Menikah dengan lelaki yang dia cintai dan juga mencintainya adalah impian seorang Zea Shaqueena.
Namun impian tinggalah impian, lelaki yang dia impikan memutuskan untuk menikahi perempuan lain.
Pergi, menghilang, meninggalkan semua kenangan adalah jalan yang dia ambil
Waktu berlalu begitu cepat, ingatan dari masa lalu masih terus memenuhi pikirannya.
Akankah takdir membawanya pada kebahagiaan lain ataukah justru kembali dengan masa lalu ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Destiii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menguntit
Mobil yang dikemudikan varro menuju arah berbeda dari biasanya, bukan arah menuju perusahaan mertuanya. Tak lama dia membelokan mobilnya memasuki area perusahaan. Terlihat pada bagian atas gedung itu terdapat tulisan K.A GROUP
Varro menghentikan mobilnya di depan lobi perusahaan, sebelum keluar dia memakai masker dan kacamata hitam nya seperti biasa dia saat datang ke sana. Dia menyerahkan kunci mobilnya pada security disana.
Dia berjalan dengan percaya diri memasuki perusahaan itu, setiap orang yang berpapasan dengannya selalu menundukkan kepalanya hormat.
Menaiki lift khusus petinggi perusahaan menuju lantai yang dia tuju.
ting
pintu lift terbuka, varro berjalan menuju ruangan yang bertuliskan CEO
Sebelum masuk dia menghampiri sekretarisnya yang sedang fokus pada berkas dihadapannya.
"Vin, apa berkasnya sudah disimpan di meja saya?"
ucapannya mengagetkan vino
"Eh.. sudah saya simpan di dalam, tinggal di tanda tangani" sahutnya
"Terima kasih" ucapnya kemudian berlalu memasuki ruangannya
K.A Group adalah perusahaan yang bekerja dalam bidang properti yang varro bangun satu tahun yang lalu. Walaupun terbilang perusahaan baru, namun dia mampu mengembangkannya dan membawanya untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar.
.
.
.
.
Malam hari varro baru keluar dari perusahaannya, kembali mengemudikan mobilnya sendiri. Bukan rumah mertuanya yang dia tuju
Varro menghentikan mobilnya di seberang sebuah mansion. Dulu dia sering ke sana menjemput dan mengantar kekasihnya.
Diam memandangi kamar yang masih sangat dia ingat. Dia melihat pintu balkon kamar itu terbuka
Deg
Perempuan dengan rambut panjang yang di gerai keluar dan duduk di kursi ayun disana, terlihat sangat cantik.
Varro memegang dada nya, debaran itu masih sama dan bahkan terasa lebih kencang. Ingin rasanya dia berlari dan memeluk perempuan itu. Dia sangat merindukan zea nya.
Sementara itu, zea baru menyadari di bawah sana ada sebuah mobil yang tidak asing berhenti di depan mansion nya.
'mobil siapa, ko aku kayak gak asing' dalam posisi tetap duduk di kursi ayun namun matanya terus memperhatikan. 'itu mobil yang sama, sama yang di cafe tadi' pikir zea semakin heran
"Ya tuhan, apa jangan -jangan itu kak varro" Zea membulatkan kedua bola matanya kaget
Zea beranjak masuk ke dalam kamarnya. Dia menutup pintu serta gordennya kemudian mematikan lampu utama kamar.
Zea masih memperhatikan mobil itu dari balik pintu kaca.
Di luar, varro sedikit kecewa melihat zea kembali masuk ke dalam kamar nya. Namun dia sudah cukup senang melihat zea baik-baik saja.
Melihat jam di pergelangan tangannya, waktu sudah cukup malam. Akhirnya dia memilih pulang, cukup untuk hari ini. Dia tak ingin istrinya nanti banyak bertanya padanya.
"Ngapain si?"
zea tersentak kaget mendengar suara shanum
"Astaga" zea mengelus dada nya pelan
"Liatin apa dari tadi pake ngintip gitu?" tanya shanum penasaran
"Di luar ada mobil berhenti di depan gerbang" sahutnya membuat shanum semakin penasaran, lalu beranjak menghampiri zea dan ikut melihat ke arah luar
"Mana?" tanya shanum heran, dia tidak melihat apapun disana
"Udah pergi" sahutnya enteng sambil memutar tubuhnya melangkah menaiki tempat tidur.
