Kayvan Hadi Wijaya, pria berusia 24 tahun.
seorang pria tampan berdarah campuran.
ia adalah satu satunya pewaris kerajaan bisnis sang ayah
" WIJAYA GROUP "
Namun percayalah,
menjadi seorang pewaris tak serta merta membuatnya bahagia dan tenang.
segala aturan dan beban tanggung jawab yang di timpakan di pundaknya menjadikan seorang Kayvan Herald Hadi Wijaya menjadi seorang raja jalanan.
ia lebih nyaman berada di jalanan dan melakukan balap liar serta tawuran dan masih banyak hal mengerikan lain yang ia lakukan bersama anak buahnya yang lain, ketimbang duduk manis di atas kursi bundarnya.
namun tiba tiba hidupnya berubah, dunianya seolah teralihkan ketika tanpa sengaja ia bertemu dengan seorang gadis bernama Zalwa Aisyah Mawardi.
gadis cantik berusia 22 tahun,
Zalwa seorang yatim piatu.
sayangnya, Zalwa telah bertunangan.
hasrat Kayvan yang ingin memiliki gadis itu membuatnya gelap mata.
ia tak lagi peduli meski gadis itu tak mencintainya, meski gadis itu telah bertunangan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 12 menguntit
Netra Zalwa bertemu dengan sepasang mata seseorang yang begitu tajam dan seolah menusuk yang terarah tepat kepada dirinya.
Seseorang berwajah dingin tanpa ekspresi yang duduk di atas sebuah motor sport mewah yang berhenti tepat di sebelah mobilnya dengan tanpa memakai helm.
Jantung Zalwa seketika terasa akan loncat keluar demi melihat siapa orang itu.
Darahnya seolah berhenti mengalir, lidahnya seakan tercekat di tenggorokan.
Genggaman tangan seseorang itu beberapa jam yang lalu, juga perbuatan dan kata katanya kembali membuat Zalwa gemetar.
Zalwa segera membuang pandangannya ketempat lain dan segera menutup kembali jendela kaca mobilnya rapat rapat.
Tanpa ia sadari, perbuatannya kali ini sekali lagi telah menggurat luka yang terpatri di hati seseorang itu.
" Zalwa...ada apa ?! " tanya Zakaria sambil mengerutkan keningnya dan menoleh sejenak kepada Zalwa.
" tidak ada bang, hanya gak enak aja...rame ternyata di luar " jawab Zalwa menutupi kegugupannya.
Matanya melirik ke arah kaca spion mobil.
Seseorang di samping mobilnya itu nampaknya masih betah menatap kearahnya meski kaca jendela telah ia tutup rapat rapat.
Tatapan pria itu begitu dingin dan menusuk.
Hingga membuat Zalwa bergidik ngeri.
Lampu hijau menyala,
Mobil yang di kendarai Zakaria kembali melaju.
Zalwa bernafas lega.
Namun kembali jantungnya kembali terasa hendak meloncat keluar ketika tanpa sengaja ia melihat kearah spion mobil,
Motor sport itu masih mengikutinya.
" kau baik baik saja ?! Wajahmu kenapa tiba tiba pucat ?! " tanya Zakaria tiba tiba mengagetkan Zalwa.
" ti....tidak ada apa apa bang " jawab Zalwa seketika tergagap.
Zakaria menoleh sejenak kepada gadis di sisinya itu.
Kemudian pria itu meminggirkan mobinya dan berhenti.
Zalwa terkejut, kepalanya menoleh cepat ke arah belakang,
Jantungnya kian berdetak kencang ketika lagi lagi ia melihat motor sport itu masih mengikutinya dan sekarang ikut berhenti tak jauh dari mobil Zakaria.
" Zalwa....
kau kenapa ?! Wajahmu pucat sekali ?! Kau sakit ?! " tanya Zakaria dengan wajah cemas.
Tangannya terulur hendak menyentuh wajah Zalwa, tapi urung.
Tangannya menggantung di udara.
Ia sadar, ia tak memiliki hak apapun untuk melakukannya.
Sementara Zalwa,
Gadis itu menatap ke arah Zakaria,
Sungguh hatinya terasa damai dan tenang hanya dengan melihat pria itu.
Zakaria benar benar memperlakukan dirinya dengan begitu baik.
di mata Zakaria, ia sudah seperti barang yang begitu berharga.
Hingga untuk sekedar menyentuhnya saja, Zakaria tak berani sembarangan.
Pria itu tak pernah sekalipun menyentuh dirinya meski ia telah sah melamarnya.
Hati Zalwa berdenyut nyeri.
Wajah teduh nan tampan itu menyiratkan kecemasan kepadanya.
Namun pria itu masih menjaga marwah dirinya yang masih belum halal untuk pria itu meski sekedar menyentuh.
Bola matanya menatap ke arah tangan Zakaria yang menggantung.
Hati Zalwa terasa begitu ngilu manakala ia teringat bagaimana seseorang yang bukan siapa siapanya telah dengan begitu lancangnya berani menyentuhnya.
