NovelToon NovelToon
Membawa Benih Pria Beristri

Membawa Benih Pria Beristri

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Lari Saat Hamil / Hamil di luar nikah / Konflik etika / Cinta Terlarang / POV Pelakor
Popularitas:6.6M
Nilai: 4.7
Nama Author: Lautan Biru

"Ini surat pengunduran diri saya tuan." Laura menyodorkan sebuah amplop pada atasanya. "Kenapa Laura? Apa yang harus saya katakan jika tuan Jimmy datang?" Ucap kepala bagian yang menerima surat pengunduran diri dari Laura. wanita bernama Laura itu tersenyum, "Tidak perlu jelaskan apapun Tuan, di dalam surat itu sudah ada penjelasan kenapa saya resign." Setelah dua tahun lebih bekerja di perusahaan besar, dengan terpaksa Laura chow mengundurkan diri karena suatu hal yang tidak memungkinkan dirinya harus bertahan. Lalu bagaimana dengan atasanya yang bernama Jimmy itu saat tahu sekertaris yang selama ini dia andalkan tiba-tiba resign?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lautan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jimmy aku hamil!!

Sejak pulang dari perjalanan bisnis, Jimmy maupun Laura sama-sama sibuk dengan pekerjaannya, keduanya bertemu ataupun bicara hanya untuk pekerjaan saja, tanpa adanya obrolan lain seperti yang pernah mereka lakukan saat perjalanan bisnis yang membuat keduanya begitu dekat dan intim.

Laura pun tidak ambil pusing, karena memang seperti itu pekerjaan yang dia lakoni sebelumnya, tidak pernah berinteraksi lebih pada Jimmy saat di kantor. Berjalan profesional kerja.

waktu tidak terasa berputar begitu cepat, sudah satu bulan lebih setelah agenda perjalanan bisnis itu. Semua berjalan seperti biasa bahkan Celine istri Jimmy kerap datang ke kantor untuk menemui suaminya jika tidak sibuk, Sadar jika dirinya hanya menjadi wanita pemuas yang sudah dibayar, Laura sama sekali tidak memperdulikan hal itu. Laura hanya bisa melihat tanpa bisa menyentuh, itulah yang Laura rasakan.

Hari ini keduanya sedang bertemu klien di restoran hotel yang menjadi tempat Jimmy dan Laura akan bertemu klien.

Laura sebagai sekertaris mejelaskan bagaiman menjalin kerja sama dengan perusahaan Jims comperation. Wanita itu dengan sigap dan profesional saat mejelaskan ide dan gagasan untuk kerjasama mereka kedepannya, prospek keuntungan yang akan mereka dapatkan dan semua Laura jelaskan dengan sangat baik, bahkan pria yang duduk di seberang Laura terlihat begitu kagum dengan sosok wanita cantik dan cerdas seperti Laura ini.

"Sepertinya saya tidak perlu berpikir lagi, biar saya tanda tangan saja." Ucap pria yang duduk didepan Laura.

Laura tentu saja mengembangkan senyum, ini adalah kerja sama penting yang akan sangat menguntungkan untuk Jims comperation, Laura pikir ia akan kesulitan menyakinkan kliennya, tapi ternyata ia begitu mudah mendapatkan kerja sama ini.

"Tuan Jimmy anda harus memberikan bonus untuk sekertaris anda ini, saya rasa keuntungan yang di dapat tak sebanding dengan kerja keras sekerataris anda untuk meyakinkan para klien anda." Tutur pria bernama Alex.

Jimmy hanya melirik Laura sekilas, wanita itu memberikan berkas untuk di tanda tangani dua belah pihak.

"Saya tidak akan memeras otak manusia tanpa ada imbalan." Balas Jimmy dengan senyum tipis.

Tuan Alex hanya terkekeh setuju, "Jika dia bosan bekerja dengan anda, perusahaan saya siap menerimanya." Kata tuan Alex lagi sambil menatap Laura yang hanya tersenyum.