"Kamu kenal?" shanum menyusul zea yang sudah merebahkan diri bersiap untuk tidur.
"Kalo gak salah, itu mobil yang sama pas di cafe yang kamu lihat"
Shanum heran mendengarnya "kenapa bisa ada disini, apa dia penguntit ze" ucap shanum panik
"Kurang tau, aku pikir itu kak varro"
"Kamu yakin?"
"Itu cuma tebakan aku aja"
"Tapi kita harus tetap hati-hati, takutnya itu emang orang jahat"
"Iya, udah ah mau tidur" ucap zea memejamkan matanya
.
.
.
Varro baru tiba di rumah, sudah hampir jam 11 malam rumah sudah sepi. Dia menuju kamarnya di lantai atas.
cek lek
Varro melihat istrinya sudah tidur nyenyak di tempat tidur. Dia menyimpan tas kerjanya, kemudian membuka jas serta dasi nya. Varro memilih langsung membersihkan tubuhnya yang terasa lengket di kamar mandi.
Setelah mandi varro merebahkan tubuhnya di sofa kamar tersebut. Entah mengapa setelah melihat zea kembali dia tidak ingin tidur berdampingan dengan istrinya.
Biasanya dia tidur di kasur yang sama walaupun tidak pernah melakukan apapun selain benar-benar tidur.
Keesokan pagi nya, tidur varro terusik mendengar suara memanggilnya. Dia mengerjapkan matanya perlahan terbuka, dia melihat sela di hadapannya.
Varro bangun kemudian duduk sambil memijat pangkal hidungnya pelan mendengar sela yang sudah mengoceh.
"Kenapa kamu tidur di sofa?" bertanya dengan suara yang tidak cukup ramah terdengar
"Ketiduran" jawab varro singkat
"Pulang jam berapa kamu semalam?" tanya nya kembali
"Hampir tengah malam"
"Lembur lagi? kamu jangan macam-macam ya varro" sentak nya
Varro tidak menanggapi, dia beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dan bersiap pergi ke kantor.
Melihat itu sela menghentakan kaki nya kesal keluar dari kamar.
Dibawah sudah ada papa nya sedang menikmati teh di ruang keluarga.
Dia menghampiri papanya dengan wajah yang masih sangat terlihat kesal.
"Kenapa lagi kamu?" sudah tidak heran lagi sebenarnya dia melihat anaknya tiap hari seperti itu. Namun dia tidak ingin terlibat dan pusing memikirkannya. Sudah cukup dia membantu anaknya mendapatkan varro.
"Aku sangat kesal pa. Varro semakin lama semakin dingin sama aku"
"Ya mau bagaimana lagi, itu keinginan kamu menikah sama dia" sahutnya. Terlihat santai menanggapi.
"Sudah, papa tidak mau dengar. Ayo kita sarapan dulu" ajaknya kemudian beranjak menuju ruang makan, disusul sela.
Tak lama, varro turun menyusul. Duduk di depan sela, lalu mengambil sarapannya sendiri. Terbiasa seperti itu sela tidak pernah melayaninya, dan sebenarnya dia juga tidak ingin dilayani dalam hal apapun. Begitu lebih baik menurutnya.
"Kamu terlihat sibuk sekali akhir -akhir ini varro" ucap papa mertuanya memulai pembicaraan
"Iya pa, ada proyek baru yang sedang aku jalankan" jawabnya
Papa sela hanya mengangguk tanda mengerti, lain hal dengan sela yang menatap tidak mempercayai varro.
"Aku pergi dulu pa" pamitnya kemudian beranjak pergi
"Papa lihat" ungkapnya kesal
"Sudah lah sel. Salah kamu sendiri jadi istri terlalu menelantarkan suami. Jadi terima resikonya." sahutnya enteng
Sela semakin terlihat kesal mendengar jawaban papa nya itu. Bukannya membantu, yang ada malah membuatnya semakin kesal. Dia beranjak berdiri hendak melangkah
"Mau kemana kamu?"
"Pergi sama temen-temen aku" ucapnya kemudian melenggang pergi.
Papanya hanya menghela nafas, cukup menyesal dulu dia terlalu memanjakan anaknya sedari kecil. Dan hasilnya jadi seperti sekarang, semaunya sendiri, apapun yang dia inginkan harus dia dapatkan meskipun itu milik orang lain.
Entah dia harus bagaimana lagi menasihati putrinya itu. Sudah terlalu jauh tindakan sela selama ini.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...