Mengejar Cinta Om Duda

"Bay Sha," Bela dan Lisa melambaikan tangannya saat mereka berdua berada di persimpangan jalan. Micin membalas lambaian tangan mereka berdua.

Ya jalan yang mereka lalui berbeda, ah lebih tepatnya rumah mereka tidak searah jadi disini mereka harus berpisah disini.

"Bay hati-hati," kini giliran Sasha menjawab sambil sedikit berteriak ke arah Bela dan Lisa.

Setelah perpisahan dengan Bela dan Lisa, Sasha pun melajukan motornya dengan kecepatan sedang, dia melajukan motornya lebih dulu menuju ke arah rumah si Micin tentunya.

Saat mereka sedang asyik mengemudikan motornya di tengah jalan tiba-tiba ada mobil mewah berhenti mendadak tepat di depan mereka. Mau tak mau Sasha pun ikut berhenti mendadak sedangkan Micin terhuyung ke depan menabrak punggung Sasha.

"Duh...." Micin mengaduh karena dahinya terbentur punggung Sasha.

"Kenapa sih Sha, kok berhenti mendadak?" Tanya Micin yang saat ini belum tahu kalau di depannya ada mobil mewah berhenti mendadak.

"Lihat noh," kata Sasha meminta Micin agar melihat sendiri.

Micin menengok ke depan, dia langsung dibuat kaget melihat mobil mewah tepat di depan motor Sasha.

"Sha siapa mereka?" Bisik Micin yang masih duduk anteng di boncengan Sasha.

"Aku tak tahu," jawab Sasha, dia memang tak mengenali mobil mewah di depannya saat ini. Mobil itu berbeda dari mobil yang mengantarkannya tadi pagi jadi Sasha tak tahu siapa yang ada di dalam mobil itu.

"Kenapa mobil itu berhenti mendadak di depannya kita? Apa mereka penjahat yang sengaja mengincar kita untuk di culik," kata Micin berfikir negatif karena merasa aneh tiba-tiba saja mobil mewah itu berhenti tanpa sebab.

" Masa mereka penculik sih,'' jawab Sasha tak yakin dengan apa yang dipikirkan temannya ini.

"Kenapa tidak?" Tanya Micin masih kukuh dengan apa yang dia pikirkan saat ini.

"Ya mana ada penculik melakukan aksinya di jalan ramai begini pake mobil mewah lagi," jawab Sasha membuat Micin mengangguk setuju.

"Iya ya, tidak mungkin mereka mengambil resiko sebesar itu," Giman Micin akhirnya setuju dengan apa yang dipikirkan Sasha.

"Kita lewat samping aja Sha," usul Micin dan diangguki oleh Sasha. Segera dia langsung menoleh ke belakang memastikan ada mobil atau motor tidak agar dia bisa mendahului mobil mewah ini dengan nyaman.

Ceklek.... Tanpa Sasha dan Micin sadari, dari dalam mobil keluar sosok pria begitu tampan.

"Sasha...." Terdengar suara teriakan memanggil dirinya membuat Sasha dan Micin menoleh serempak.

"Kenzo...." Lirih Sasha tak percaya.

"Hah Kenzo? Kenzo siapa sih Sha? Apa kamu kenal?" Tanya Micin kaget bercampur penasaran siapa yang Sasha panggil Kenzo itu.

"Sejak kapan Sasha punya kenalan atau kerabat tajir begini, kok aku tidak tahu sih," batin Micin yang masih kaget dan binggung.

"Eh tunggu-tunggu Kenzo, seperti tak asing aku dengan nama itu. Sasha sepertinya pernah menyebut nama itu. Ah aku lupa dimana ya," batin Micin yang begitu penasaran siapa sosok tampan bernama Kenzo ini, Micin pun mencoba mengingat-ingat namun sia-sia saja.

Mobil di belakang ikut berhenti, keluarlah beberapa pria yang biasanya mengawal Kenzo.

"Sha, kok di belakang ada mobil yang ikut berhenti sih," kata Micin semakin ketakutan.

"Mereka siapa Sha?" micin ketakutan, dia memeluk Sasha dengan erat saat melihat pria-pria berpakaian hitam namun dengan tubuh yang besar dan terlihat kuat.

