NovelToon NovelToon
Pernikahan Kontrak Jadi Cinta

Pernikahan Kontrak Jadi Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa
Popularitas:18.8k
Nilai: 5
Nama Author: rishalin

Rama Abimana, seorang pengusaha mudah yang di khianati oleh tunangannya sendiri. Dia dengan sengaja berselingkuh dengan sekretarisnya karena alasan yang tak masuk akal.
Hingga akhirnya dia memutuskan untuk membalas dendam dengan menikahi seorang wanita secepatnya.
Siapakah wanita yang beruntung di nikahi oleh seorang Rama Abimana?
Seorang pengusaha muda terkaya sekaligus pewaris tunggal perusahaan besar Abimana Corporation.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rishalin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

"Gila, ini makanan terenak yang pernah aku makan." Syarin sampai mengunyah sambil memejamkan mata sangking nikmatnya makanan itu.

"Bahan masakan yang masih segar akan terasa lebih nikmat saat dimasak, seperti daging ikan contohnya, daging ikan itu akan terasa sedikit manis saat kita mengolahnya disaat masih segar." Rama menyatukan kedua lengannya dibawah dagu sambil memandang Syarin yang nampak begitu menikmati masakannya.

"Aku tidak menyangka ternyata kamu bisa sehebat ini, aku pikir kamu hanya pria manja yang semuanya serba disuapi Mami." Syarin berkata dengan nada yang sedikit mengejek.

"Tapi nyatanya aku tidak seperti itu kan? Meski aku terlahir dari orang tua yang kaya raya. aku sama sekali tidak pernah memanfaat kekayaan mereka hanya untuk kepuasaanku saja." Rama berkata dengan bangganya.

"Ya.. ya.. ya.. kamu memang pria tanpa cela. Tapi, sayang kamu masih perjaka sampai sekarang." Syarin mengangguk-nganggukan kepalanya dengan menyindir diakhir kalimat.

"Itu semua karena kamu belum percaya padaku." Rama menatap lekat wajah Syarin. "Aku harap kamu bisa secepatnya percaya padaku agar aku juga bisa melepas masa perjakaku denganmu." Rama mengulas senyum penuh arti.

"Kenapa kamu tidak melakukannya dengan mantanmu itu?" Syarin berkata dengan pipi yang merah merona.

"Aku tidak suka menyentuh sesuatu yang belum sepenuhnya menjadi milikku. Meski hati mantanku milikku, tapi statusnya masih belum menjadi milikku. Sama seperti kamu, meski kamu sudah sah menjadi Istriku tapi hatimu masih belum sepenuhnya milikku. Itulah alasan kenapa aku masih belum bisa menyentuhmu sampai sekarang. Aku ingin kita sama-sama saling memiliki sebelum melakukan hal yang lebih jauh." Rama meraih lengan Syarin lalu mengecupnya pelan.

"Katanya belum bisa menyentuhku? Lah itu baru saja apa?" Syarin menggerutu namun tetap membiarkan tangannya dalam genggaman Rama.

"Yang tadi cuma pemanasan." Rama tersenyum menyeringai. "Tapi kamu suka kan aku menyentuhmu seperti ini?" Rama semakin mengeratkan genggamannya.

"Suka sih, tapi tidak perlu kencang-kencang juga, sakit tahu." Syarin berkata sambil menyembunyikan senyum dibibirnya.

"Iya.. iya.. maaf, kamu jadi tertular manja sejak bergaul dengan Mami. Masa digenggam begitu saja sakit? Biasanya kan kamu menjadi tukang kuli panggul." Rama berkata diiringi tawa kecil.

"Bisa tidak? Tidak perlu membawa-bawa tukang kuli panggul disaat seperti ini. Lagian kan kamu sendiri yang mengatakan bahwa kamu akan memanjakan aku mulai sekarang." Syarin mengerucutkan bibirnya lalu menarik tangannya dari genggaman Rama.

"Baik Nyonya Abimana, aku janji tidak akan mengulang kata-kata itu lagi."

"Apa kamu pernah pergi ketempat ini dengan Mami dan Papi kamu?" Tanya Syarin disela mengunyahnya.

