Awalnya pertemuan tak sengaja dan berujung di ranjang tetangga.
Saking kesepiannya, Intan Novalia berselingkuh dengan tetangganya yaitu seorang dosen bernama Doni pratama.
Keseringan di tinggal dinas oleh sang suami yaitu Indra Arshaka. Intan, secara diam-diam menduakan suaminya sendiri tanpa sepengetahuannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NurmaMuezzaKhan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 19
Ting.. Tong..
"Astaga, aku baru juga mau pakai baju. Bi.. Tolong bukain pintunya!?" Di akhir kata berteriak dari dalam kamar.
Namun tak ada jawaban apapun, hanya keheningan yang ada. Intan lupa, kalau bi Narsih sudah pulang sejak 1 jam yang lalu.
"Ya ampun, aku baru sadar. Kalau bi Narsih sudah pulang. Aku cek dulu deh, siapa orang yang memencet bel tadi." Ucapnya langsung melangkahkan kakinya keluar kamar.
Intan tak sadar, kalau dirinya saat ini berjalan hanya memakai handuknya saja.
Ting.. Tong..
Bel pintu berbunyi lagi.
"Duh siapa sih, kenapa tak sabaran sekali. Sebentar!!" Pekiknya di akhir kata.
Ceklek
Saat itu juga, Intan berhasil membukakan pintu apartemennya dengan raut wajah kesal. "Bisakah anda sabar du....."
"Sore, mbak Intan."
Intan langsung melototkan matanya saat melihat Doni yang tiba-tiba datang ke apartemennya. "K-kau....."
"Apa aku membuatmu terkejut?" Tanyanya dengan senyum tipisnya.
"A-ada apa kamu kesini?" Tanya Intan langsung mengalihkan pandangannya. Mungkin saat ini, bisa di bilang kalau Intan masih cukup kesal.
Doni hanya terdiam dan melangkahkan kakinya semakin dekat ke arah Intan. Intan terkejut dan perlahan dia memundurkan tubuhnya dan berakhir dengan Doni mengukung Intan.
Mata Intan menatap ke arah sekitar, dia pun paham dan langsung menutup pintu dengan salah satu kakinya.
"Ngapain sih kamu kesini, bagaimana jika ada orang yang melihat ka......."
Cup
Mata Intan langsung terbelalak saat Doni tiba-tiba mengecup bibirnya.
"Mbak, apa kamu sengaja mempersiapkan dirimu?" Tanya Doni dengan arah mata yang tertuju pada belahan dada milik Intan yang sedikit terlihat.
Mendengar ucapan Doni, dahi Intan mengernyit. Apa maksud ucapannya? Sengaja? Memang apa yang dirinya persiapkan? Doni akan datang ke rumahnya saja dirinya gak tahu.
"Apasih, mas? Aku gak mempersiapkan apap....."
Grep.
"Ahh..."
Desaahan Intan tiba-tiba lolos keluar.
Doni tanpa aba-aba langsung meremas dua bulatan kenyal milik Intan dan memainkannya seperti memegang balon.
"Kau sangat sexy, pantas saja aku terus merindukanmu sejak tadi." Bisiknya tepat di telinga Intan.
"Umh.. H-hentikan, jangan terus meremasnya." Ucapnya menggeliat karena sentuhan Doni.
Dasar bodoh, kenapa Doni melakukan ini? Padahal dia sendiri kerap menolak sentuhan dari Intan. Namun kini, dia seperti binatang yang sedang kehausan.
"Mas.. H-hentikan!! Aku takut mas Indra akan segera pulang, jangan lakukan ini du--Ahh.."
Desaahan demi desaahan terus keluar dari mulut Intan. Kali ini, tangan Doni menyelinap ke bawah untuk menelusuri area lembah milik Intan.
"Milikmu sudah basah." Celetuk Doni.
Saat itu juga Intan langsung memalingkan wajahnya karena malu. Memang benar, sentuhan yang Doni lakukan membuat Intan tak bisa menahan dirinya lagi.
"Apa kamu mau melakukannya denganku?"
"Uhukk...."
Intan tersedak ludahnya sendiri karena terkejut.
"Yakkk, kenapa kamu malah bertanya, mas?! Dahlah, stop!!" Ucapnya langsung mendorong Doni.
Doni terkejut melihat reaksi Intan. Dia kira wanita ini akan meminta hal lebih, tapi sepertinya mood Intan sedang buruk. Doni pun paham dan perlahan mundur.
"Ada apa? Apa ada sesuatu yang membuatmu kesal?"
Intan terdiam. Dia pun menggeleng pelan tanpa menatap Doni. Doni bingung, apa yang sebenarnya terjadi, kenapa Intan tiba-tiba berubah sikap?
"Hiks.."
Deg
Doni semakin terkejut saat melihat Intan yang tiba-tiba menangis. "Hei, ada apa? Apa aku membuatmu terluka? Tolong maafkan aku, maafkan aku, Intan."
Dengan cepat Doni langsung memeluk tubuh mungil Intan dan mencoba untuk menenangkannya. Intan pun langsung tersedu-sedu saat Doni memeluknya.
"Hiks.. Aku, aku hanya ingin di cintai dengan benar, aku ingin di akui dan aku ingin di hargai. Hanya itu, hiks."
Melihat Intan menangis membuat hati Doni seperti tercabik-cabik, dia tak tega melihat Wanitanya terluka seperti ini.
"Siapa, siapa yang menyakitimu? Jawab! Aku akan mencekiknya sampai mati." Ucap Doni tegas dengan rahang mengeras.
Bisa di bilang, kalau maksud Intan itu, dia ingin di perhtikan lebih baik lagi oleh Indra, di akui oleh keluarganya dan di hargai oleh mertuanya. Kerap kali Intan merasa kesepian dan tak ada siapapun yang bisa menemani rasa kesepian tersebut.
Setelah munculnya Doni, perlahan hati Intan terbuka dan merasa nyaman saat bersamanya.
"Tidak. Aku tidak menginginkan itu." Menggeleng cepat.
"Lalu, apa yang harus kulakukan? Katakan, aku akan mendengarkanmu."
"Aku, aku hanya ingin di cintai olehmu, mas. Boleh?" Mendongak menatap Doni.