Bismillahirrohmanirrohim.
Siapa sangka dirinya akan terjebak di dalam novel buatan kakaknya sendiri, selain itu, sialnya Jia harus berperan sebagai Antagonis di novel sang kakak, yang memang digambarkan untuk dirinya dengan sifat yang 100% berbanding terbalik dengan sifa Jia sebenarnya di dunia nyata
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hainadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sangat berubah
...Bismillahirrahmanirrahim....
...Sebelum baca jangan lupa bismillah dan shalawat dulu 🤗...
...بسم الله الر حمن الر حيم...
...Allahumma soli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad....
...اللهم صلي عل سيدن محمد و عل ال سيدن محمد...
...🍒Selamat membaca semua🍒...
Pagi hari Jia sudah siap hendak berangkat bekerja. Dia memakai baju formal dipadu dengan celana dasar panjang berwarna hitam.
Penampilan Jia terlihat sangat modis. Dia tersenyum menatap wajahnya di depan cermin. "Siapa sangka wajah si antagonis ini akan lebih cantik jika tidak memiliki make up tebal seperti tante-tante."
Jia akui wajah pemilik tubuh jauh lebih cantik dari pada dirinya di dunia nyata. "Tidak apa untuk sekarang wajah cantik ini sudah menjadi milikku, jadi ayo kita nikmati saja."
Selesai memoles wajahnya dengan sedikit makeup Jia bergegas keluar dari kamar, pagi ini dia tidak bertemu dengan Raka. Karena pria itu pagi-pagi sekali sudah pergi mengantar Sania.
"Sebentar lagi anniversary pernikahan Jia sama Raka. Jadi ayo ambil kesempatan dihari itu untuk bercerai dengan bajingan seperti Raka."
Sampai di lantai bawah Jia pamit pada orang rumah mulai hari ini akan berangkat bekerja. Dia cukup lega saat pamit akan kerja tidak ada drama yang diciptakan oleh keluarga Raka.
Jia mengendarai mobilnya menuju alamat yang sudah dikirim oleh asisten Liu semalam. 50 menit berlalu mobil Jia sudah terparkir rapi di depan perusahaan Group Moon.
Keluar dari mobil Jia menatap takjub gedung tinggi di depannya ini. "Walaupun bukan di dunia nyata setidaknya aku bisa merasakan kerja di gedung semegah ini."
Dengan langkah elegan Jia berjalan masuk ke dalam perusahaan Group Moon. Lalu-lalang para karyawan membuat Jia merasa seakan benar-benar hidup di dunia nyata.
"Nona Jia," sapa asisten Liu, pria itu memang sudah menunggu kedatangan Jia atas perhatian dari Raymon.
"Ya, saya," sahut Jia belum menemukan siapa yang memanggilnya, hingga beberapa saat Jia melihat asisten Liu berdiri tidak jauh darinya.
"Asisten Liu, anda disini." Jia menyapa pria itu ramah, bagaimanapun juga sejak dulu Jia memang selalu bersikap ramah pada orang sudah dia kenal.
Sikapnya akan berubah jika berhadapan dengan orang yang memiliki sikap bertentangan dengan dirinya.
"Mari ikut saya."
Tanpa banyak bertanya Jia mengikuti asisten Liu yang sudah berjalan lebih dulu memasuki lift. Dia cukup takjub dengan para karyawan di perusahaan Moon, para karyawan terlihat sibuk dengan kegiatan masing-masing walaupun waktu jam kerja belum dimulai.
Mereka tidak kepo akan orang yang bersama asisten Liu memakai lift presiden, padahal dari banyaknya novel yang Jia baca dan drama tentang Ceo yang dia tonton biasanya para karyawan akan kepo dengan orang yang bisa naik lift khusus presiden.
Walaupun begitu Jia sangat bersyukur melihat para karyawan di perusahaan Moon sangat tertib tidak kepo dengan masalah orang lain.
"Syukurlah, lagipula memang aku tidak penting juga," rasanya Jia ingin mentertawakan diri sendiri atas pikiran yang ada di otaknya.
"Jia, Jia," dia menggeleng pelan.
Tak lama dia dan asisten Liu sudah berada di depan ruang presiden. "Silahkan masuk nona Jia, presiden Raymon sudah menunggu kedatangan anda."
Jia mengangguk. " Terimakasih asisten Liu," ujarnya yang juga mendapat balasan anggukan dari asisten Liu.
Setelah kepergian asisten Liu, Jia memberikan diri masuk ke dalam ruangan presiden tak lupa mengetuk pintu ruangan itu terlebih dahulu.
