"Kiara Cristina Albian"yang kecewa setelah memergoki calon tunangannya yang tidur bersama dengan sahabat baik nya di sebuah hotel, mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi sehingga menabrak mobil yang ada di depan nya dan membuat pemilik mobil itu lumpuh.
"Ardan Ganendra"Adalah seorang CEO muda dari perusahaan Ardan grup, meminta tangung jawab Kiara yang telah membuat nya lumpuh mengantikan calon istri nya yang kabur karena tidak Sudi menikah dengan pria lumpuh seperti nya.
"Bagaimana kami bisa menebus semua kesalahan putri kami?
"Aku ingin dia menjadi istri ku."
Penasaran dengan keseruan nya? Ayo ikuti terus episode-episode novel "Terpaksa Menikahi CEO Lumpuh"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 22
"Kak, seandainya kau tau betapa menderitanya aku sekarang, apa aku akan membawa ku pergi bersama dengan mu untuk menghindari orang-orang ini? Aku bahkan menikah dengan orang yang sama sekali tidak mencintai ku, aku benar-benar tidak memiliki pilihan demi papa, aku menikah dengan orang yang hatinya dingin seperti es dan masih mencintai mantan kekasih nya, sebenarnya apa kesalahan yang aku perbuat sehingga aku harus me mendapatkan kehidupan yang tidak layak ini?!"Ucap Kiara sambil menangis tersedu-sedu.
Sementara Ardan memantau nya dari laptop nya.
"Dengan siapa dia berbicara? Foto laki-laki itu? Siapa sebenarnya laki-laki itu?"Batin Ardan penasaran.
Sebenarnya Ardan sedikit merasa bersalah dengan perbuatan nya kepada Kiara, tapi Ardan bukan lah orang yang sifatnya mudah di tebak, ia benar-benar aneh dan sulit di mengerti, karena sejak kecelakaan itu di hatinya hanya terisi dendam dan dendam.
Malam itu berlalu dengan begitu saja.
Keesokan harinya.
Kiara masih lelap tertidur, mungkin ia lelah karena tadi malam ia menangis terus menerus memikirkan kehidupan yang ia jalani,itu membuat mata cantik milik nya menjadi sedikit bengkak.
Perlahan Ardan membuka pintu kamar Kiara dan melihat Kiara yang masih tertidur pulas.
Ia menjalankan kursi rodanya lebih dekat dengan ranjang Kiara.
Ardan menatap wajah Kiara yang sedang tertidur pulas.
Deri nafas nya begitu lembut penuh kedamaian.
Mata Ardan tertuju kepada leher Kiara yang terlihat bekas ****** nya semalam.
Ardan pun merasa bingung dengan dirinya sendiri, ia tidak tau bagaimana ia bisa tertarik dengan leher cantik Kiara sehingga membuat dirinya tidak tahan untuk melakukan itu.
Kini mata nya tertuju kepada bibir mungil milik Kiara, rasanya ia sangat ingin mencium bibir merah cery itu.
"Ardan tahan lah, apa yang aku lakukan? Bagaimana mungkin aku tertarik dengan wanita yang sudah menghancurkan hidup ku? Tujuan ku membuat nya menderita, bukan malah jatuh cinta pada nya."Batin Ardan melawan hati nurani nya.
Ardan pun ingin keluar dari kamar Kiara, namun ia tidak sengaja melihat layar ponsel Kiara yang menyala, dan terlihat gambar seorang laki-laki perbaikan tentara dengan wajah tampan.
"Jadi foto ini yang di lihat oleh nya tadi malam?"Batin Ardan mengambil ponsel Kiara.
Tampa basa-basi Ardan menghapus foto tersebut dan kembali menaruh ponsel Kiara di samping Kiara.
Ia pun kembali keluar dari kamar Kiara.
"Maaf tuan muda, apa membutuhkan sesuatu?"Tanya maid A melihat Ardan yang baru keluar dari kamar Kiara.
"Bangun kan dia, dan suruh menemui ku di ruang tengah."Ucap Ardan yang kemudian berlalu pergi dengan kursi roda nya.
"Baik,baik tuan."Ucap maid A yang merasa aneh.
"Astaga, bukan kah tuan muda baru keluar dari kamar nyonya? Mengapa dia malah meminta aku untuk membangun kan nyonya?"Batin maid A merasa di buat gila sendiri oleh majikannya.
Namun maid A pun tidak ingin mendapatkan masalah karena ia membutuhkan pekerjaan itu, ia pun memilih untuk membangun kan Kiara.
