NovelToon NovelToon
PACAR TARUHAN

PACAR TARUHAN

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintamanis / Office Romance / Cinta Karena Taruhan
Popularitas:3.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: HANA ADACHI

🏆 Juara 3 YAAW 2024 Periode 2🏆

"Permisi Mas, kalau lagi nggak sibuk, mau jadi pacarku?"

———

Daliya Chandana sudah lama memendam rasa pada sahabatnya, Kevin, selama sepuluh tahun. Sayangnya, Kevin tak menyadari itu dan malah berpacaran dengan Silvi, teman semasa kuliah yang juga musuh bebuyutan Daliya. Silvi yang tidak menyukai kedekatan Daliya dengan Kevin mengajaknya taruhan. Jika Daliya bisa membawa pacarnya saat reuni, ia akan mencium kaki Daliya. Sementara kalau tidak bisa, Daliya harus jadian dengan Rio, mantan pacar Silvi yang masih mengejarnya sampai sekarang. Daliya yang merasa harga dirinya tertantang akhirnya setuju, dan secara random meminta seorang laki-laki tampan menjadi pacarnya. Tak disangka, lelaki yang ia pilih ternyata seorang Direktur baru di perusahaan tempatnya bekerja, Narendra Admaja. Bagaimana kelanjutan kisah mereka?Akankah Daliya berhasil memenangkan taruhan dengan Silvi? Atau malah terjebak dalam cinta segitiga yang lebih rumit?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HANA ADACHI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

33. Gadis Manja

Mata Daliya membola melihat pemandangan mesra di depannya.

"APA-APAAN INI?!" Daliya menghampiri dua sejoli itu dengan kemarahan yang memuncak. "JADI GARA-GARA PEREMPUAN INI DARI KEMARIN KAMU NYUEKIN AKU?!" Daliya menuding wanita cantik yang masih bergelayut manja di sebelah Ren.

"Daliya, tunggu sebentar, aku bisa jelaskan—" Ren berkata panik. Sayangnya, kemarahan Daliya sudah berada di ujung tanduk, jadi wanita itu tidak mau lagi mendengarkan penjelasan apapun. Dengan kesal, ia menjambak rambut wanita cantik di sebelah Ren.

"Awww!!" wanita itu berteriak kesakitan. "Apa-apaan sih?"

"DASAR KAMU WANITA PENGGODA! PELAKOR!" Daliya masih menarik rambut wanita itu dengan membabi buta. Wanita itu tak mau kalah, balas menjambak Daliya.

"Stop! Stop!" Ren mencoba melerai, ia menghempaskan tangan Daliya. "Jangan begini Daliya!"

"Oh, gitu? Jadi kamu lebih memihak dia ketimbang aku?" Daliya semakin geram. Ia mengangkat tangannya dan menampar pipi Ren.

PLAK!

"DASAR FAKBOY!!" teriak Daliya masih dengan tangan terangkat.

PLAK!

Pipi Ren ditampar bolak-balik.

"PERGI KE LAUT SANA, DASAR PENGKHIANAT!" teriak Daliya. Tidak cukup hanya dengan menampar, ia juga mencekkik leher Ren sampai lelaki itu kesulitan bernapas.

"MAM*PUS LO!"

Sayangnya, semua itu hanya terjadi di dalam kepala Daliya saja. Pada kenyataannya, Daliya cuma bisa terdiam sambil menundukkan kepala.

"Selamat pagi Pak," sapa Daliya dengan suara bergetar.

"Selamat pagi, Daliya," Ren membalas sambil tersenyum seperti biasa. Di sisi Ren, dia sangat senang bisa bertemu dengan gadis itu setelah kemarin tidak bertemu. Sementara itu di mata Daliya, lelaki itu tampak sedang mengejeknya dengan memamerkan gadis lain di sebelahnya. Seolah-olah Ren berkata: aku bisa mendapatkan wanita yang lebih cantik dibandingkan kamu!

"Dia siapa, beb?" Wanita cantik yang masih setia memeluk lengan Ren itu bertanya dengan mata memicing.

