NovelToon NovelToon
Antidote

Antidote

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Cinta Seiring Waktu / Roman-Angst Mafia
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: little turtle 13

"Aku akan membantumu!"

"Aku akan mengeluarkan mu dari kehidupanmu yang menyedihkan itu! Aku akan membantumu melunasi semua hutang-hutang mu!"

"Pegang tanganku, ok?"

Pada saat itu aku masih tidak tahu, jika pertemuan ku dengan pria yang mengulurkan tangan padaku akan membuatku menyesalinya berkali-kali untuk kedepannya nanti.

Aku seharusnya tidak terpengaruh, seharusnya aku tidak mengandalkan orang lain untuk melunasi hutangku.

Dia membuat ku bergantung padanya, dan secara bersamaan juga membuat ku merasa berhutang untuk setiap bantuan yang dia berikan. Sehingga aku tidak bisa pergi dari genggamannya.

Aku tahu, di dunia ini tidak ada yang gratis. Ketika kamu menerima, maka kamu harus memberi. Tapi bodohnya, aku malah memberikan hatiku. Meskipun aku tahu dia hanya bermaksud untuk menyiksa dan membalas dendam. Seharusnya aku membencinya. Bukan sebaliknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon little turtle 13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15 Kakak Angkat

Keesokan harinya saat Luna pulang dari pasar setelah berbelanja.

Dari kejauhan terlihat sosok lelaki yang berdiri di depan pintunya. Menyilangkan kedua tangan di dada sambil menatap Luna.

"Yo! Adikku yang cantik sudah pulang.." seru Haidar saat Luna sampai di depan rumah.

'Pantas saja pintunya terbuka. Selain aku dan Mama, aku lupa kalau dia juga punya kunci cadangan..' batin Luna dalam hati.

Luna tak menghiraukannya, dia melewatinya begitu saja untuk masuk kedalam rumah dan meletakkan belanjaan ke dalam kulkas. Kemudian masuk kedalam kamarnya seolah hanya dia seorang didalam rumah itu. Namun Haidar tak membiarkan nya begitu saja.

Dia menarik lengan Luna dengan kasar. Lalu menjambak rambutnya, membuatnya mendongak untuk menatapnya.

"Kakak mu ini baru saja kembali ke rumah setelah setahun, kau tidak ingin menyambut ku? Atau setidaknya buatkan aku minuman!"

Luna menatapnya dengan perasaan benci. Dalam rumah itu dia tidak punya lagi seseorang untuk bersandar. Semua orang berubah. Seorang anak laki-laki yang disebutnya Kakak itu, dulu dia sangat menyayangi Luna dan membuat Luna sangat menghormatinya.

"Memang kau habis melakukan hal hebat apa?" tegas Luna.

Jawaban tak menyenangkan Luna itu membuat Haidar menggertakkan giginya. Dia menarik rambut Luna lebih keras lagi karena kesal.

Namun Luna tak diam begitu saja membiarkan dirinya ditindas. Dia meraih kepala Haidar dan menjambak nya balik.

"Beraninya kau membalas ku?!" seru Haidar.

"Beraninya kau menyentuh ku?! Bahkan Ayah kandung ku sendiri saja tidak pernah melayangkan tangannya padaku!" bentak Luna.

"Siapa kau berani menyentuh ku?!" teriak Luna.

"Dia anakku! Beraninya kau menyentuh anakku?!"

"Mama.." gumam Luna.

Luna tersenyum tipis. Dia merasa lega mendengar ucapan Ibunya.

Namun dugaan itu tak bertahan lama sampai Merlin mendorongnya hingga tersungkur. Lalu membelai wajah Haidar seolah dialah yang anak kandungnya.

Hatinya hancur berkeping-keping. Rasa kecewa menusuknya. Lehernya seperti tercekik. Dadanya sesak, sulit rasanya untuk bernapas. Matanya terasa sangat perih untuk melihat pemandangan dihadapannya.

"Apa yang kau lakukan pada Kakak mu?!"

Merlin menekan rahang Luna dengan keras hingga bibirnya mengerut. Luna mengernyitkan dahinya karena rasa sakit di pipinya.

"Dia yang memulainya, Ma.." jawab Luna.

"Apapun itu kau tidak boleh menyentuh anakku!" bentak Merlin.