Tiga puluh menit kemudian.
"Ada apa?"Tanya Kiara yang saat ini berdiri di samping Ardan yang terlihat sedang duduk dengan secangkir teh di depan nya.
"Lama sekali."Jawab Ardan singkat.
"Maaf, tadi aku mandi dulu."Ucap Kiara.
Cepat bawa aku ke sana."Ucap Ardan menujuk sebuah pintu di lorong Fila yang besar itu.
"Pintu apa itu?"Tanya Kiara sambil mendorong kursi roda Ardan ke sana.
"Tidak usah banyak tanya."Jawab Ardan.
Kiara pun terdiam, jujur saja ia juga sebenarnya penasaran sejak lama dengan pintu itu, namun ia tidak berani untuk membuka nya.
"Buka."Ucap Ardan memberikan sebuah kunci saat mereka sudah sampai di depan pintu.
Kiara pun mengambil kunci tersebut dan membuka pintu itu.
Betapa kagetnya dia melihat sebuah perpustakaan buku yang cukup cantik dan sangat lengkap.
"Ternyata tuan suka membaca buku?"Tanya Kiara kepada Ardan.
"Hmm."Ucap Ardan.
Mereka pun masuk ke dalam ruangan yang luas itu, begitu banyak buku-buku di dalam ruangan tersebut, ini adalah perpustakaan milik Ardan.
Ruangan itu terlihat berdebu dan banyak buku yang tidak tersusun dengan rapi.
"Apa yang akan kita lakukan di sini?"Tanya Kiara masih mendorong kursi roda Ardan mengitari ruangan tersebut.
"Kita? Kau saja."Ucap Ardan.
"Aku? Maksudnya?"Ucap Kiara bingung.
"Hari ini, tugas mu membersihkan ruang perpustakaan ku sampai bersih, dan ingat, jangan merusak apapun yang ada di sini, mengerti?"Ucap Ardan menatap wajah Kiara.
Kiara tercengang mendengar ucapan Ardan, ia menatap seluruh ruangan yang lumayan cukup besar itu, mana mungkin dia biasa membereskan nya sendiri.
"Mengapa harus aku? Bagaimana bisa aku membereskan ini sendiri?"Ucap Kiara dengan wajah lesu.
"Tidak perlu memasang wajah kasihan, cepat lakukan,aku akan mengawasi mu."Ucap Ardan sambil sesekali melirik jam yang ada di tangan nya.
Kiara menyerah untuk membatah, ia pun akhirnya mengambil satu kemoceng dan mulai membersihkan ruangan tersebut.
"Sampai kapan ini akan berakhir?"Batin Kiara.
Kiara yang dulu nya adalah seorang CEO di perusahaan nya, kini malah menjadi babu rumah tangga oleh sang suami yang kejam.
Baru satu jam Kiara membersikan ruangan tersebut ia sudah merasakan sangat lelah, rasanya ia sudah tidak sanggup lagi.
"Hey, mengapa diam ayo lanjut kan."Ucap Ardan yabg tujuan nya memang ingin selalu menyiksa Kiara agar dirinya tidak jatuh cinta kepada wanita itu.
"Benar-benar tidak memiliki hati nurani."Gumam Kiara dengan suara sekecil mungkin agar Ardan tidak mendengar nya.
Di dalam ruangan tersebut ada sebuah meja yang terlihat sangat banyak debu nya, Kiara pun menghampiri meja tersebut, mungkin itu adalah meja tempat Ardan biasa membaca buku.
Saat asik membersihkan meja tersebut, tanpa sengaja Kiara menjatuhkan sebuah vas kecil yang unik tapi tidak memiliki bungga di dalam nya, vas kecil itu jatuh kelantai dan akhirnya pecah menjadi beberapa bagian.
Mendengar itu Ardan pun bergegas mengalihkan kursi roda pergi menghampiri Kiara.
Saat ia tiba di dekat Kiara ia kaget melihat bas kecil itu sudah pecah menjadi beberapa bagian.
"Maaf, maaf kan aku, aku benar-benar tidak sengaja."Ucap Kiara dengan wajah paniknya.
"Berani nya kau memecahkan vas itu!"Ucap Ardan mengepalkan tangannya menahan amarah.
"Aku, aku tidak sengaja."Ucap Kiara menatap Ardan dan berlutut di depan Ardan.
"Apa kau tau itu sangat berharga bagi ku! Kau ini perempuan ****** yang ceroboh! Benar-benar tidak berguna!"Ucap Ardan mengeluarkan seluruh kata-kata kasar nya.
Bersambung ....