" maafkan Zalwa bang...." bisik lirih Zalwa di dalam hati.
" Zalwa...kenapa diam,
Kita kerumah sakit saja ya, kamu pucat sekali...tubuh kamu juga gemetaran " kata Zakaria lagi.
Zalwa tersadar dari lamunannya.
" aku tidak apa apa bang, kita langsung pulang saja ya...?! " pinta Zalwa pada akhirnya.
" kamu lelah ?! "
" mungkin ?! "
" maaf ya...karena aku, kamu jadi kelelahan seperti ini " kata Zakaria penuh rasa bersalah.
Zalwa semakin merasa bersalah melihat raut wajah Zakaria itu.
" ya Tuhan...kumohon, jangan biarkan aku mengecewakan laki laki di hadapanku ini " bisik Zalwa di dalam hati.
Dan di saat bersamaan, tanpa sadar matanya menatap ke arah luar jendela di samping Zakaria.
Seraut wajah dingin kembali menatap kepadanya dari kaca jendela mobil di belakang Zakaria sana yang terbuka lebar.
Zalwa terkejut bukan main.
Ia yang tadi mulai tenang, kini kembali ketakutan.
" kita pulang sekarang bang ?! " ajak Zalwa kemudian.
" iya...kita pulang " jawab Zakaria dan kembali menghidupkan mesin mobilnya.
Mobil Zakaria kembali melaju, meninggalkan tempat itu.
Pria tampan berwajah lembut itu fokus dengan jalanan yang lumayan padat di hadapannya,
Hingga ia tak menyadari seorang pengendara motor sport mewah yang sedari tadi mengikutinya.
Hampir setengah jam lebih perjalanan,
Mobil yang Zakaria tumpangi nampak memasuki area pondok pesantren.
Zakaria memang sengaja membawa Zalwa ke pondok karena besok dirinya akan berangkat pagi pagi sekali.
Dan ia ingin Zalwa juga ikut mengantarnya ke bandara.
Ketika Zakaria membawa Zalwa masuk untuk menemui kedua orang tuanya juga keluarganya,
Seseorang di luar sana sedang mengepalkan tangannya dengan erat.
Sudah hampir setengah jam ia duduk di atas motornya tanpa melakukan apapun.
Matanya terus menatap ke arah sebuah bangunan pondok pesantren di hadapannya.
Sebuah tempat di mana mobil yang tadi di tumpangi oleh Zalwa masuk dan belum keluar lagi.
" tuan muda "
Zack yang sejak tadi berdiri di sisi motor Kayvan memanggil sang tuan muda.
Jujur pria itu bingung dengan apa yang sedang di lakukan oleh atasannya itu.
Sejak tadi mengikuti sebuah mobil seperti penguntit saja.
" apa di sini tempat yang kau katakan padaku adalah tempat tinggal gadis itu ?! " suara Kayvan terdengar.
" siapa gadis itu, dan siapa laki laki itu ?! " tanya Kayvan lagi,
Padahal pertanyannya yang sebelumnya belum terjawab.
" bukan tuan muda, nona Zalwa tidak tinggal di sini...hanya saja...." Zack tiba tiba sedikit gagu untuk mengatakan informasi yang sudah ia dapat tentang Zalwa.
Kayvan menoleh dan menatap Zack dengan tajam.
glek....
Zack menelan salivanya sendiri.
" di sini adalah tempat tinggal keluarga calon suami nona Zalwa.
Dan laki laki yang bersama nona Zalwa adalah calon suaminya " kata Zack kemudian pada akhirnya.
Wajah Kayvan kian berubah dingin.
Tak lama, salah satu sudut bibirnya tertarik ke atas dengan miring.
Zack bergidik ngeri melihat senyuman miring bosnya itu.
" jadi gadis itu sudah akan menikah ?! " kata Kayvan dengan nada mencibir.
Ada sakit yang entah kenapa terasa begitu sakit tiba tiba ia rasakan di sudut hatinya yang terdalam ketika ia mendengar informasi yang di sampaikan Zack kepadanya tentang gadis itu.
Ia ingat bagaimana senyum gadis itu begitu indah dan nampak bahagia pada pria itu di lobi samping kantor perusahaan sang papi waktu itu.
Bayangan Zalwa bercengkrama dengan pria itu di kafe menyiratkan betapa gadis itu bahagia bersama pria itu.
Dan terkahir.
Sesuatu yang semakin membuat hatinya terasa sakit dan begitu perih.
Gadis itu membuang muka darinya dan menutup kaca jendela mobilnya rapat rapat ketika mata keduanya bertemu.
Seolah gadis itu mempertegas,
Jika dirinya bukanlah pilihan gadis itu.
" apa anda menyukai nona Zalwa tuan muda ?! " tanpa sadar,
Bibir Zack mengucap tanya yang langsung mendapat tatapan dingin dari Kayvan.
" apa itu menjadi urusanmu ?! " tanya Kayvan dengan sinis.
Glekkk......