"Dia Daliya, asistenku," Ren menjawab sambil berusaha melepaskan pelukan Joanna, tapi gadis itu tetap tak bergeming. "Daliya, perkenalkan, ini Joanna, putri dari Pak Ibrahim, pemilik perusahaan MIB Shop,"

MIB Shop merupakan perusahaan e-commerce terbesar yang menyediakan layanan jual beli secara online.

Daliya hanya bisa menganggukkan kepala sambil tersenyum getir. Bukankah sudah jelas? Ren ingin menunjukkan perbedaan kasta di antara mereka berdua. Daliya sebagai seorang asisten biasa dan Joanna yang merupakan putri seorang konglomerat. Sungguh ironis.

"Mohon maaf Pak," Daliya berusaha agar terlihat profesional di depan mereka berdua. "Tadi Pak Nauval titip pesan, katanya beliau sudah menunggu bersama Pak Kevin di ruang meeting,"

"Oh, oke. Kalau begitu kita langsung ke ruang meeting saja," Ren sudah akan beranjak, tapi ia menoleh terlebih dulu ke arah Joanna yang masih terus menempel padanya seperti perangko. "Bisa lepasin dulu, nggak? Aku ada kerjaan,"

"I ikut," Joanna memanyunkan bibir, bersikap sok imut.

"Nggak bisa dong, kan aku kerja Jo,"

"Tapi I nggak mau sendirian, Kan you sudah janji sama Papi I buat nemenin I selama di sini,"

"Ya tapi kan sekarang aku lagi sibuk, aku juga harus fokus ke pekerjaanku," Ren masih mencoba bersabar. "Kamu tunggu aja di ruanganku,"

"Tapi I takut kalau ditinggal sendiri Ren," Joanna masih bersikeras. "I kan nggak kenal siapa-siapa di sini. Nanti kalau ada yang jahatin I gimana?"

Dih, batin Daliya kesal. Untungnya ngejahatin kamu apa sih?

"Kalau gitu," Ren tampak berpikir sambil melirik Daliya. "Biar Daliya yang menemani kamu di sini,"

"Ya?" Daliya sontak mendongakkan kepalanya. "Saya Pak?"

"Iya, kalian kan sama-sama perempuan, jadi mungkin kalian berdua bisa ngobrol dengan nyaman," jawab Ren seenaknya.

"Ta-tapi Pak, saya kan harus mendampingi bapak untuk meeting bersama Pak Nauval dan Pak Kevin," Daliya sebisa mungkin mencari alasan. Dia tidak sudi disuruh menjaga wanita 'simpanan' Ren itu.

"Pembahasan meeting nya masih sama dengan yang kemarin, kan? Nggak apa-apa, biar aku saja yang handle sendiri," Ren malah mematahkan harapan Daliya.

Huh, dasar nggak peka! sungut Daliya di dalam hati.

"Tapi nanti you bakalan balik cepet, kan?" Joanna masih terus bersikap sok imut. "Jangan tinggalin I lama-lama,"

"Paling lama mungkin dua jam," Ren melepaskan pegangan tangan Joanna. Ia kemudian berjalan menghampiri Daliya sambil berbisik.

"Tolong jagain ya. Orangnya memang agak ngerepotin, tapi tolong dimaklumi saja. Oke?"

Daliya semakin geram mendengarnya. Bisa-bisanya Ren malah menyuruhnya tanpa tahu malu?

"Baik Pak," tapi lagi-lagi, Daliya tidak kuasa melawan. Lagipula di kantor ini, Ren adalah atasannya secara langsung.

Sepeninggal Ren, ekspresi Joanna langsung berubah. Kalau sebelumnya wanita itu terlihat seperti gadis cantik yang manja, sekarang ia seperti seorang wanita jahat yang kejam.

"Bukain pintunya!" Joanna berseru lantang, tangannya dilipat di depan dada. Daliya terbelalak sejenak, tapi ia segera membukakan pintu menuruti perintah gadis itu.

"Bersihin kursinya!" perintah gadis itu lagi. Daliya menghela napas panjang. Sabar Daliya, sabar...

Meskipun sambil menggerutu, Daliya tetap membersihkan kursi sofa itu dengan kedua tangannya. Walaupun sebenarnya tidak ada lagi debu di sana karena sudah dibersihkan oleh OB setiap hari.

