TAMAT SINGKAT 28 SEPTEMBER 2023
Nyata pahit yang Vanessa pernah alami adalah, tak diakui oleh ibu yang telah melahirkan dirinya.
Terlebih, kala Vanessa baru mengetahuinya; tahu bahwa sang ayah yang sangat dia cinta telah lama disakiti ibu cantiknya.
Kekesalan, dendam, amarah, rasa ingin membuktikan membuat gadis 17 tahun itu bertekad untuk merebut kekasih ibunya. "Hello, Calon Papa Tiri...."
"Oh Shitttttt! Aku tidak berniat menikahi mu, gadis kecil!" Rega Putra Rain.
Polow IG kooh... [ Pasha_Ayu14 ] karena di sana terdapat mini clip untuk beberapa nopel kooh...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HOP DUA PULUH
Hilda tak dibiarkan masuk, Rega membuat Vanessa beristirahat di kamar VVIP tanpa sedikit pun gangguan.
Sementara Arjuna harus menghadap besannya: Raja. Rupanya Raka Rain jatuh sakit ketika mengetahui Vanessa tidak hamil.
Raka mengalami perubahan suhu tubuh mendadak dan harus dirawat di kamar VVIP-nya sendiri. Shock berat yang menjadi penyebab menurunnya daya tahan tubuh pria berusia senja itu.
Raka orang yang paling ingin jika Vanessa menjadi bagian dari keluarganya. Raka yang paling banyak tahu bagaimana serunya gadis itu saat diajak bicara hati ke hati.
Vanessa mengingatkan Raka pada Queen, putri pertama yang sudah memiliki banyak kesibukan dan jarang kembali ke rumah utamanya. Berharap rumah miliknya akan kembali berwarna dengan adanya gadis ceria seperti Vanessa Disaga.
Namun, dengan seenaknya saja Arjuna mengatakan akan kembali membawa gadis itu pulang. Yang padahal pernikahan Rega dan Vanessa bukan pernikahan main-main.
"Saya harap, kau tidak mengambil Vanessa dari kami. Semua sudah terjadi. Penipuan Anes masih bisa kami maafkan. Tapi Rega dan Vanessa sudah resmi menikah. Kau tidak bisa mengambilnya dari kami begitu saja."
"Anes berhak mendapatkan masa depan," sanggah Arjuna.
"Masa depan yang bagaimana?" Raja meyakinkan besannya. "Kami akan menjamin masa depannya."
"Saya percaya soal finansial. Tapi putra Anda tidak menginginkan putri saya. Mereka tidak saling mencintai. Saya yakin, Anes tidak benar-benar menginginkan Rega. Kemarin saya setuju mereka menikah hanya karena Anes mengaku hamil. Itu saja," kata Arjuna.
"Bagaimana dengan Daddy Raka? Dia sudah kadung senang memiliki Vanessa. Rega dan Vanessa menikah secara sah. Selama mereka tidak menginginkan perceraian, kita diam dan kawal saja akan sampai mana." Raja kembali menjawabnya.
Arjuna dilema, satu sisi ia kesepian tanpa putri kecilnya. Sisi lainnya, ucapan Raja benar adanya, dan dia setuju akan hal itu karena pernikahan bukan ajang coba-coba untuk mempermainkan perasaan Tuhannya.
Di tempat yang berbeda. Rega masih berselancar dengan ponsel milik istrinya. Di sana banyak ditemukan foto by self dengan teman, pacar, ayah, tak terkecuali Hilda.
Di suatu moment Hilda memang terlihat cuek, tapi di sisi yang berlarian, Hilda juga begitu tampak menyayangi Vanessa. Buktinya setiap kali Vanessa mengenakan pakaian rumah sakit, Hilda selalu datang untuk foto bersama.
Rega menukik alis, rupanya selain teman, foto Raka juga ada di sana. Tanggal foto tersebut sudah cukup lama, saat Vanessa masih kelas 10 SMA, dan berlatar belakang lapangan golf.
"Jadi Grandpa sudah lama mengenal Vanessa?" gumamnya. Pantas saja jika Raka begitu percaya pada gadis itu selama ini.
Mata Rega melirik spontan bersama dengan rebutan tangan Vanessa yang mengambil alih ponsel di tangannya dengan wajah datar.
Tak ada ucapan, apa lagi teriakan yang biasanya terdengar dari mulut gadis itu, Rega sempat mengernyit tipis, cukup keheranan.
"Kamu sudah siuman, Sayang." Arjuna datang dan Vanessa duduk dengan bantuan kedua laki-laki tampan itu tentu saja.
