NovelToon NovelToon
Painkiller

Painkiller

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengganti / Cinta Paksa / Angst / Penyesalan Suami / Trauma masa lalu
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: pink berry

Kehilangan mengajarkan mereka apa arti cinta yang sesungguhnya.
Ketika kehilangan datang menghampiri, mereka menyadari bahwa cinta yang sesungguhnya bukan hanya tentang memiliki, melainkan tentang pengorbanan, keikhlasan, dan bertahan di tengah luka yang mendalam. Akankah takdir memberikan mereka kesempatan kedua, atau justru memisahkan mereka untuk selamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pink berry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Permainan Sang Pemangsa

Diruang tamu yang sepi, Kaluna duduk termenung sendirian. Rumah ini begitu besar dan luas, tapi sama sekali tidak ada keramaian disana. Kaluna juga tidak terlalu dekat dengan pekerja disini. Semua orang dirumah ini seperti menjaga jarak dengan dirinya.

Kaluna juga bukan tipikal orang yang suka mengajak orang lain berbicara duluan. Anak ini cukup introvert untuk anak seusianya. Jika anak seusianya sering menghabiskan waktunya di Mall atau tempat tongkrongan lainnya bersama dengan teman-teman nya. Lain dengan Kaluna, ia sering menghabiskan waktunya di tempat yang jauh dari keramaian. Kaluna lebih suka menghabiskan waktunya di perpustakaan atau di panti yang ia kunjungi setiap akhir pekan atau setiap bulannya.

Pikiran Kaluna melayang entah kemana. Anak itu masih memikirkan kejadian tadi sore. Hari ini ia harus berfikir keras dari biasanya. Pikiran nya masih memikirkan perlakuan Orion tadi. Pria tadi seperti bukan dirinya yang biasanya. Orion yang Kaluna kenal tidak selembut itu. Tapi tadi, perlakuannya terhadap Kaluna benar-benar berbeda seperti biasanya.

Usapan lembut dikepala Kaluna. Senyum tipis yang diberikan Orion padanya. Semua hal yang diberikan Orion padanya hari ini benar-benar membuat Kaluna bingung. Wajah bingung jelas terlihat dari wajah Kaluna.

Cangkir teh yang Kaluna pegang sedari tadi tidak ia sentuh sama sekali. Teh nya juga sudah dingin. Tanpa diketahui oleh Kaluna, ada Orion yang memperhatikan gerak-gerik nya dari balik pagar balkon yang mengarah ke arah ruang tamu. Dari atas sana, Orion bisa melihat Kaluna yang duduk seorang diri dan tatapan kebingungan Kaluna.

Ekspresi yang diharapkan oleh Orion. Ekspresi kebingungan Kaluna. Orion menyeringai kecil melihatnya. Sepertinya rencananya akan berhasil. Ternyata lebih mudah dari yang ia kira.

"Dasar anak kecil" kata Orion tersenyum sinis. Ia melipat kedua tangannya didepan dada dan bersandar pada pagar balkon. Masih memperhatikan Kaluna yang hanya diam membisu.

Orion tahu, Kaluna pasti sedang memikirkan perlakuan nya tadi. Anak itu, sangat mudah untuk ditebak. Dan Orion tersenyum puas melihatnya. Seperti apa yang ia harapkan.

"Semakin kamu bingung, semakin saya mudah untuk mengendalikan kamu, Kaluna", katanya pada dirinya sendiri.

Kaluna berdiri dari duduknya, ia meletakkan cangkir teh nya dengan hati-hati. Teh yang sama sekali belum ia sentuh isinya. Ia mulai melangkahkan kakinya ke kamarnya bersama Orion di atas. Langkah kakinya yang kecil dan pelan terdengar oleh Orion.

Orion memutuskan pergi dan masuk ke ruang kerja nya. Ia tidak ingin Kaluna melihat nya sedang memperhatikan dirinya. "Baru awal Kaluna, kita lihat setelah ini apa kamu masih bisa setenang ini?".

Dibalik dinding yang kokoh. Dirumah besar nan megah ini, akan menjadi saksi akan sakit dan tangis kepedihan yang akan diterima Kaluna nantinya. Ada banyak kepedihan yang akan Kaluna terima sebentar lagi.

Pertanyaannya, apa Kaluna sanggup menerima nya? Apa Kaluna bisa berbesar hati dalam menerima semuanya?

Tanpa diketahui oleh siapapun. Ada masalah besar yang akan menanti selanjutnya. Kaluna mungkin tidak menyadarinya. Tapi dirinya sudah terjebak sekarang. Sepertinya akan sulit untuk melepaskan diri.