"Duh, panas banget sih!" Joanna menghempaskan pantatnya di atas sofa sambil tangannya mengipas-ipas wajah. "AC nya kecilin dong!"

Daliya lagi-lagi hanya mampu menghela napas panjang. Tanpa berkata apa-apa, ia mengambil remote AC dan mengecilkan suhu pendingin udara di ruangan itu.

Joanna lantas menaikkan kedua kakinya ke atas meja, sementara itu kedua tangannya sibuk memainkan ponsel.

Daliya menunggu dengan setia di kursi yang terletak di seberang Joanna. Meskipun kesal, dia harus menuruti perintah Ren untuk menjaga wanita itu.

"Apa you lihat-lihat?" Desis Joanna galak. Daliya langsung mengalihkan pandangannya.

Lagi PMS kali, ya?

"I haus, beliin I minum!" Joanna kembali memerintah. Daliya mencoba menunjukkan senyum karir terbaiknya.

"Baik, mbak Joanna mau dibelikan apa?"

"Mbak, mbak, I bukan mbak you!"

Daliya mengumpat di dalam hati. "Baik, mohon maaf. Kalau begitu Ibu Joanna mau minum apa?"

"Ibu! Ibu! Kapan I nikah sama bapak you?!"

Terus mau dipanggil apa, Malih? Daliya berteriak frustasi di dalam hati. Tuan Putri? Kanjeng Ratu? Argghhh!

"No...na?" Daliya bertanya ragu, tapi sepertinya kali ini Joanna tidak keberatan dengan panggilan itu.

"Terserah! Pokoknya yang enak!" jawab Joanna masih dengan kaki terangkat dan pandangan fokus pada ponsel.

"Baik Nona, apa mungkin ada kafe yang Nona suka atau...”

"Banyak nanya, sih!" Joanna sudah melotot. "Tinggal beli aja ribet banget!"

F*ck you! Entah sudah ke berapa kalinya Daliya mengumpat di dalam hati hari ini. Kalau saja ia tak ingat Joanna adalah putri dari pemilik BIM Shop, sudah pasti akan Daliya obrak-abrik wajah wanita itu.

"Baik Nona Joanna, kalau begitu, saya permisi," Daliya beranjak dari duduknya. Saat dirinya sudah berada di luar ruangan dan pintu sudah tertutup rapat, senyum di wajahnya langsung menghilang.

"Dasar gadis manja! Gadis kurang ajar!" Daliya berkata dengan nada lirih sambil berkali-kali mengacungkan jari tengahnya ke arah Joanna. "F*ck you!"

1
retiijmg retiijmg
Terima kasih kak uda bikin cerita yang bagus
🙏🫶🫶🫶
Komang Tri Arianta
Luar biasa
retiijmg retiijmg
hahahahahaha.
retiijmg retiijmg
aq pendukung ren sama daliya 😁
retiijmg retiijmg
baper tingkat dewa tiap ada ren ngomong
retiijmg retiijmg
bnr2 dibuat baper 😄
retiijmg retiijmg
jadi baper baca pertemuan ren dan daliya
xopitt 89_
Luar biasa
Sonya Bererenwarin
Renn..... Bucin akutt😂😂😂
Sonya Bererenwarin
Luar biasa
Ahmad Nashrullah
delia jadi cewek jg gampangan makanya,,,,,,,berharga dikit aja napa,,,,,,biar lelaki menghargaimu,,,,,,,biar dirimu s berharga itu tahu g
pipi gemoy
👍🏼👏🏼🙏🏼☕
Imas deemashayoe Deemashayoe
Luar biasa
Trisna
Tante Dessy sengaja deh... buat suasana panas.
punya dendam kah sama Ren
pipi gemoy
😂😂😂😂😂😂😂😂👻
pipi gemoy
hahahahaha bener itu amalan ya Bu ibu rempong 😂😂😂😂😂👻
pipi gemoy
vote Thor ✌🏼
pipi gemoy
😂👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👍🏼
Dali ya 🌹
pipi gemoy
😂😂😂😂😂😂😂😂😂👻
kocak🌹
pipi gemoy
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣😆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!