Seorang gadis tiba tiba hamil tanpa ada tahu siapa yang menghamilinya.
Dan seorang pemuda tampan dan tajir yang harus bertanggung jawab atas kehamilannya , karena semua bukti mengarah kepadanya.
Dan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya , dengan terpaksa mereka harus menikah.
Nah , bagaimana kisah selengkapnya?
Bagaimana mereka menjalani pernikahan di usia dini , mampukah mereka bertahan menjalani rumah tangganya di usia yang sama sama masih sangat belia.
Langsung saja kita ikuti jalan ceritanya di karyaku terbaru , yang berjudul * Dua Garis Biru * .
Jangan lupa selalu tinggalkan jejak 🙏, subscribe, like, dan komentar .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewidewie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
# 22
Davin terus mencari Zea tapi tidak juga menemukannya.
Dengan lemas Davin keluar dari mobilnya dan berjalan ke arah pintu rumahnya .
Di sana tampak Anggita dan Aditya yang berdiri menatap tajam ke arah Davin .
" darimana saja kamu Davin ! "
Davin enggan untuk menjawab pertanyaan papanya dan melangkah meninggalkan mereka yang membuat mamanya semakin marah .
" Davin ! "
Davin berhenti berjalan dan mengedarkan pandangannya kemudian menoleh ke arah papa dan mamanya " pa , ma, Davin capek , Davin mau istirahat!"
Anggita menampar wajah Davin dengan keras
plaks
" kamu mau istirahat sementara istri kamu pergi dari rumah , di mana otak kamu Davin , mama sama papa membesarkan mu dengan baik agar kamu menjadi laki-laki hebat yang bertanggungjawab tapi nyatanya mama sama papa sangat kecewa sama kamu Davin " Anggita duduk di sofa sambil menangis .
Aditya pun tak bisa berbuat apa apa selain membantu meredakan kemarahan istrinya.
Anggita menatap geram ke arah Davin dan memintanya untuk mencari Zea.
" sekarang kamu cari Zea bawa dia pulang , kalau kamu tidak menemukannya lebih baik jangan pulang ".
Aditya mengelus bahu istrinya" ma, sabar ma , bagaimana pun juga dia anak kita ma "
Anggita memegangi kepalanya yang pusing oleh kelakuan putranya itu " tapi pa, dia sudah membuat kita malu , apa yang akan kita katakan pada keluarga Arya Adipura kalau putrinya satu satunya menghilang Karena ulah suaminya yang tidak bertanggungjawab "
Davin hanya menggaruk nggaruk kepalanya yang tidak gatal.
" ok ok ma, Davin akan mencari Zea sampai ketemu " ucap Davin dengan kesal .
Dan dengan sedikit bingung Davin pun kembali melangkah ke luar rumah menuju parkiran mobilnya " Zea, kamu ada di mana Zea "
Di dalam kebingungannya Davin teringat rumah orang tua Zea dan tanpa pikir dua kali dia lajukan mobilnya menuju rumah kediaman keluarga Adipura yaitu orang tua Alzea.
Sesampainya di depan rumah mertuanya, Davin tidak lantas langsung turun dan mencari istrinya, dia terdiam sejenak .
Perlahan Davin pun memarkirkan mobilnya kemudian turun dan berjalan ke arah pintu gerbang yang berada di hadapannya.
Perlahan Davin membuka dan berjalan ke arah teras ,sesampainya di sana Davin dikejutkan oleh sebuah suara yang terisak .
" Zea " Davin sangat senang akhirnya menemukan istrinya , tapi Davin kembali terkejut melihat seseorang yang duduk di sana sambil memeluk istrinya.
" Reno" Davin tidak percaya melihat Reno berada di sana sedang memeluk istrinya .
Reno yang mendengar suara seseorang yang memanggilnya segera memutar badannya .
"Davin!"
Zea pun terperanjat dan menatap Davin dengan tajam dan penuh kekecewaan.
" kenapa kamu kemari ! Hubungan kita sudah berakhir Davin " Zea melemparkan cincin pernikahannya kemudian berlari masuk ke dalam rumah.
Davin hanya terdiam dan memungut cincin pernikahan mereka.
Reno menarik nafas panjang" setidaknya biarkan dia tenang Davin?"
Davin mendorong tubuh Reno hingga tersungkur " apa urusannya denganmu Reno, aku sudah peringatkan jangan pernah ganggu Zea, sudah cukup kamu nodai Ayu"
" Tapi Vin, Zea itu " belum sempat Reno menyelesaikan kata katanya, Arya dan Erina muncul dari dalam rumah.
"ada apa ini , kenapa kalian bertengkar , Reno kamu masuk " pinta Erina.
Tapi Reno menolaknya dan memilih untuk pulang ke rumahnya sebelum masalah semakin meluas .
Davin menunduk dan meminta ijin kepada Arya dan Erina untuk membawa Zea pulang kembali ke rumahnya .
" sebaiknya kamu masuk dulu Davin , kita bisa bicara baik baik di dalam , lagipula papa dan mama perlu tahu masalah yang sebenarnya di antara kalian ?" Arya mencoba memberikan kesempatan untuk Davin menjelaskan semua permasalahannya.