Beberapa hari berlalu sejak saat itu, sifat Orion berubah 180° kepada Kaluna. Orion selalu bersikap manis dan hangat padanya. Kata-kata yang keluar dari mulutnya begitu lembut dan bersahabat. Orion berhasil membuat Kaluna serba ketergantungan padanya.

Ketika malam tiba, setiap hendak tidur, pelukan hangat selalu Orion berikan kepada Kaluna. Kaluna, istri kecil nya itu, tidak akan bisa tidur jika tidak memeluk Orion. Sikap manjanya Kaluna keluar jika sedang bersama dengan Orion.

Setiap malam, rutinitas panas juga selalu mereka lakukan ditengah dinginnya malam. Aktivitas yang dulunya selalu Kaluna takuti dan hindari, sekarang menjadi kegiatan rutin nya sebelumnya tidur. Orion juga melakukan nya dengan penuh kelembutan. Jauh dari kata kasar ketika pertama kali mereka melakukannya.

Beberapa bulan telah berlalu, hubungan pernikahan Orion dan Kaluna terlihat semakin manis. Setiap pagi, selalu ada sapaan lembut dan senyum manis Orion yang menghiasi wajahnya. Sudah menjadi rutinitas mereka di pagi hari, Orion yang membantu Kaluna menyiapkan sarapan. Kaluna yang sibuk mengurus segala keperluan kantor suaminya. Kesibukan di pagi hari itu, tidak menggangu pergerakan mereka.

Sesekali tangan usil Orion mendarat di pinggul Kaluna. Usapan kecilnya sering kali membuat Kaluna mendaratkan cubitan kecil di lengan suaminya itu. Bukannya marah atau kesal, Orion malah tertawa melihat respon Kaluna yang masih sering malu-malu saat ia goda.

"Kaluna" panggil Orion dengan suara lembut. "Iya, Mas" Kaluna menatap Orion yang seperti sedang berfikir. "Sepertinya malam ini, saya akan pulang terlambat. Gapapa ya, kalau malam ini kita tidak makan malam bersama? Besok saya janji kita akan kembali makan malam bersama lagi, bagaimana?"

Kaluna tersenyum lembut ketika melihat suaminya yang memberikan penjelasan padanya karena tidak bisa untuk makan malam bersama. Bukannya itu sangat manis untuk seorang Orion yang terkenal dengan sikap tak peduli nya.

"Engga masalah, Mas" Kaluna berbicara sambil tersenyum sampai memperlihatkan mata nya yang yang menyipit seperti bulan sabit. Mendengar itu Orion menghela nafas lega.

"Terima kasih ya, sayang" balasnya sambil mencium punggung tangan Kaluna. Perlakuan kecil inilah yang sering dilakukan Orion pada Kaluna.

Jika sudah begini bagaimana Kaluna tidak luluh dengan perlakuan manisnya. Siapa pun yang mendapatkan perlakuan manis seperti ini bakalan luluh juga, bukan?

Orion tetaplah Orion. Apa yang kalian harapkan dari pria ini? Sikapnya barusan adalah ketulusan? Itu beneran sungguhan? Jelas saja tidak. Jelas itu semua adalah rekayasa Orion untuk mengelabui istri kecilnya, Kaluna.

Pagi itu, setengah Orion berangkat ke kantor. Kaluna mulai menyibukkan dirinya yang sedang tidak ada kegiatan sekarang. Ia berinisiatif untuk membersihkan ruang kerja suaminya. Orion memang melarang Kaluna untuk memasuki ruang kerjanya. Tapi, Kaluna hanya membersihkan ruangannya saja bukan? Tidak lebih.

Ia juga ingin menunjukkan baktinya kepada sang suami. Saat sedang membereskan meja yang sedikit berantakan, matanya tertuju pada amplop coklat yang keluar dari laci meja. Mungkin suaminya itu lupa untuk memasukkannya dengan benar pikirnya.

Kaluna pun membuka laci meja lebih besar agar mempermudah dirinya dalam memasukkan amplop tersebut. Namun, gerakannya terhenti ketika melihat foto dirinya yang dicoret dengan tanda silang dengan spidol warna merah.

Perasaannya mulai tak enak. Jantungnya berdebar tak karuan. "Apa ini?" pikirnya. Ia pun mulai mengambil foto tersebut dan melihatnya. Tangannya mulai gemetar. Foto ini, ia ingat kapan foto ini diambilnya. Fotonya ketika 3 tahun yang lalu. Ketika dirinya berada di tahun terakhir sekolah nya. Ia menatap lamat foto dirinya saat itu.

Foto ini...

...-...

...-...

...-...

...Tbc.....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!