Asterion Estevan menjadi target utama seorang gadis kecil yang bernama Aily Calista untuk mencuri benih ideal miliknya, Aily sangat aktif untuk naik ke atas ranjang seorang pria tampan yang belum pernah tersentuh wanita manapun.
Dia sangat ingin mempunyai anak dari bibit sempurna seperti Asterion, rencananya itu untuk meluncurkan aksinya agar mempunyai ahli waris saat dirinya tiada, agar seluruh harta kekayaannya jatuh kepada anak semata wayangnya, Aily sangat tidak rela jika kakak tirinya lah yang akan menerima seluruh hak miliknya.
Namun Aily herus lebih keras lagi berusaha mendapat bibit unggul itu, karena Asterion yang kerap di panggil Rion itu sangat susah untuk di dekati.
Apakah Rion akan tahan ketika mendapat godaan dari gadis cantik dan juga sexy seperti Aily?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fitryas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 32
Rion langsung menutup mulut Aily karena dirinya hawatir jika ucapan Aily akan menjadi bumerang bagi gasi itu, apalagi sejak tadi Alvin menatapnya dengan tajam.
"Mam, aku bisa jelasin!" jawab Rion berusaha membuat suasana kembali tenang, karena saat ini hampir semua irang terlihat sangat syok.
"Jadi, kalian sudah melakukan itu tanpa adanya ikatan suci?" tanya Kakek Van sambil memegang belakang kepalanya yang tiba-tiba sakit karena mendengar ucapan Aily.
Aily mengangguk karena dirinya tidak bisa menjawab pertanyaan kakek Van dengan mulut yang tertutup tangan Rion, Kakek Van semakin terlihat syok sementara Agatha sedang memeluk Alika yang terlihat sangat sedih dan kecewa.
"Papi, kamu baik-baik saja?" tanya Meria pada ayah mertuanya.
"Rion! kamu keterlaluan! kenapa kamu merusak nama baik gadis itu!" sentak Albert yang juga sedari tadi sudah terlihat sangat syok, Albert tidak menyangka jika Rion mempunyai sisi lain yang belum pernah ia ketahui.
"Aily kemari kau!" sentak Alvin yang sudah tidak tahan dengan kelakuan anaknya itu, dia menarik pergelangan tangan Aily agar terlepas dari Rion.
"Ayah! ada apa? jangan tarik-tarik aku." Ujar Aily sedikit memberontak. "Ayah mau marah lagi? karena anak kesayangan ayah sedih gara-gara aku?" tanya Aily dengan lantang.
"Jaga ucapanmu Aily!" sentak Alvin. "Kamu memang harus banyak belajar dari kakak mu! jangan bertemu siapapun dan jangan tinggal di manapun, mulai sekarang kembali ke rumah! dan jangan berprilaku murahan seperti itu!!" sentak Alvin pada Aily dan menatap tajam pada Rion.
"Murahan? Ayah bilang aku murahan? bagaimana dengan istri keduamu yang merebut suami Ibu ku, apa dia tidak murahan?" jawab Aily berusaha mengingatkan kejadian yang sudah berlalu itu.
"Hentikan Aily!" sentak Alvin dengan tangan yang sudah melayangkan tampatan.
Namun tamparan itu sampai di punggung Rion, karena pria itu dengan sigap memeluk Aily agar tidak terkena tamparan dari ayahnya. Tentu saja itu mengejutkan semua orang yang ada di sana, termasuk kedua orang tua Rion.
"Tuan Alvin, jika kamu hanya memperdulikan anak mu yang lain, mulai sekarang biar kan aku yang bertanggung jawab mengurus Aily!" ujarnya dengan serius, Rion sangat tidak suka dengan Alvin yang terang-terangan lebih peduli kepada anak pertamanya.
"Aku tidak mau meneruskan acara ini! seperti yang Kakek lihat, aku sudah punya pilihan sendiri! Hanya orang special sepertinya lah yang aku pilih untuk mendampingiku!" ucap Rion pada kakeknya karena dia tau Kakek Van tidak menyukai Aily, dia sengaja merangkul Aily dengan sangat erat dan memperlihatkan tatapan tajam kepada kedua wanita yang selalu membuat Aily kesal dan menangis.
"Papi, Mam aku pulang." Ucap Rion kepada kedua orang tuanya, dia pun pergi membawa Aily.
Sementara Alika sudah tidak tahan lagi menahan tangis, dia berlari menuju kamarnya. "Sayang!!" panggil Agatha kaget karena Alika tiba-tiba berlari, Agatha pun menyusul Alika untuk membujuknya agar tidak bersedih.
Sementara Kakek Van langsung di ajak duduk oleh Meria karena sakit dikepalanya mulai kambuh, Albert merasa tidak enak pada Ailvin dia oun mendekati oria yang sedang berdiri mematung menatap kepergian anaknya dengan kedua lengan yang mengepal menahan amarah.
Sementara di dalam mobil Aily terlihat sedang menahan tangisanya, "Lee menepi di pinggir jalan." Perintah Rion pada Lee yang sedang mengendarai mobil. Lee pun menepikan kendaraanya dan keluar mobil untuk memberi kebebasan pada kedua orang yang sedang duduk di belakang kursi penumpang.
"Menangislah," ucap Rion pada gadis yang sejak tadi berada di dalam dekapanya sambil mengusap-usap punggung gadis itu dengan sangat lembut.
Aily pun menangis dengan kencang, dia mencurahkan kekesalan dan amarahnya lewat tangisan itu. Aily merasakan sakit kepala yang sangat hebat, dia terus memeluk erat pria itu seolah takut kehilangan.
.
.
𝑡𝑜 𝑏𝑒 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑖𝑛𝑢𝑒𝑑...