Davin pun duduk di depan kedua mertuanya dan mulai menceritakan semua masalah dari awal hingga Zea melihat dirinya mencumbu Helena dan itu hanyalah sebuah trik untuk menjebak Helena tapi Zea tidak mau mendengarkan penjelasan apapun darinya.
Arya mengelus dadanya " Zea memang keras kepala Davin , susah sekali memberikan penjelasan kepadanya, dia suka semaunya sendiri tapi Zea tidak akan bisa lama-lama marahnya, kamu tenang saja "
Erina pun ikut senyum senyum sendiri '' iya Davin, tapi untuk saat ini Zea butuh waktu untuk sendiri , jadi biarkan saja malam ini Zea menginap di sini , kamu pulanglah nanti mama akan kabari papa dan mamamu "
Davin semakin merasa bingung dan menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal karena jika harus pulang ke mana karena yang pasti Davin tidak berani pulang tanpa Zea.
" kamu kenapa? mama dan papa kamu tidak mengijinkanmu pulang tanpa Zea ya ?" ucap Erina sedikit menggoda Davin.
" kok mama tahu ?" Davin sedikit terperanjat.
Erina dan Arya senyum senyum sendiri melihat tingkah polos dan menggemaskan menantunya itu.
Kemudian Erina berjalan mengambilkan bantal dan selimut " kamu tidur saja di sofa Vin , nanti kalau kemarahan Zea sudah mereda dia akan mengijinkanmu tidur di kamarnya"
Davin pun mengangguk dan meraih bantal pemberian mertuanya itu setelah mertuanya masuk ke kamarnya.
Perlahan Davin merebahkan tubuhnya yang lelah di atas sofa , dan mencoba untuk memejamkan matanya tapi bayangan wajah Zea yang marah selalu menghantuinya membuatnya gelisah dan tidak bisa terlelap.
Davin memposisikan tubuhnya miring ke kanan terlihat bayangan Zea, ke kiri pun juga sama , dia pun kesal dan bangun sambil memegangi kepalanya " apa aku sudah gila ?"
Davin melihat ke sekeliling gelap dan tiba tiba angin semilir menyapa tubuhnya membuatnya bergidik ngeri .
Keringat dingin mengucur dari dahinya " aduh , kok aku jadi takut ya, kalau gelap begini rumah Zea menjadi seram , mana di depan ada rumah kosong lagi , aduhhh "
Dan ( ngeong, bruks )
Seekor kucing peliharaan mama Erina berteriak mendekat ke arah Davin membuatnya terkejut dan berlarian karena takut .
Dan pada saat itu Zea membuka pintu kamarnya karena terdengar suara ribut .
Davin tidak sengaja memeluk Zea " Zea Zea ada hantu Zea aku takut Zea "
Zea melotot tajam dan melepaskan paksa dekapan Davin " Davin lepaskan ! Hantu apa ! Tidak ada hantu di sini yang ada kamu yang selalu menghantui hidupku !"
" ta tapi Zea di sana ada putih putih berjalan sendiri " rengek Davin sambil terus memeluk tubuh Zea dan tanpa sadar Davin salah pegang membuat pemiliknya melotot tajam .
" Davin ! Apa yang kamu lakukan! " Zea mendorong tubuh Davin setelah Davin memegang kedua buah dadanya yang besar .
Davin pun tidak sadar sudah memegang benda kenyal yang selama ini sering mengganggu tidurnya bahkan sempat meremasnya karena penasaran apalagi Zea kalau tidur tidak pernah memakai bra.
" a-apa itu tadi Zea, m-maafkan aku tidak sengaja memegangnya" Davin bicara dengan gugup kemudian berlari menerobos masuk ke kamarnya Zea.
Zea pun geram dan dengan terpaksa tidur satu kamar dengan Davin biarpun Davin mengalah dan tidur di lantai.
🌺🌺🌺
Nah bagaimana dengan Helena ?
Helena merasa sangat puas setelah berhubungan badan dengan Jensen, meskipun tidak bisa menikmati Davin tapi Jensen sudah sangat lihai dan berpengalaman membahagiakan wanita .
" Jensen , kamu jangan ninggalin aku ya ?" ucap Helena sambil duduk dan memeluk tubuh Jensen dari belakang.
Jensen pun tersenyum miring dan mengusap wajah Helena yang lusuh " asalkan kamu bisa merahasiakan hubungan kita, dan saat di sekolah bersikap seolah olah kita tidak saling kenal , aku pastikan kita akan sering bertemu lagi dan kita akan saling menikmati"
Helena terdiam dan merasa dirinya sangatlah hina , tiba tiba saja air matanya meluncur tanpa aba aba .
Jensen menatap wanitanya itu " hei , kenapa kamu menangis ?"
Helena mengusap air matanya " aku , aku sangatlah hina dan kotor Jensen , sampai sampai kamu malu untuk mengakui hubungan kita ini"
Jensen terkekeh" lho , apanya yang mesti diakui , kamu jual aku beli , ada di mana masalahnya?"
Helena semakin tertunduk mendapati kenyataan pahit di dalam hidupnya , dirinya tidak lebih dari wanita jalang yang tidur dengan laki laki hanya demi uang dan kepuasan dan itulah kenyataannya. Harga diri seorang wanita yang harus dijaga dan dijunjung tinggi harus terenggut oleh nafsu sesaat yang merugikan seumur hidup .