Semenjak kandungan Andini menginjak usia tiga bulan, dia sering muntah darah dan kata dokter itu karena dia sama sekali tidak ada makan nasi sehingga asam lambung jadi naik.
bau mulut nya juga membuat Hendra sangat bingung, tubuh Andini juga kurus kering seperti tengkorak. hingga Hendra pun memutuskan untuk pulang kedesa nya saja.
Bagai mana kisah mereka?
Mampu kah Hendra membawa istri nya pulang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12. Hilang
Wati yang sedang mengambil ember untuk mengepel jadi kaget mendengar teriakan Andini dari dalam kamar nya, segara dia berlari dan berusaha untuk membuka pintu yang terkunci rapat itu. bahkan sampai di dorong dorong pun tetap saja tidak mau terbuka, karena memang di kunci oleh Andini dari dalam sana.
"Ibuuu! buka kunci nya, ini saya Wati." teriak Wati keras.
Andini bisa mendengar bahwa pembantu nya berteriak dari luar, sudah jelas bahwa yang di dalam ini adalah setan penunggu kamar Wati. aneh sekali karena Andini baru tau itu sekarang, selama ini dia tidak pernah dapat ganguan dan Wati juga tidak bilang dari kemarin.
Merasa tak akan bisa bila hanya teriak minta tolong pada Wati dan juga Hendra, Andini pun ingat untuk membaca ayat kursi serta ayat pendek lain nya yang sudah dia hapal. jin ini memang begitu kuat sehingga masih bisa mendekati Andini, mungkin juga karena takut sehingga sebagian ayat ada yang lupa tidak terbaca.
Oleh sebab itu lah setan besar ini mendekati Andini dangan nafas mengorok kencang, bahkan bisa Andini rasakan tangan besar itu menyentuh bagian pundak. tangan Andini menutupi perut nya agar jangan sampai tersentuh, dapat di pastikan bahwa jin ini memang mengincar janin yang ada di dalam perut nya Andini.
"Allahu akbar!" teriak Andini kencang.
"Aaaarkkkkhh!"
Jin hitam besar itu terbakar habis hingga kemudian lenyap, pintu juga terbuka sendiri seolah memang tidak terkunci oleh siapa pun. Andini luruh kelantai seolah jiwa nya ikut hilang sangking takut dan juga gemetar, baru tenang beberapa tahun saja tapi sudah kembali di teror dengan mahluk bernama iblis.
Kenangan buruk tentang hidup Andini yang bergulat dengan setan, kini perlahan muncul lagi sehingga membuat rasa takut yang kian besar. Wati memapah Andini agar bisa berdiri dan duduk di kursi meja makan, segelas air di berikan agar tenang dan tidak gemetar terus sampai pucat pasi wajah nya.
"Kenapa Ibu masuk kedalam sendirian?" jujur saja Wati cemas dan ketakutan.
"Tadi aku hanya ingin lihat saja, dan kamu sedang sholat maka nya saya mau keluar lagi tapi pintu malah tertutup." jelas Andini yang sudah menguasai diri.
"Ya allah, Ibu!" Wati begitu panik bila ada apa pada Andini, sebab dia lah yang akan kena tuduh macam macam.
"Tolong ambil kan ponsel ku, suami ku harus tau secepat nya." pinta Andini.
Wati agak berlari mengambil kan ponsel nya Andini, entah Hendra akan percaya atau tidak bahwa di kamar itu ada sosok yang begitu mengerikan wujud nya dan juga dia punya niat yang amat jahat pada manusia.
"Kok tidak aktif nomor nya." keluh Andini saat menghubungi Hendra.
"Mungkin Tuan sedang di jalan, Bu." Wati berkata pelan.
"Apa masih ada barang mu di kamar itu, Wati?" tanya Andini.
"Masih, Bu! baru sebagian yang saya pindah kan, ada apa memang nya, Bu?" tanya Wati agak merinding.
"Cepat ambil lah yang penting penting, lalu kunci kamar ini." titah Andini.
"Apa kalau di kunci dia tidak akan keluar, Bu?" tanya Wati kepo pula.
"Tidak tau! inti nya sekarang kau pindah saja dulu, malah banyak tanya!" sentak Andini agak kesal karena Wati banyak tanya pada dia.
