Amara harus iklas di nikahi seorang CEO berhati dingin yang tak pernah dia cintai. dua ke pribadian yang berbeda harus tinggal seatap dan berperan sebagai suami istri. Masa lalu yang telah lama terlupakan kini datang kembali ke tengah tengah mereka.
Apakah akan ada cinta di antara mereka dan bagaimana mereka mengatasi masa lalu yang belum usai.
Ayo ikuti kelanjutan ceritannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ndo'Uus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24
Saat Amara membuka mata wajah tampan suaminya yang pertama kali di lihatnya.Amara memainkan hidung mancung milik suaminya hingga membuat Radit terbangun.Mereka berdua saling tersenyum.
"Selamat pagi sayang. "Ucap Radit seraya mengecup kening Amara.
Amara tersipu."Pagi mas."
Radit meraih Amara dan menjadikannya guling."Mas hentikan nanti badanku remuk."
Radit terkekeh."Ya gak mungkin sayang,masak mas tega." Radit menoel hidung Amara.
"Aku mau mandi dulu ya mas.Nanti mama nunggu kita. "
"Ini kan weekend aku ingin bermalas malasan sama kamu di kamar." Ucap Radit manja.
"Mas kan lagi ada mama, gak enak mas."
"Ya sudah sana kamu mandi." Ucap Radit sambil melepaskan pelukannya.
Amara berjalan tak berbusana masuk kedalam kamar mandi.Melihat Amara tanpa busana membuat Radit ingin melakukannya lagi dia belum puas bercinta dengan istrinya itu.Saat hendak turun dilihatnya bercak darah di atas sepray.Itu adalah noda darah milik Amara karena Amara memang masih perawan.
Radit tersenyum melihatnya.Istrinya itu ternyata memang masih perawan.Radit menyusul Amara di dalam kamar mandi.Amara tengah membasahi tubuhnya di bawah shower,Radit mendekat dan meraba punggung mulus Amara.Radit memeluknya dari belakang dan mendaratkan kedua tangannya di atas pay*d*ra milik Amara.Seketika darah mendesir serasa naik ke ubun ubun.
Radit membalikkan badan Amara dan melumat habis bibir ranum milik Amara.Mereka memadu kasih di bawah kucuran air yang membasahi tubuh mereka.Radit tak henti mencium setiap lekuk tubuh Amara dan meninggalkan jejaknya di sana.
Setelah puas bercinta Amara menggosok tubuh suaminya itu dengan sabun.Begitupun sebaliknya saat Radit menggosok tubuh Amara sesekali tangan Radit jail menyentuh area sensitif milik Amara hingga membuat Amara merasa geli.
" Sudah mas hentikan."
"Kenapa ,kan enak. " Kata Radit menggoda.
"Nanti kita gak kelar kelar mandinya."
"Gak papa sayang ,mas malah ingin terus berduaan sama kamu."
Amara cemberut." Ampun mas rasanya aku sudah tak sanggup berjalan."
" Maafkan mas sayang, habis kamu sangat menggoda sih." Radit menyiram tubuh Amara.
Amara meninggalkan Radit di dalam kamar mandi. Dia menyiapkan baju yang akan di kenakan suaminya .Amara menggunakan kaos dan celana pendek di atas lutut.Dan menggerai rambutnya yang basah.
Tak lama Radit keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit pinggangnya.Amara memberikan baju dan celana yang akan dia kenakan.Amara kemudian membantu suaminya itu mengeringkan rambutnya
********
Bi Mira dan Sintha tengah asik memasak di dapur menyiapkan sarapan untuk anak dan menantu kesayangannya.Mereka memasak masakan yang spesial kesukaan Amara dan Radit
"Tumben sampe jam segini mereka belum turun ya bi." Ucap Sintha.
"Entahlah nyonya,padahal gak biasanya.Den Radit itu paling rajin bangun pagi. Apa lagi kalo hari libur gini biasanya den Radit sudah lari pagi atau berenang Nya."
"Apa mereka masih tidur karena lelah.Kan Amara juga sekarang sudah mulai kerja. "
"Mungkin nya."
"Kalau gitu tolong panggilkan mereka bi.Suruh turun untuk sarapan."
"Baik Nya."
Bi Mira menaiki satu persatu anak tangga menuju kamar Amara dan Radit.Di ketuknya pintu.
"Non Amara, sama Nyonya di suruh turun untuk sarapan. " Triak bi Mira.
"Iya bi sebentar lagi." Ucap Amara.
Amara membuka pintu." Bi tolong cucikan sepray ini ya." Amara memberikan seprey.
" Loh non inikan baru bibi ganti kemarin."
"Udah cuci aja ya bi." Amara menutup kembali pintu kamar.
"Aneh padahal ini kan habis ku cuci dan baru aku pasang kemarin." Gumam bi Mira.
Bi Mira kembali turun dengan memondong sepray di tangannya.
"Loh apa itu bi." Tanya Sintha.
"Ini sepray Nya.Padahal baru saya ganti kemarin loh Nya kok di suruh nyuci."Mira kebingungan.
Sintha tersenyum." Ya sudah cuci saja bi."
Dia sudah mengetahui kenapa Amara meminta bi Mira mencuci sepray itu.Dia merasa bahagia sekali hari ini akhirnya Radit sudah bisa membuka hati untuk Amara bahkan mereka sudah bersama.
*********
Amara menatap dirinya di depan cermin."Mas aku malu mau turun menemui mama."
Radit menoleh ke arah Amara." Loh kenapa emangnya ?"
"Lihat kelakuanmu mas, banyak tanda merah yang kamu tinggalkan di leher dan dadaku." Amara menunjuk bekas merah.
Radit terkekeh." Ya gak papa dong sayang.Itu tanda cintaku." Radit menghampiri Amara dan memeluknya.
" Iya tapi aku malu mas."Amara membalas pelukan Radit.
"Gak papa kita turun ya .Mas sudah lapar banget."
Amara belum mau melepas pelukannya." Iya mas tapi tunggu aku mau nutupin tanda ini pake foundation dulu."
Radit menunduk ke arah Amara." Iya mas tungguin."
Tak lama mereka akan turun ke bawah.Amara memeluk lengan Radit dan bermanja. Di bukanya knop pintu kamar mereka berdua menuruni satu persatu anak tangga.Sedang Amara hanya menatap wajah suaminya sembari terus tersenyum.Radit hanya tertawa kecil melihat tingkah manja istri kesayangannya itu.
Dukung Author dengan Like,Koment dan Vote.
mampir dikaryaku jugaa yaa