Andin

Andin segera pergi menuju mobil Marcel yang terparkir berseberangan dengan gerbang sekolah sedangkan Marcel sibuk memegang bibirnya yang tersentuh dengan bibir Andin.

Setelah Marcel masuk ke dalam mobil mereka melajukan mobil tersebut menuju taman hiburan namun ketika melewati sebuah makam, entah magnet apa yang terjadi di hati Andin karena dirinya memaksa Marcel untuk berhenti di makam itu.

Marcel menepikan mobilnya dan mengamati Andin yang keluar dari makam.

"Makam siapa yang ada di sini?" pikir Marcel.

Marcel ikut keluar dari mobil dan mengikuti Andin.

Andin sendiri bingung dengan ingatan yang datang sepotong-potong dan detakan jantung serta keingin hati kecilnya yang menuntunnya menuju makam ini.

Andin seperti dejavu dengan apa yang terjadi dengannya.

"Makam siapa ini Andin?" tanya Marcel yang menyusul langkah Andin.

Mereka tidak menyadari ada dua orang sedang mengamatinya dari kejauhan.

"Siapa lelaki itu?" tanya Rian yang baru saja sampai di taman yang berada berhadapan dengan makam.

"Aku pikir dia hanya teman Andin" ucap Kakek yang dari tadi sudah berada di sana.

Sedangkan Andin telah berhenti di depan sebuah dapuran bernama Santi bersampingan dengan dapuran bernama Ashraf.

Kaki Andin terasa lemas seketika. Meski dirinya telah mengetahui dari Rian bahwa sang ayah telah meninggal tapi kenapa masih ada rasa sakit di hatinya.

Disisi lain Rian fokus melihat Andin yang berbalut pakaian SMA dengan lelaki yang berpakaian sama.

"Ri... Kamu mau menanyakan apa?" tanya kakek.

Rian memberikan beberapa file yang di dapatkannya dari Ardy.

"Aku ingin penjelasan" ucap Rian tegas meski matanya tertuju dengan Andin yang berada di seberangan.

" Aku harus memberikan penjelasan dari mana?" tanya Kakek.

"Jelaskan saja apa yang mau kau jelaskan" ucap Rian dengan lirikan tajam ketika melihat Marcel merangkul pundak Andin.

"Aku juga baru menyadari beberapa minggu yang lalu" ucap Kakek dengan wajah serius.

"Dulu aku punya hubungan dengan Zainab. Mungkin cerita itu kamu sudah tahu" ucap Kakek.

Rian hanya mengangguk mengerti apa cerita yang pernah di ketahui oleh Rian.

"Sehingga saat itu aku saat itu telah memutuskan untuk tidak mempersunting siapapun karena cintaku ke dia yang begitu besar" ucap kakek.

"Kamu tahu alasan sebenarnya kenapa Ashraf membenciku?" tanya Kakek.

Rian hanya diam tanpa menjawab.

"Dia benci aku karena aku alasan kematian istrinya. Aku yang menemukan ibumu dengan Ashraf dengan harapan Ashraf jatuh hati dengannya. Sebagai orang tua aku sangat menginginkan dia menjadi pewaris ku yang memiliki generasi dari konglomerat. Tapi Aku salah, Santi ternyata bukan gadis biasa dia adalah adik bungsu dari tuan Samuel keluarga konglomerat yang terkenal di Australia" ucap kakek dengan ekspresi yang sulit di jelaskan.

"Kamu tahu kematian Santi adalah rancanganku agar Ashraf bisa menikah dengan bundamu" ucap Kakek yang mulai menangis.

"Sayangnya aku tidak tahu jika Ashraf mengetahui semuanya dan berkata aku bukan ayah atau lelaki yang baik serta ia menyesal pernah punya ayah sepertiku" ucap kakek menangis.

"Kamu tahu saat itu bundamu yang terpuruk karena di tinggal oleh ayahmu yang pergi entah kemana setelah mengetahui kamu ada di rahim bundamu. Ayahmu yang tidak bertanggung jawab itu membuat bundamu tidak ingin merajut hubungan dengan siapapun. Tapi ketika melihat Ashraf, bundamu seolah hidup kembali dan aku yang merawatnya dari kecil karena di titipkan oleh kakak ku pasti sangat menyayangi bundamu" ucap Kakek sambil membuang nafas dengan kasar.

