"Mas,minta uang boleh gak tiga ratus ribu,untuk beli kebutuhan dapur dan sabun sudah pada habis! " ucap ku lembut
" Uang aja kamu nih,gak mikir apa yang cari susah,kamu kan tau sekarang nih sulit cari uang taunya minta aja, mana banyak lagi." omel mas Riyan sambil membanting gelas di hadapannya.
" Tapi ini tanggung jawab mu mas,mama juga jarang minta minta uang segitu kalo gak bener-bener habis semua mas." jelasku, agar mas Riyan berfikir kebutuhan habis semua.
Ranita putri dulu adalah seorang janda mempunyai anak satu laki-laki bernama Anwar, ranita putri mengenal Riyan ketika ranita merantau kekota dan menikah.niat hati merubah nasip namun naasnya kehidupannya sangat jauh ketika dirinya masih sendiri apakah ranita mampu melewati semua dan meraih kebahagiannya kelak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama nayfa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyesalan ibu susi
Di lain tempat tepatnya di rumah keluarga mendiang suami ranita (David) rumah itu sudah seperti tak terurus dan lebih tepatnya tidak seperti ada penghuninya.
Selama kepergian David masalah berdatangan dari masalah pabrik yang gulung tikar gara-gara ke egoisan mba Yuli dan hidup gelamornya Hingga akhirnya nekat mengtilap uang pabrik hingga tak tertolong.
Keluarga dari pihak mendiang pak Roni (bapaknya David) pun sudah acuh tak acuh karena kesombongan Yuli dan ibu Susi dan pada akhirnya semua menjauhinya hingga suatu saat ibu Susi jatuh sakit yang mengakibatkan dia harus duduk di kursi roda
karena terjatuh dari anak tangga dapur setelah mengambil air minum.
Rumah ibu Susi sangat bersih karena ada art yang ibu Susi pekerjakan, itu pun pekerjaan Art hanya datang pagi dan pulang di sore hari tidak menginap,namun setelah kepergian David dan pabrik mulai goyang ibu Susi sudah mulai mengistirahatkan art tersebut.
Dulu saat awal-awal David pergi ibu Susi selalu mengucapkan kata-kata hinaan dan caci makian ke pada ranita, ibu Susi selalu menyalahkan ranita atas semua musibah yang di alami David,David dulu selalu menuruti semua kemauan ibu Susi dan Yuli asal ibu Susi dan Yuli tidak menggangu kehidupan ranita Namun nyatanya mereka tetap menggangu ranita secara diam-diam saat David tak ada di rumah,rumah pemberian David untuk ranita pun di ambil paksa Perta semua fasilitasnya kecuali sawah yang memegang di titipkan dan di kelola oleh kakak sepupu ranita ( Meli ) karena keluarga David tidak ada yang tau terkecuali Fahmi taman David saat tinggal di kampung tersebut, hinaan dan kata-kata kasar dari ibu Susi yang pada akhirnya ranita menyerah dan pergi memilih merantau ke sebrang pulau.
keluarga ranita melarang namun ranita yang ingin mandiri dan menjauh dulu dari mertuanya dan mantan kakak iparnya harus terpaksa ranita pergi karena menjaga kewarasan dan kesehatan mentalnya dan anaknya.
Ranita sudah berpesan jika suatu saat dia siap mengolah semua aset peninggalan ayahnya dia akan pulang.
" Ibu menyerah Yuli, kenapa sih kamu selalu saja bikin ulah, sekarang kamu hamil gak tau itu anak siapa." Suara emosi dan frustasi nya ibu Susi ke anak perempuannya satu-satunya Yuli.
" Maafin Yuli Bu, Yuli di jebak Bu." ucap Yuli bohong tak lupa dengan air mata nya yang betulan menangis karena suara tinggi ibunya, Yuli berbohong karena pacarnya sudah kabur tak ingin bertanggung jawab saat Yuli memberitahu jika saat itu Yuli sudah berbadan dua dan meminta pertanggung jawaban dari kekasihnya.
Kekasih Yuli dia bekerja di salah satu anak cabang dari perusahan besar di Jakarta entah pemiliknya siapa, Dari awal Yuli pindah ke kampung ayahnya Yuli sudah sering ke kecamatan kota hingga akhirnya bertemu dengan lelaki bernama Yudi, kecamatan kota di sini kalo orang bilang kecamatan kota itu kota kecil ya walau tak begitu seramai perkotaan besar kecamatan ini sudah banyak perkantoran dan para pembisnis yang mendirikan bisnisnya di kota tersebut.