"Jika anda menginginkannya, anda bisa membawanya. Tapi saya rasa Nona Laura yang tidak mau ikut dengan anda, bukan begitu Nona Laura!" Jimmy mengarahkan tatapan pada Laura yang juga sedang menatapnya.

Mendapat tatapan seperti itu seperti mendapatkan sebuah ancaman, membuat Laura tersenyum kaku.

"Saya sudah nyaman bekerja dengan tuan Jimmy tuan, terima kasih atas tawarannya." Balas Laura dengan sopan.

Jimmy tersenyum miring sedangkan tuan Alex terlihat masam.

"Baiklah kalau tidak ada lagi yang perlu di bahas saya permisi, karena ada pekerjaan penting yang menunggu."

Laura mengerutkan keningnya, lima belas menit lagi jam pulang kantor, dan Jimmy tidak lagi memiliki janji dengan klien, lalu pekerjaan penting apa yang dikatakan Jimmy.

"Sepertinya dia hanya omong kosong, kenapa dia seperti pria yang sedang memiliki kecemburuan." Laura bicara dalam hati.

"Ah, baiklah." Tuan Alex tersenyum saat menjabat tangan Laura. "Nona Laura, jika anda masih sendiri ijinkan saya untuk mendekat."

Jimmy yang mendengar telinganya terasa panas, apalagi genggaman pria itu tidak terlepas dari tangan Laura.

"Maaf Tuan saya sudah punya seseorang yang saya cintai, dan-"

"Dan anda sudah tentunya ingat tunangan anda tuan Alex." Suara dingin Jimmy membuat Laura tersenyum dan menarik tangannya dari genggaman tuan Alex.

"Ah, rupanya anda ketinggalan gosip tuan Jimmy, kalau saya ini sedang jomblo."

Laura mengulum senyum, tidak menyangka para pria kaya ini justru membahas hal yang tidak penting.

*

*

Laura mengerutkan keningnya saat mobil yang dikendarai Jimmy memasuki basemen apartemen tempatnya tinggal, dari mana Jimmy tahu alamatnya? Pikir Laura.

"Tuan-"

Laura menelan ludah saat Jimmy menatapnya dengan tatapan yang tak terbaca.

"Turunlah!" Titahnya dengan wajah datar dan dingin.

Laura pun memilih turun, meskipun tidak disuruh Laura juga ingin turun. Sudah lama tidak berdekatan dengan Jimmy bahkan berbicara selain pekerjaan membuat suhu tubuh Laura terasa panas.

"Anda mau kemana?" Tanya Laura yang melihat Jimmy ikut turun.

"Apa aku tidak boleh melihat tempat tinggal mu," Jimmy mengerutkan keningnya menatap Laura curiga.

Laura menggeleng cepat, namun detik berikutnya ia juga mengangguk.

"Jadi boleh tidak?" Tanya Jimmy lagi.

"B-boleh."

Jimmy mengekor di belakang Laura, pria itu memindai sekeliling apartemen yang menurutnya dibawah kata standar, bangunannya sempit dan pasti memiliki fasilitas yang tidak lengkap.

"Padahal gaji dia cukup besar dan mampu menyewa apartemen yang jauh di atasnya, tapi kenapa dia lebih memilih tinggal di sini." Jimmy berkelana dengan pikirannya sendiri.

"Yakin anda mau masuk?" Tanya Laura dengan wajah memelas nya, berharap jika Jimmy mengurungkan niatnya.

Sebagai pria kaya, Laura yakin jika Jimmy tidak akan betah berada di ruang sempit tempat tinggalnya. Tapi itu semua hanya ada di angan Laura, karena buktinya Jimmy justru seperti menikmatinya.

"Saya buatkan anda minum." Laura berlalu menuju dapur kecil milikinya, tidak luas jadi disebut kecil.