Wati yang kena sembur langsung bergegas mengambil barang barang milik nya, segera di keluarkan karena dia akan tinggal di ruang tamu dan kamar ini bakal di kunci. nanti bila Purnama sudah pulang liburan, Andini ingin minta tolong supaya Purnama main kesini untuk melihat atau membuang jin jahat tersebut.
"Kamu bawa lah masuk kedalam kamar tamu, biar ini di tutup saja!" Andini mengambil gembok besar.
"Baik, Bu." Wati mengangguk patuh membawa barang milik nya.
"Aku baru tau sekarang bahwa kamar ini angker, atau dia memang cuma mengganggu orang yang masuk kamar ini saja?" batin Andini.
Setelah mengunci kamar dengan gembok besar, Andini segera keruangan depan untuk istirahat dulu. sudah engap membawa perut buncit, maka tadi ketambahan senam jantung karena di datangi setan.
...****************...
Hendra memasuki toko dengan wajah dingin dan juga panik, polisi sudah datang lebih dahulu karena tadi Wawan yang di suruh Hendra untuk menghubungi. banyak juga para wartawan yang akan meliput berita, Hendra masuk kedalam toko nya dan melihat bagai mana keadaan Asep.
Semua pegawai toko masih ada di dalam belum ada yang keluar satu pun, bahkan Wawan saja menangis melihat teman nya yang tergantung di tiang tangga menggunakan kain panjang. Ayu pucat karena dia merasa bersala, rasa takut menggerogoti hati nya.
"Kalau kamu tidak menerima cinta ku, maka lebih baik aku mati." ancam Asep tadi.
"Mati lah kau sana! kau pikir aku peduli, mau kau gantung diri pun aku tak akan peduli." geram Ayu.
Sekarang sudah terbukti bahwa Asep tidak main main dengan ucapan nya, akibat pelet yang bisa membuat otak tidak berfungsi itu. Asep jadi nekat dan kehilangan akal sehat nya, maka dia nekat gantung diri sampai lidah pun terjulur keluar.
"Apa sebelum nya ada yang bertengkar dengan dia?" tanya Polisi pada semua karyawan dan karyawati.
"Ayu yang bertengkar dia, Pak polisi! cinta Asep di tolak oleh Ayu." Tera membuka suara.
"Kamu ngapain sih, Ra!" sentak Ayu karena polisi jadi melihat dia.
"Benarkah bahwa saudari sudah bertengkar dengan Asep?" polisi bertanya pada Ayu.
"Bukan bertengkar, saya cuma menolak cinta dia karena saya tidak ingin pacaran." Ayu menjawab dengan wajah sedih.
"Cih! kau kan naksir nya sama Pak Hendra, maka nya nolak Asep." cibir Tera dalam hati nya.
Hendra menarik nafas berat dan mulai pusing dengan masalah yang datang tiba tiba begini, sudah pasti reputasi toko nya akan buruk. orang orang yang penakut maka tak akan mau belanja lagi, karena ada anak buah yang bunuh diri di sini.
Kalau pun mau pindah dari toko ini dan membuka toko di ruko lain dan yang ini di jual, sama saja tidak akan laku karena sudah pasti orang semakin takut mau membeli nya. semakin susah lah dia, Ayu yang berada di sebelah Hendra merasa dapat kesempatan.
"Aaahhhh!" Ayu merobohkan diri dalam pelukan Hendra.
"Ya allah!" Hendra yang kaget malah reflek menghindar sehingga Ayu jatuh kelantai.
Bruuuukk.
"Hahahaaa, rasain tuh perempuan gatal!" Tera tertawa senang.
Sama sekali tidak ada yang menolong nya juga sehingga membuat Ayu kian malu, tapi dia tetap pura pura menunjukan gelagat sedang pusing dan oyong kesana kemari agar tidak terlalu malu.
Terima kasih up nya untuk hari ini. Semangat terus ka 💪
Sehat selalu 😄
kesal kali kalau part kau ni muncul ,pengen bungkam mulut kau dengan sambal setan .
Heh! dengar cinta bisa hilang asal gak kau pelihara,asal kau niat melupa, waktu akan menenggelamkan rasamu asal kau mau dan tidak bersua dengan Hendra 😡 .
dasar ndableg,belegug, ah serah manehna. Laila semoga othor gak ngabulin doamu ...