" Sekarang kamu cari lelaki itu dan minta pertanggung jawaban ibu tidak mau tau Yuli, jangan bikin ibu tambah malu karena sudah banyak kesalahan yang kamu perbuat, ibu benar-benar sudah salah memanjakan mu. " kata ibu Susi dengan suara frustasi dan sedikit lirih dari nada suaranya ibu Susi menahan rasa kekecewaan yang begitu dalam terhadap anak semata wayangnya itu.
" Kenapa hidup ku sekarang begini tuhan kenapa, kenapa semua datang bertubi-tubi setelah kau ambil anak lelakiku yang selalu ku kucilkan dan kini anak perempuanku yang selalu aku bela malah melempar kotoran di wajah ku bertubi-tubi." Teriak ibu Susi benar-benar seperti orang yang sudah terlewat frustasi.
" Apakah ini karma darimu tuhan, karena aku menyakiti anak menantu dan cucuk ku yang tak pernah ku sukai,jika ini karma tolong bantu aku tuhan untuk melewati dan meminta maaf kepada anak menantuku dan jujuku yang tak ku anggap dulu." ucap ibu Susi yang begitu lirih namun masih bisa di dengar oleh Yuli anaknya.
"Bu sudah lah Bu ini gak ada hubungannya sama menantu ibu yang miskin itu dan ingat Bu aku gak mau ibu menyalahkan diri sendiri terus,ini semua sudah takdir Bu sudah lah Bu,sekarang bantu Yuli bagaimana ini kehamilan Yuli Bu." ucap Yuli tak suka dengan ucapan ibu Susi,Yuli masih membenci ranita karena ranita bukan adik ipar idaman nya.
"Terserah kamu Yul, ibu sudah capek belain kamu terus sekarang bukan ranita yang miskin tapi kamu,gara-gara ibu melindungi dan membelamu terus sekarang semua habis, jadi ibu minta kamu pergi cari lelaki yang menghamilimu, tinggalkan Tora sama ibu biar ibu yang merawatnya karena ibu tau kamu tak pernah peduli dengan anakmu." ucap ibu Susi emosi mengusir Yuli pergi dengan menunjuk pintu keluar.
" Ibu tega mengusirku." ucap Yuli dengan suara sedikit meninggi karena ucapan ibu Susi.
" Ya, kamu pergilah ibu sudah tak sanggup lagi menasehati mu Yuli, kamu cari bapak anak itu." ibu Susi bersuara dengan sambil menunjuk perut Yuli.
* Baik Yuli akan pergi, tapi jika ada apa-apa dengan ibu, jangan lagi ibu hubungi aku untuk membantu ibu." ucap Yuli meninggikan suaranya dan berlalu pergi kekamarnya,Yuli membawa apa aja yang menurutnya penting dan di butuhkan olehnya nanti,Yuli sudah bertekad akan mencari Yudi ke kecamatan tempatnya bekerja.
Yuli sudah selesai semua dengan kopernya dan melangkah melewati ibunya, tanpa permisi Yuli berlalu pergi,sedangkan ibu Susi hanya melihatnya sebentar lalu kembali kepada lamunannya.
********
" Mel, jangan lupa telpon adikmu." perintah pak Bambang ke anak perempuannya.
" Siap pak,besok Nita coba telpon pak." meli menjawab ucapan pak Bambang.
*******
" Sial banget sih aku ini mana sudah malam lagi suka sama Monic tak bisa di hubungi, apa aku cari penginapan aja di sini untung tadi sudah tarik uang cash." Yuli ngomong dengan dirinya sendiri,saat itu Yuli sudah berada di kecamatan kota dan sedang kebingungan karena waktu sudah malam dan semua teman-temannya tidak ada yang bisa di telpon.
Saat Yuli berjalan menelusuri jalan kota yang cukup ramai tak lupa Yuli mencari tempat penginapan untuk bermalam, saat Yuli sambil berjalan tak sengaja melihat ada gerobak sate yang cukup ramai pengunjungnya,Yuli pun mendekati nya dan ternyata saat sudah dekat ada penginapan di samping sebuah cafe yang cukup ramai dengan muda mudinya.
Yuli pun memutuskan memesan sate dulu baru kepenginapan tersebut.
jangan lupa saling dukunggg