Saat sedang berdiri di depan kitchen set tiba-tiba sebuah tangan melingkar di perutnya membuat Laura yang hendak menuangkan kopi kedalam gelas tersentak sampai membuat kopinya tumpah.

"T-tuan." Lirih Laura saat merasakan hangat napas Jimmy terasa membelai di kulit lehernya.

Rasanya beribu volt sengatan listrik menjalar cepat keseluruhan tubuhnya saat kecupan basah Jimmy berikan.

Laura memejamkan mata, rasa ini jujur ia rindukan sejak beberapa hari lalu, sejak dia mengetahui sesuatu. Dan sekarang Jimmy datang seolah mengerti dengan keinginannya.

Setelah puas membuat kulit leher Laura berjejak kepemilikan, Jimmy manarik kepalanya dan membalik tubuh Laura menjadi menghadapnya.

"Kau tau bibir ini terlalu manis saat bicara." Ibu jari Jimmy mengusap permukaan bibir Laura. "Aku tidak suka jika bibir ini membuat para pria berpusat padamu."

Mata Laura menatap bola mata Jimmy yang menatapnya tajam, rahangnya mengeras dengan deru napas yang memburu.

"Anda bicara ap-emphh." Laura menelan suaranya kembali saat ciuman bibir Jimmy yang rakus dan kasar mengoyak bibirnya brutal.

Akkhhh

Laura menjerit tertahan saat merasakan bibirnya digigit kuat dan terasa begitu sakit, rasa anyir dia rasakan membuat Laura langsung mendorong dada Jimmy dengan kuat.

"Kau menyakitiku Jimmy," tatapan mata Laura menyorot tajam.

Jarinya mengusap bibirnya yang ternyata berdarah.

Jimny tersenyum miring, pria itu terlihat sama sekali tak bersalah.

"Hukuman untuk bibirnya mu yang manis ini, agar kau ingat ini jika sedang bicara."

Plak

Laura menepis tangan Jimmy yang hendak menyentuh wajahnya, terlanjur emosi dan moodnya tiba-tiba buruk Laura memilih pergi. Namun belum sempat pergi tubuhnya sudah melayang dan terlentang di atas meja.

"Jimmy!!"

Laura menjerit saat tangan besar Jimmy mengoyak pakaiannya kasar hingga robek.

"Jimmy aku hamil!"

Deg

1
Widaandriani27@gmail.com Gmail.com
Luar biasa
Erlinda
bertele tele cerita nya sibuk dgn nafsu aja
Erlinda
ternyata di otak Jimmy hanya nafsu aja dan jujur Thor aq kurang suka dgn karakter Laura yg terkesan murahan ga punya harga diri
Erlinda
kenapa si Laura nya disini dibikin bodoh ya Thor .padahal dia seorang sekretaris hebat .
Erlinda
ternyata disini Celine nya jauh lebih pintar dari sang CEO ..
Adila Ahmad
bgus
Gintania nia
bagus
Lyssa Ly Alex
Luar biasa
Siti Aminah
dr awal baca banyak tipo ny thor...padahal ceritany bagus dn seru
ALNAZTRA ILMU
hahahaha..suami sendiri yg gatal donk
ALNAZTRA ILMU
perbuatannya salah..tapi mSih boleh berfikir untuk tidak jadi pelakor .
Siti Aminah
ooohhh....ternyata yg mandul cellin toh...
Siti Aminah
Jimmi kena ripu daya ny cellin...
Siti Aminah
tuh kaan...Laura bisa hamil...
Siti Aminah
sepertinya seru thor
Siti Aminah
gk munhkin Jimmi mandul. pasti istrinya yg merekayasa
Siti Aminah
walaupun kau salah Laura...tp aku salut dgn pemikiran mu
Siti Aminah
baru nyimsk thor
Muna Junaidi
Judulnya apa
💗 AR Althafunisa 💗
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!