NovelToon NovelToon
Let'S Mess Up The Story Line

Let'S Mess Up The Story Line

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Epik Petualangan / Masuk ke dalam novel / Fantasi Isekai / Summon
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mobs Jinsei

Kisah seorang pemuda yang meninggal akibat terlalu lelah bekerja dan dia bereinkarnasi ke dalam novel favoritnya. Namun dia tidak berinkarnasi menjadi main character, heroine, villain atau bahkan mob sekalipun, dia menjadi korban pertama sang villain yang akan membuat sang villain menjadi villain terkejam dan menggerakkan seluruh alur di novelnya.

Tapi ketika dia baru bereinkarnasi, dia langsung melakukan plot twist yang sudah pasti akan mengubah jalan nya alur cerita atau malah menghancurkan alur cerita yang sudah tersusun rapi, dia tidak mati dan malah membunuh villain yang seharusnya membunuhnya. Jadi selanjutnya apa yang akan terjadi dengan alur cerita novel yang di sukainya itu ?


Genre : Fantasi, komedi, drama, action, sihir, petualangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 12

Setelah selesai melihat kemampuan bela diri masing masing, sekarang giliran melihat kemampuan sihir bersama dengan Elena. Liam dan Laura langsung mengeluarkan sihirnya dari tangan mereka, Laura menjulurkan kedua telapak nya membuat sekuntum bunga berwarna hitam pekat yang melayang di udara. Liam terlihat lebih hebat dari Laura, dia mengeluarkan seekor burung cahaya berwarna putih seperti merpati yang melayang di atas kepalanya dan bergerak sesuai dengan gerakan jarinya. Charlotte mengeluarkan sebuah bola api dengan angin yang nampak seperti tornado mini membungkusnya di depan kedua telapaknya. “Plok...plok,” Elene menepuk tangannya dua kali tanda selesai.

“Bagus, pengendalian elemen kalian bertiga sudah sangat bagus, sekarang Ray (berpikir) coba lakukan seperti mereka, bayangkan sesuatu dan munculkan tapi ini bukan membuat sesuatu ya,” ujar Elena.

“Um...bagaimana caranya ?” tanya Ray.

“Sekarang pejamkan mata mu,” jawab Elena.

Ray memejamkan matanya dan berdiri tegak di hadapan Elena, kemudian Elena menarik kedua tangan Ray sampai lurus ke depan dan membuka kedua telapaknya menghadap ke ruang kosong di depan.

“Rasakan energi yang berpusat di ulu hati mu dan rasakan, kemudian bayangkan energi itu mengalir ke kedua telapak mu,” ujar Elena.

Ray mencoba berkonsentrasi, dia merasakan ada hawa hangat di dadanya namun terasa sangat nyaman, kemudian dia mencoba untuk membuat hawa hangat itu mengalir ke telapak tangannya, tapi karena dia merasa nyaman, dia malah membayangkan hawa hangat itu mengalir ke seluruh tubuh nya,

“Enak nya.....rasanya seperti sedang berada di dalam sauna selesai latihan di gym,” gumam Ray di pikirannya.

“Psssss,” tiba tiba seluruh tubuh Ray mengeluarkan asap abu abu yang membungkus tubuhnya kemudian berputar putar mengelilingi tubuhnya. “Wow,” Liam, Laura dan Charlotte yang melihatnya berdecak kagum walau bingung dan bertanya tanya apa yang di lakukan Ray sebenarnya, sedangkan Elena menarik sebuah buku dari dalam roknya dan mulai mencatat sambil mengamati Ray.

“Kabut apa ini apa ya ?” tanya Jonah sambil menjulurkan tangannya ke depan mendekati kabut.

“Duaaak,” ketika tangan Jonah menyentuh kabut, tubuhnya langsung terpental ke belakang walau tidak jauh dan mendarat dengan dua kakinya.

“Hoooo,” ujar Jonah sambil melihat Ray.

“Kabut itu kabut perisai....dia membuat perisai,” ujar Liam yang melihat ayahnya terpental ke belakang.

“Wow....aku mau coba,” ujar Laura.

Tanpa basa basi lagi, Laura membuka tangannya, sinar hitam keluar dari telapaknya membentuk sebilah pedang yang berwarna hitam.

“Jangan Laura,” teriak Elena.

Tapi teriakan Elena terlambat, Laura sudah melesat maju dan mengangkat pedang hitamnya ke atas. “Sriiing,” “buaaaaak,” “waaaaaaaaaa,” Laura yang berniat membelah kabut dengan melompat ke arahnya, terpental melayang jauh ke belakang dan tinggi, dia berteriak kencang.

“Laura,” teriak Jonah dan Liam yang mengejar Laura untuk berusaha menangkap nya.

“Sreeek,” Jonah berhasil menangkap Laura yang pingsan namun tersenyum senang, dia menggendong Laura ala princess dan bersama Liam kembali ke tempat Elena dan Charlotte menunggu. Elena melihat Ray yang masih di selimuti kabut,

“Ray...berhenti, sudah cukup,” teriak Elena.

Tapi Ray tidak mendengar teriakan Elena karena dia masih menikmati “sauna” di dalam kabut dan sudah hampir terlelap dalam keadaan berdiri.

“Raaaaaaaay,” teriakan Charlotte membahana.