"Anes mau minum."
Rega menyodorkan segelas air lantas Arjuna yang menerimanya karena Vanessa tak mau mengambilnya sendiri.
"Anes mau pulang." Setelah minum Vanessa menyerukan keinginannya.
"Kamu masih butuh istirahat." Rega dingin.
"Pa..." Vanessa tak mau menatap ke arah suaminya. Dia merengek pada Arjuna dengan cebikan bibirnya.
"Papa yang akan rawat Anes di rumah." Arjuna membantu kaki Vanessa turun satu persatu.
Namun, sepertinya Rega tak setuju dengan niat mertuanya. Terlihat jelas saat lelaki itu menusukkan tatapan protes.
"Aku Papanya, aku tahu yang terbaik untuk Anes, Ga," kata Arjuna.
"Anes mau tinggal sama Papa lagi." Rengekan Vanessa semakin membuat wajah Rega mengeras. "Boleh kan, Pa?" pintanya.
"Tentu saja."
Arjuna memindahkan putrinya untuk duduk di kursi roda. Sementara Vanessa memegang infus yang masih menempel padanya.
Beberapa perawat akan Arjuna bawa ke rumah demi melanjutkan perawatan sesuai kebutuhan tubuh Vanessa.
Namun, lagi-lagi Rega tak setuju. Dia lekas meraih stik pendorong kursi roda agar tak melaju bersama Arjuna. "Kau tahu dia istri ku bukan?" katanya dingin.
Arjuna menautkan alis, bingung. "Kau yang bilang sendiri. Kau tidak berniat menikahi Anes selamanya. Kemarin Anes butuh kamu untuk kehamilannya, tapi ternyata kehamilan Anes hanya kehamilan fiktif. Jadi, mulai sekarang, aku mau kau menceraikan Anes."
Rega terkekeh kesal. "Kau pikir semudah itu bercerai hah?"
Arjuna cukup tersentak. "Kau masih konsisten dengan ucapan mu yang kemarin kan? Kau tidak menginginkan Anes!"
"Dia menipu ku. Kau tahu," sergah Rega.
"Aku mewakilinya minta maaf." Arjuna tahu, harga diri Rega jatuh ke dasar lautan hingga menembus batu karang, tapi ini hanya ulah anak-anak remaja.
"Aku mohon maklum atas semuanya. Karena Anes, kau harus batal menikahi Hilda. Aku akan mengganti rugi jika kau mau menuntut kerugiannya."
Rega tertawa samar. Kerugian uang mungkin bisa di ikhlaskan, tapi kerugian kehilangan calon istri idaman tidak bisa digantikan selain hanya menyerahkan Vanessa.
"Aku tidak memaafkannya," ucap Rega dan membuat Vanessa melotot. "Aku tetap akan menjadikan gadis penipu ini istri ku. Anggap dia yang menggantikan Hilda."
"Kau!" Arjuna menohok dada menantu sepantarannya. "Ceraikan Anes, dia berhak melanjutkan hidupnya!"
"Aku tidak akan menceraikan istri ku." Lagi dan lagi Rega terlihat serius.
"Papa..." Vanessa tampak takut. Hidup bersama orang yang memiliki dendam, tentu takkan aman bukan?
Dada Rega, Arjuna dorong keras. "Kamu tahu aku bisa saja menuntut mu. Karena menikahi gadis di bawah umur." Ya, harusnya sembilan belas tahun sementara Vanessa masih tujuh belas tahun.
Rega tergelak meremehkan. "Kau juga akan mendapatkan sangsi karena itu. Apa lagi, jika penipuan Vanessa aku laporkan ke polisi."
"Kamu menggertak anak kecil?" Arjuna berteriak.
"Dia sudah dewasa. Bahkan sudah berani menipu orang yang lebih tua!" potong Rega.
Vanessa hanya bisa mencebik bibirnya yang tak bisa berkata apapun. Ya, dia yang membuat pernikahan Rega dan ibunya gagal.
Rega menatap Sofie. "Bawa pulang Nyonya muda mu!" Wanita itu segera mendorong kursi roda yang ditunggangi Vanessa.
"Paaaa." Arjuna dan Rega masih saling menusukkan tatapan visus saat Vanessa memanggil dan merengek bahkan berseru.
"Dia istri ku. Jangan lupa." Rega melengos pergi, dan ketika Arjuna ingin menyusul, Raja menepuk pundak besannya. "Anes akan aman bersama kami, percayalah."
Arjuna percaya pada keluarga Raja, tapi tidak dengan Rega.
💋 Thanks support nyaaaa
real alur mundurrrr🤣