"Belum pernah." Rama menggeleng pelan.

"Hhmmm sayang sekali. Padahal pasti seru kalau kesini ramai-ramai, apalagi kalau sama Mami." Syarin kembali menjawab dengan mulut penuh.

Rama hanya mengulas senyum tipis, ternyata Syarin masih memikirkan keluarganya disaat seperti ini.

Setelah selesai makan, Rama menghubungi pengemudi kapal untuk menjemput mereka pulang, ia teringat pesan sang Mami agar kembali ke rumah sebelum terlalu malam.

***

Setibanya dirumah mereka disambut hangat oleh Bu Windy, bahkan ia sudah memesan sejumlah pizza dan beberapa minuman soda.

"Kalian sudah pulang? Bagaimana jalan-jalannya? Asyik? Kalian jalan-jalan kemana tadi?" Tanya Bu Windy antusias.

"Aku tadi diajak ke pulau terpencil Mami, dan Rama memasak untukku masakan yang enak-enak." Jawab Syarin tak kalah antusias sambil merangkul Bu Windy.

"Kamu senang diajak ketempat seperti itu? Kalau Mami sih lebih senang diajak jalan-jalan keluar negeri terus dibelikan barang-barang mahal." Bu Windy menautkan kedua alisnya saat mendengar tempat yang didatangi Syarin tadi.

"Mami belum tahu saja tempatnya seperti apa, kalau Mami sudah melihat tempatnya, pasti Mami juga akan senang. nanti kapan-kapan kita kesana bareng ya, ajak Papi juga agar ramai." Syarin kini sudah terlihat semakin akrab dengan Bu Windy.

"Baiklah, kalau Mami tahu kalian tadi pergi ke pulau, pasti Mami meminta kalian untuk menginap saja. Suasana di sana pasti cocok sekali untuk membuat cucu." lagi-lagi Bu Windy membahas soal cucu.

"Sebenarnya dirumah ini juga cocok kalau tidak ada Mami." Gerutu Rama yang baru menyusul masuk.

"Tapi Mami yakin malam ini kamu pasti berhasil mencetak gol." Jawab Bu Windy dengan senyum penuh arti dan berhasil membuat kedua alis Syarin bertaut.

"Terserah Mami saja, kami mau membersihkan diri dan beristirahat sebentar." Jawab Rama ketus lalu menarik lengan Syarin untuk naik keatas.

"Jangan lama-lama ya! Nanti pizzanya keburu dingin." Bu Windy berkata setengah berteriak.

Setelah hampir 15 menunggu akhirnya Rama dan Syarin kembali turun. Bu Windy sudah menunggu mereka diruang TV dengan senyum mengembang.

Mereka pun duduk lesehan disamping meja kecil yang sudah dipenuhi pizza dengan bermacam toping dan minuman bersoda yang turut melengkapi.

"Ayo makan, Mami pesan ini ditempat favorit kamu." Bu Windy menyodorkan bulatan pizza yang masih utuh kehadapan Rama dan Syarin, tak lupa ia juga turut menyodorkan dua gelas soda untuk mereka masing.

Senyum dibibir Bu Windy semakin mengembang saat Rama dan Syarin mulai menggigit potongan pizza diiringi beberapa teguk soda.

"Kalian akan saling membutuhkan malam ini." Bu Windy bermonolog dalam hati sambil menarik sudut bibirnya.

"Mami tidak ikut makan?" Syarin melirik Bu Windy yang masih belum mengambil satu potong pizza pun.

"Ini Mami mau makan juga kok." perkataan Syarin membuyarkan lamunannya dan segera meraih sepotong pizza dari bulatan yang berbeda.

Setelah menghabiskan beberapa potong pizza dan beberapa gelas soda disela menonton film.

Mata Syarin kini mulai terasa berat, tubuhnya juga tiba-tiba saja terasa panas, dan ada sensasi aneh dibalik rasa panas yang terus menyerang.

Ia meraih ikat rambut dan mengikat tinggi rambutnya karena sudah merasa tidak kuat dengan sensasi panas yang terus mendera.

