu dia kembali berenang kearah Inne yang tetap tersenyum manis pada kekasihnya yang sangat keras kepala, gengsi dan juga mudah emosi itu.

"Dit, muridku masih belum membayar uang les. Padahal ini sudah bulan kedua dan dia masih belum membayar seperpun." curhatnya saat Adit sudah tiba di pinggir kolam tepat dihadapannya.

"Itulah makanya kamu harus lebih tegas dan berani. Nah, sekarang mau gimana lagi. Tuh anak udah keenakan gak bayar, toh kamu juga selalu memberinya waktu."

"Aku cuma kasihan sama dia, Dit. Mungkin kedua orangtuanya benaran kesulitan untuk mendapatkan uang."

"Ya ya, terserah ibu guru Inne deh. Percaya saja terus sama tuh anak, ampe akhirnya dia berhenti les dan kamu tidak mendapatkan bayaran sama sekali." Rutuknya.

"Jangan berburuk sangka dulu, Dit. Aku yakin kok dia bakal bayar dan gak akan berhenti begitu saja."

"Baiklah, kakak Inne yang baik hati. Lagian kamu itu memang baik sama semua orang kecuali aku." ledek Adit yang selalu cemburu karena menurutnya Inne baik pada semua orang tapi tidak padanya.

"Ih kok kamu ngomongnya gitu?!"

"Faktanya begitu." Adit menepi, lalu meraih pergelangan tangan Inne. "Sekarang, saatnya kamu temani pacar kamu yang ganteng ini berenang."

Adit menarik kedua pergelangan tangan Inne, dia berusaha menarik Inne masuk kedalam kolam.

"Adit, lepasin! Aku gak mau renang. Lagian aku gak bawa baju..."

"Ini nih, kamu tu kalau sama orang lain aja selalu baik dan ngikutin kemauan mereka. Tapi kalau sama aku, selalu saja menolak."

"Bukan gitu, Dit..."

"Dit dat dut... sampai kapan kamu mau panggil aku begitu?!" Rajuknya kesal sambil melepaskan tangan Inne dan dia kembali berenang ke ujung sana.

Inne tersenyum gemas melihat bagaimana cara Adit merajuk padanya.

"Satu..."

"Dua."

Inne mulai menghitung selama apa Adit bisa marah padanya.

"Tiga."

Inne akan menghitung sampai sepuluh yang selalunya Adit akan kembali padanya tepat sebelum Inne menyebutkan angka sepuluh.

"Lima."

Adit berbalik arah, dia berenang kembali menuju Inne. Dan tentu saja itu membuat Inne tersenyum senang.

"Delapan..."

"Sembi..."

Adit tiba lebih cepat, dia kembali menarik kedua tangan Inne secara paksa sehingga Inne masuk kedalam kolam dalam keadaan masih memakai pakaian lengkapnya.

Byuuurrr

"Adit!!!" teriak Inne kesal dan juga marah.

"Ini hukuman buat pacar yang datangnya telat." Bisiknya ditelinga Inne sangat dekat.

"Aku gak bawa baju ganti, Dit."

"Itu bukan masalah besar, sayang."

Adit menarik pinggang Inne untuk mendekat padanya. Lalu, Adit mencium puncak kepala Inne yang terlapis jilbab pasminanya dengan ciuman dalam penuh rasa dan cukup lama.

"Dit..."

"I love you, sayang." bisik Adit yang beralih memeluk kekasihnya.

Inne tersenyum senang. Dia pun melingkarkan tangannya dipunggung Adit untuk membalas pelukan hangat sang kekasih ditengah dinginnya air kolam.

*Tampilan Inne Aprilia*

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!