"Tuan Raymon," sapa Jia.
"Jia, kamu disini," senyum menghiasi wajah pria tua itu ketika melihat kehadiran Jia.
"Kakek Arsan, apa kabar?" sapa Jia ramah.
Sejak pertemuan di acara pesta Tuan Arsan memang sudah menganggap Jia seperti cucunya sendiri, apalagi melihat kepribadian Jia yang sangat baik membuat tuan Arsan semakin menyukai Jia.
"Kamu sudah datang," ucap Raymon datar, dia duduk tepat di depan sang kakek. "Ini hari pertamamu kerja tapi sudah terlambat 3 menit!" lanjut Raymon dengan nada ketus.
'Pria gila, mana ada aku terlambat. Asisten Liu sendiri yang mengatakan jika masuk kerja di jam 8:30, sekarang kenapa aku terlambat,' kesal Jia sampai mengumpat Raymon begitu saja dalam benaknya.
"Tidak usah mengumpat, saya masih waras dan kamu memang terlambat. Ingat mulai besok kau harus datang sebelum saya datang ke kantor."
Lalu setelahnya Raymon menyodorkan berkas pada Jia. "Tanda tangani kontrak kerja ini, kamu boleh membacanya dulu."
"Baik."
"Jadi Jia kerja di perusahaanmu juga Raymon?"
"Benar kek, dia sekertaris baru Raymon sekarang."
"Syukurlah, kakek lega mendengarnya."
Tuan Arsan beralih pada Jia yang sedang fokus membaca kontrak kerja. Karena merasa tidak ada yang aneh dengan kontraknya Jia langsung menandatangani kontrak kerja tersebut.
"Jia, jika Raymon membuatmu kesulitan saat bekerja katakan saja pada kakek. Nanti kakek yang akan memarahinya," ucap Tuan Arsan yang masih menatap Jia.
Penuturan sang kakek membuat Raymon menghembuskan nafas pelan, beginilah sang kakek jika sudah sangat menyukai seorang, beliau akan sangat memperhatikan orang tersebut tidak peduli baru kenal ataupun sudah lama, perlakuan beliau akan tetap sama.
"Sudahlah kek, lagipula Jia itu sekarang sekertaris Raymon, jika ada tugas sulit sudah wajah Jia akan menyelesaikannya."
"Baiklah, baiklah. Kalau begitu kakek akan pamit kalian berdua selamat bekerja."
Tuan Arsan benar-benar pergi meninggalkan ruangan kerja Raymon, kini di ruangan itu hanya tinggal Jia dan Raymon saja. Bukannya Jia ingin berlama-lama di ruangan presiden hanya saja dia belum tau dimana letak ruangan kerjanya.
Ingin bertanya tapi tidak ada keberanian, karena Raymon sudah mulai fokus kembali pada berkas-berkas di depannya. Merasa masih ada orang lain di ruangannya Raymon mengangkat kepalanya menatap Jia yang terlihat bingung.
"Kau, rapikan berkas-berkas ini, jangan lupa dicek lagi siapa tahu masih ada yang salah. Satu lagi tempat kerjamu di depan ruangan saya, nanti asisten Liu yang akan memberi tahu apa saja tugasmu." Jia mengangguk patuh tanpa protes.
Dia mulai membereskan dokumen-dokumen yang ada di meja. Sedangkan Raymon kembali ketempat duduknya.
Hingga tak lama seorang mengetuk pintu ruangan kerja Raymon sebelum orang itu masuk.
"Tuan Raymon, ada yang ingin bertemu dengan anda."
"Siapa?"
"Utusan dari keluarga Baskara."
Bruk!
Beberapa dokumen yang Jia pegang jatuh membuat Raymon dan asisten Liu menatap kearah Jia.
"Maaf, maaf."
Dia hanya kaget mendengar salah satu untuk keluarga Baskara ingin bertemu dengan Raymon. Jia hanya tidak mau mereka tau dengan cepat dia bekerja di perusahaan Moon Group, perusahaan ternama di kota itu.
Padahal seingat Jia, dalam cerita aslinya perusahaan yang dikelola Raka lah yang menjadi perusahaan nomor satu.
'Apakah mereka datang untuk melakukan kerja sama, jika benar itu artinya perusahaan keluarga Baskara bukan perusahaan nomor satu di dalam novel ini. Sekarang alurnya sudah tidak mengikuti di dalam cerita aslinya lagi,' monolog Jia dalam pikirannya.
"Maksudmu?"