Begitu juga dengan Rama, ia turut merasakan hal yang sama seperti yang dirasakan Syarin, ia bahkan beberapa kali meneguk salivanya saat melihat lekuk leher Syarin.

Sebuah sensasi lain mulai terasa ditubuhnya juga, tiba-tiba saja si otong miliknya bangkit dengan sendirinya.

Ia bahkan menurunkan suhu AC ke suhu terdingin namun rasa panas yang mejalar disekujur tubuhnya tidak kunjung reda.

"Kenapa malam ini udaranya panas sekali?" Rama mengeluh sambil terus mengibas-ngibaskan kerah bajunya.

"Iya ya Mas, kenapa rumah ini tiba-tiba terasa panas?" Syarin turut berkomentar sambil melakukan hal yang sama.

"Mami juga kepanasan nih." Bu Windy turut mengibaskan bajunya agar Rama dan Syarin tidak curiga.

"Lebih baik kalian istirahat di kamar saja, mungkin disana ACnya bisa lebih dingin." sambung Bu Windy sambil mengulum senyum.

Rama dan Syarin akhirnya menuruti perintah Bu Windy, mereka menaiki tangga dengan kepala yang terasa berputar.

Setibanya dikamar Rama melepas bajunya karena tidak kuat menahan panas, Syarin juga sebenarnya ingin melakukan hal yang sama namun terhalang rasa malu.

"Sepertinya obat perangsangnya bereaksi lebih cepat." Bu Windy tertawa kecil sambil kembali menikmati pizza miliknya.

Rama yang sudah tidak tahan dengan sensasi yang terus mendera, akhirnya dengan cepat mengungkung tubuh Syarin.

"Apa yang kamu lakukan?" teriak Syarin saat tubuh kekar itu kini mengungkung tubuhnya.

"Aku benar-benar sudah tidak tahan lagi. Bolehkah aku menyentuhmu malam ini?" Rama menatap Syarin lekat dengan wajah yang memerah akibat obat perangsang yang dimasukan Bu Windy pada minuman soda mereka secara diam-diam.

"Apa maksudmu? Kenapa kamu tiba-tiba seperti ini?" batin Syarin sebenarnya ingin mendorong tubuh Rama namun tubuhnya bereaksi sebaliknya.

"Aku juga tidak mengerti kenapa hasratku tiba-tiba menggebu-gebu seperti ini?" Rama membenamkan wajahnya didada Syarin demi sedikit meredam hasratnya.

Dan anehnya tubuh Syarin justru menikmati itu dan mulai mengalungkan kedua tangannya dipunggung Rama.

******

******

1
Kasih Bonda
next thor semangat
Kasih Bonda
next thor semangat.
Kasih Bonda
next thor semangat
Kasih Bonda
next thor semangat.
Kasih Bonda
next thor semangat
Kasih Bonda
next thor semangat.
Kasih Bonda
next thor semangat
Ani
ternyata oh ternyata. siap siap lah jadi gelandangan Anton dan Susan
Ani
wih ada rahasia besar apa ini yang disembunyikan mereka berdua.
jadi penisirin.
Kasih Bonda
next thor semangat
Hafifah Hafifah
bagus banget darren dan jangan sampai dia berjodoh ama sivika
Hafifah Hafifah
kayaknya nih ulah keluarga vika deh
Hafifah Hafifah
kayaknya mereka dimasa lalu pernah melakukan kejahatan deh dan sampai sekarang belum terungkap
Kasih Bonda
next thor semangat.
Kasih Bonda
next thor semangat
Hafifah Hafifah
asalkan jangan balikan lagi aja ama mantan
Hafifah Hafifah
tragis bener ya.semoga si rama g balikan lagi nih ama vika karna udah g ada david.kan kasihan si syarin lw sampai itu terjadi
Vajar Tri
😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭🤧🤧🤧🤧🤧🤧🤧🤧🤧🤧🤧🤧
Kasih Bonda
next thor semangat
Ani
udah kayak apa aja pulang kehabitatnya 😃😃😃😃😃
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!