"Aku tidak mungkin membiarkan bundamu terus terpuruk setelah bertahun-tahun di tinggal ayahmu. Maka aku ambil keputusan untuk mendekatkan anak kandungku dengan bundamu" ucap Kakek dengan nada penyesalan.

"Aku tidak memprediksi akan sejauh ini terjadi. Aku tidak tahu jika Santi mantuku bukan orang sembarangan. Santi putri yang hilang dari orang terkaya no 1 di Australia. Aku tidak tahu semua itu. Aku terlalu egois ketika ingin melihat bundamu seperti hidup kembali ketika dekat dengan Ashraf. Maka saat itu aku buat rencana menjebak Ashraf di penginapan dan mengajak bundamu di sana dan memanggil Santi ke sana. Aku menyuruh Bundamu untuk mencium Ashraf di saat Santi datang dan Akhirnya sebuah pertengkaran terjadi. Mobil Santi sudah di rusak oleh orang suruhanku dan ketika dirinya pergi dengan amarah setelah pertengkaran itu disusul oleh mobil Ashraf dan di dalamnya ada bundamu" ucap kakek yang hanya mampu membuang nafas dengan kasar.

"Santi kecelakaan dan mobil yang di bawa Ashraf juga mengalami kecelakaan ketika mobil Santi berputar -putar karena rem blong dan menambrak mobil Ashraf yang menyalip dan berhenti di depannya" penjelasan kakek yang begitu menyakitkan hati Rian.

"Santi meninggal di tempat, Ashraf luka ringan dan bundamu koma" ucap kakek penuh dengan penyesalan.

"Sayangnya Andin mengetahui semuanya di hari ketika dirinya mengalami kecelakaan. Sebelum kecelakaan dia sempat kerumah Samuel yang merupakan pamannya. Samuel yang baru mengetahui bahwa Andin adalah anak Santi maka dia menyelidiki semuanya dan mengetahui bahwa yang mencelakai adiknya adalah kakek dan bundamu ikut dalam hal tersebut" ucap kakek sedih.

"Andin marah dan dia meminta Samuel untuk sekali saja membantumu untuk menyingkirkan Ara dan berjanji akan bercerai denganmu sebagai bentuk balas dendam atas kematian Santi" ucap Kakek panjang lebar.

Rian menoleh kearah kakek karena dari tadi dia sibuk melihat Andin yang menangis di makam itu bersama lelaki yang tidak ia kenal.

"Samuel menginginkan kehancuranmu dan kakek. Dia ingin kamu merasakan apa yang di rasakan Santi. Tapi Samuel tidak tahu bahwa Andin mengalami amnesia. Samuel marah dengan Andin dan menyuruh siluman ular itu untuk masuk kedalam kediaman kita dengan cara membuat kesepakatan. Samuel ingin kamu dan Andin berpisah" ucap kakek tegas.

"Aku sudah tahu semua. Aku tidak ingin kakek ikut campur urusanku. Aku sudah cukup terima kasih atas kehancuran yang kakek buat untuk hidup bundaku" ucap Rian lalu berdiri menyamperin Andin yang masih duduk tertunduk di hadapan makam ayahnya. Meninggalkan kakek yang menangis menyesal akan perbuatannya.

Rian mengepalkan tangannya menahan amarah atas semua penjelasan dari sang kakek dan apa yang di lihatnya sekarang.

"Aku pikir ini sudah sore, tidak baik anak yang bukan gadis berada di makam bersama lelaki yang bukan siapa-siapanya" ucap Rian yang mengejutkan Andin.

Wajah Andin begitu terkejut seolah dirinya baru saja tertangkap selingkuh. Andin berdiri tegap di hadapan Rian. Ada kekecewaan yang di rasakan Andin dari tatapan Rian.

"Siapa kamu?" tanya Marcel yang kesal dengan ucapan Rian seperti mengatakan bahwa Andin tidak perawan lagi.

"Kamu mau tahu siapa aku? Kamu tanya dengan orang di sampingmu yang berprilaku seperti seorang gadis saja" ucap Rian kesal.

"Andin??" Tanya Marcel dengan tatapan.