Sasha menoleh ke arah belakang dan memang benar apa yang dikatakan oleh temannya itu.

"Aku juga tidak tahu Cin," jawab Sasha.

Mobil mewah itu menyala namun bukannya berjalan ke depan tetapi langsung menyingkir dari jalan raya, agar tak menghalangi penguna jalan yang lain.

"Sasha minggir dulu," kata Kenzo berteriak ke arah Sasha.

Sasha mendengar seseorang memanggil dirinya, dia langsung menoleh ke arah Kenzo.

Sasha mengangguk mengerti, dia takut menganggu penguna jalan jadi dia dengan patuh mengikuti arahan dari Kenzo.

"Kok dia panggil kamu Sha? Apa kamu kenal dia terus kenapa dia nyuruh kita minggir Sha?" Begitulah pertanyaan demi pertanyaan yang Micin lontarkan ke arah Sasha.

Mobil di belakang pun sama menyingkir dari jalan setelah memastikan semua aman, ya mobil itu berisi anak buah Kenzo yang sudah Kenzo bawa untuk memastikan keamanan dia maupun Sasha.

Di pinggir jalan...

Sasha pun turun dan menghampiri Kenzo, namun dia sudah berpesan kepada Micin agar dia diam dulu di sini takut Kenzo merasa tak nyaman karena mengajak Micin menemui dia, awalnya Micin ragu dan menolak takut terjadi sesuatu dengan temannya itu. Sasha meyakinkan dirinya akan baik-baik saja jadi Micin pun setuju. Sasha takut Kenzo akan membicarakan sesuatu yang penting mengingat pria itu sepertinya bukan orang sembarangan terlebih beberapa anak buah yang mengikuti dia dan ada yang memanggil tuan ke arah pria tampan itu.

"Kenzo kenapa kamu minta aku berhenti?" Tanya Sasha yang saat ini sudah berada di depan Kenzo.

Micin yang duduk di atas motor menatap ke arah Sasha dan Kenzo memastikan temannya itu baik-baik saja.

Kenzo bukannya langsung menjawab namun dia justru masuk ke dalam mobil membuat Sasha binggung, tak lama Kenzo keluar membawa sesuatu. Sasha menyipitkan matanya saat melihat benda yang di bawa Kenzo seperti tak asing baginya.

"Ini punya mu," kata Kenzo menyerahkan tas milik Sasha.

"Alhamdulillah tas aku ketemu," kata Sasha bersyukur tas miliknya bisa kembali. Bahkan saat Kenzo berjanji akan membawa kembali tas miliknya Sasha sempat ragu dan tak berharap banyak.

"Terimakasih," kata Sasha tak lupa mengucapkan terima kasih karena Kenzo sudah menemukan tas miliknya padahal Sasha sudah tak begitu mengharapkan tas kembali karena Sasha tak yakin kalau Kenzo bisa menemukannya.

"Jangan teledor lagi dan ingat pesan ku jangan mengejar pencuri sendirian meskipun kamu jago beladiri," pesan Kenzo karena takut gadis muda di depannya itu mengulangi hal yang sama, iya kalau dia bertemu dengan orang baik dan membantunya kalau tidak Kenzo tak bisa bayangkan

"Sudah pulang sana, tidak baik anak gadis pulang malam," kata Kenzo membuat Sasha mendongak.

"Ini masih sore," protes Sasha.

"Iya aku tahu masih sore,"

"Siapa tahu kalau kamu tidak langsung pulang dan kluyuran ke tempat lain," kata Kenzo dengan entengnya.

"Aku langsung pulang kok, sudah di tungguin Bunda di rumah," kata Sasha.

"Apa aku antar," Tawar Kenzo.

"Tidak, aku sama teman ku," kata Sasha menunjukkan ke arah Micin berada saat ini.

"Sekali lagi terimakasih ya, aku mau pulang dulu," kata Sasha berbalik pergi tak lupa melambaikan tangannya ke arah Kenzo.

Kenzo melihat itu hanya bisa mengelengkan kepalanya, dia tak tahu kenapa dia ingin membantu gadis remaja itu.

Bersambung....