“Uh...apa...oh,” Ray terkaget dan seketika kabut itu menghilang. Ray langsung terjatuh duduk di tanah dan seluruh tubuhnya terasa lemas, nafasnya jadi memburu terengah engah dan kepalanya pusing terasa melayang layang seperti sedang mabuk.

“Ke..kenapa aku,”

“Kamu menggunakan seluruh mana mu tanpa kamu sadari dan sekarang kamu kehabisan mana,” ujar Elena yang jongkok di depan Ray untuk menolong Ray.

“Oh...begitu,”

“Pluk,” Ray langsung memejamkan mata dan jatuh di pelukan Elena karena pingsan. Elena menoleh kepada Jonah,

“Kita sudahi saja hari ini, tolong bawa Laura ya (menoleh melihat Liam) Liam, bantu mama bawa Ray ke dalam,” ujar Elena.

“Baik mama,” balas Liam.

Liam langsung jongkok menggendong Ray di belakangnya di bantu oleh Elena kemudian mereka membawa Ray masuk ke dalam. Charlotte berlari kecil mendekati Elena,

“Tante, kenapa Ray bisa pingsan ?” tanya Charlotte.

“Anak itu tidak pernah belajar menggunakan sihir, dia tidak mengerti bagaimana menggendalikan aliran mana di tubuhnya, dia kerahkan semua mana di dalam tubuh nya sampai dia kehabisan mana, di tambah ketika Laura menyerangnya, semua mana nya keluar untuk menangkis dan mementalkan Laura, karena elemen darkness tidak bisa di tangkis dengan mudah (kembali menulis dan wajahnya tersenyum sangat lebar) tapi aku senang, sekarang aku tahu kalau elemen void bisa di pakai untuk perisai atau pelindung, Shamir berarti benar, dia benar benar melihat pelindung yang menyelubungi tubuh Ray sewaktu di serang goblin...ini benar benar luar biasa, bahkan di legenda saja tidak ada, aku akan terus mengamati Ray dan meneliti elemennya hehehe,” ujar Elena senang.

“Uuuh...tante,” ujar Charlotte sambil menggelengkan kepalanya.

******

Sore harinya, “ugh,” Ray membuka matanya, dia melihat langit langit yang sedikit asing baginya.

“Ray,”

Ray menoleh, dia melihat Charlotte, Liam dan Laura duduk di sebelahnya nampak ceria melihat dirinya terbangun. Ray langsung bergerak bangun dan duduk di bantu oleh Charlotte.

“Uh...aku kenapa ?” tanya Ray.

“Kamu pingsan kehabisan mana kata mama, Ray,” jawab Liam.

“Ray...maaf ya, aku menyerang kamu sampai kamu pingsan,” tambah Laura menunduk, wajahnya terlihat penuh penyesalan dan hampir menangis.

“Um...tidak apa apa....aku tidak ingat juga kok, santai aja,” balas Ray.

“Terima kasih Ray,” ujar Laura sambil memegang tangan Ray.

“Oh sudah bangun ?” tanya Jonah yang datang menghampiri ke empatnya.

“Dia baru bangun paman,” jawab Charlotte.

“Ok, mulai sekarang kamu harus berlatih dari dasar lagi ya Ray, kamu sudah dapat skill beladiri namun skill itu harus di asah terus dan kamu harus memperkuat fisik kamu, mulai besok kita berlatih,” ujar Jonah.

“Ba..baik paman,” balas Ray.

“Sekarang kalian santai saja dulu, Elena sedang masak untuk makan malam,” ujar Jonah tersenyum.

Jonah berbalik pergi meninggalkan ke empatnya di ruang depan dan masuk ke dalam untuk membantu Elena. Sarah dan Charlotte yang melihat Jonah pergi, saling menoleh melihat satu sama lain, kemudian mereka melihat Liam dan Ray,

“Kami bantu tante dulu ya Ray, Liam,” ujar Charlotte.

“Kakak...temani Ray di sini ya,” tambah Laura.

“Ok,” balas Ray dan Liam bersamaan.

Keduanya berdiri dan berlari masuk ke dalam untuk membantu Elena di dapur, Ray duduk di sisi kanan kursi dan melihat kembali telapak tangannya, “bluk,” Liam duduk di sebelah Ray, ketika Ray menoleh melihat Liam, barulah dia sadar, walau tubuh Liam tidak lebih besar dari dirinya dan memiliki tinggi yang sama, namun terlihat sekali kalau tubuhnya padat dan kekar, sepertinya Jonah memang melatih Liam sejak dia masih kecil sampai sekarang. “Hufff,” Liam mengibaskan kausnya karena gerah, terlihat juga keringat yang menetes di kepala Liam turun melalui pipinya, Ray melihat wajah Liam yang nampak tampan dari samping,

“Dasar mc (main character)...jelas aja ganteng dan keren hehe,” ujar Ray dalam hati.

“Kenapa Ray ?” tanya Liam sambil menoleh melihatnya.

“Ah enggak,” jawab Ray tersenyum.

1
Vemas Ardian
semangat Thor, jangan buat Charlotte sebagai bebannn
Mobs Jinsei: siap kak, makasih dukungan nya
total 1 replies
Aryanti endah
wahahahaha.. lain sendiri senjatanya 😂😂😂
Mobs Jinsei: makasih dukungan nya ya kak
Mobs Jinsei: iya haha
total 2 replies
Eight
lanjut thorr
Mobs Jinsei: siap, makasih dukungan nya kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!