"Lalu bagaimana denganku? Aku anak kandung Mama, dia hanya anak angkat!"

plakk~

Telinganya berdengung. Pipinya terasa sangat panas. Dalam mulutnya seperti ada bau besi berkarat.

'Ah, sepertinya berdarah..' batin Luna.

Lidahnya tidak sengaja tergigit. Dan sudut bibirnya juga berdarah karena cincin berlian yang dikenakan Merlin.

'Sejak kapan Mama menggunakan cincin berlian sebesar itu? Itu bukan model yang seperti Papa berikan..' batinnya.

Luna memejamkan matanya, merasakan rasa perih dalam mulutnya.

'Memang apa yang ku harapkan dari wanita yang selama ini menyiksa ku..'

Luna tertawa pelan. Hal yang justru memprovokasi Merlin.

"Menertawakan apa kau?!" bentak Merlin sambil menjambak rambut Luna.

"Sudah mulai berani ya?!"

Luna masih belum membuka matanya. Tanpa melihat pun dia sudah bisa membayangkan bagaimana tatapan Ibunya saat ini terhadapnya.

"Jangan pernah mengganggu Kakak mu lagi!" ucap Merlin.

Luna membuka matanya, kemudian menatap Merlin dengan senyum tipis.

"Luna masih ada pekerjaan.." ucap Luna yang langsung bangkit dan berlari keluar rumah.

"Ma, rasanya kepalaku sakit.." ucap Haidar.

Merlin berdiri, lalu mengusap kepala Haidar. Sekilas pun dia tidak menoleh untuk melihat keadaan putrinya.

Luna berlari tanpa tahu arah.

Sudah hampir 3 tahun Ayahnya pergi. Awalnya dia pikir semuanya akan tidak terasa selama dia fokus untuk mencari uang.

Dia sudah bertahan hingga sejauh ini. Namun semuanya menjadi sangat berat. Hutangnya semakin banyak, masalah juga datang bertubi-tubi. Ditambah lagi Ibu dan Kakak angkatnya.

Sepertinya langit mengerti bagaimana perasaannya. Dan langit juga merasa iba akan hal itu. Makanya hujan turun kala itu.

"Apa kita harus mengikutinya, Tuan Muda?"

Entah serangan apa yang telah menghantam kepala Elio. Sore itu dia menghampiri tempat tinggal Luna. Melihat gang sempit dan kumuh itu saja sudah membuatnya merasa jijik.

'Entah tempat seperti apa yang dia tinggali di dalam sana..' batinnya.

Namun saat hendak pergi, dia melihat wanita yang dikenalnya datang dengan sebuah mobil mewah. Hal itu membuatnya penasaran. Dan beberapa sesaat kemudian Luna berlari keluar dari gang itu dengan air mata yang terlihat membasahi wajahnya.

"Tuan Muda?"

"Apakah kita harus mengikutinya?" Big mengulangi pertanyaan nya.

Tidak tahu, apakah pertanyaan itu memang sulit untuk dijawab? Tapi Elio membutuhkan waktu yang sangat lama untuk menjawabnya.

"Tidak, kembali ke kantor!"

'Apapun itu bukan urusanku. Entah wanita itu telah melukainya atau tidak, itu tidak ada hubungannya denganku..' batin Elio.

"Tunggu apa lagi?" tanya Elio karena Big tidak langsung menjalankan mobilnya meskipun sudah mendapat jawaban.

"Hujannya semakin deras, apakah anda yakin tidak akan mengikutinya?" tanya Big dengan begitu berani meskipun mengetahui bagaimana sifat Elio.

"Kau ingin aku mengikutinya dan mengulurkan tanganku padanya?"

"Apa kau sudah gila?!" tegas Elio.

"Tidak, saya akan segera berangkat.."

1
Yuna Ara
Haai kak.. aku sudah baca dan like karya kaka..
mampir juga dong ke karya terbaruku. judulnya "Under The Sky".
ditunggu review nya kaka baik... 🤗
lil' girl: Makasih ka.. Akan ku sempatkan mampir/Smirk/
total 1 replies
anggita
ikut ng👍+☝iklan saja. semoga lancar novelnya thor.
lil' girl: Terima kasih, ka/Pray/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!