NovelToon NovelToon
SLEEP WITH MR. MAFIA

SLEEP WITH MR. MAFIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Duda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Roman-Angst Mafia / Dokter / Bercocok tanam
Popularitas:356.1k
Nilai: 5
Nama Author: Mae_jer

Damian, lelaki yang dikenal dengan julukan "mafia kejam" karena sikapnya bengis dan dingin serta dapat membunuh tanpa ampun.

Namun segalanya berubah ketika dia bertemu dengan Talia, seorang gadis somplak nan ceria yang mengubah dunianya.

Damian yang pernah gagal di masa lalunya perlahan-lahan membuka hati kepada Talia. Keduanya bahkan terlibat dalam permainan-permainan panas yang tak terduga. Yang membuat Damian mampu melupakan mantan istrinya sepenuhnya dan ingin memiliki Talia seutuhnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 4

Talia mengangguk pelan pada dirinya sendiri, merasa rencana yang dia pikirkan tadi adalah rencana yang paling masuk akal, meski sebagian besar otaknya berteriak bahwa ini ide paling gila yang pernah dia pikirkan.

Membawa seorang pria asing yang sekarat ke rumahnya? Apa dia sudah kehilangan akal? Tapi saat melirik wajah Damian yang pucat pasi, dengan napas terengah-engah seperti seutas benang yang nyaris putus, dia tahu dia tidak punya banyak pilihan.

"Oke, kita ke rumahku," katanya pelan, seolah-olah menyuarakan keputusan itu akan membuatnya lebih yakin.

Talia meraih lengan Damian, mencoba menariknya berdiri. Tubuh pria itu berat, dan darah yang mengalir dari lukanya membuat segalanya menjadi lebih sulit. Damian mengerang pelan, rahangnya mengeras menahan rasa sakit.

"Astaga, kau berat sekali! Apa selama ini kau makan barbel, hah?" gerutu Talia sambil terus mencoba menopang tubuh Damian, setengah menyeretnya.

Damian terlalu lemah untuk membalas. Satu-satunya hal yang keluar dari bibirnya hanyalah napas kasar bercampur erangan pelan. Talia menggertakkan giginya, menyalurkan seluruh tenaga yang dia punya, menyeret Damian keluar dari gang sempit itu, menelusuri jalan-jalan kecil menuju rumahnya.

Malam semakin larut, jalanan mulai sepi. Hanya ada beberapa kendaraan melintas di kejauhan, tapi Talia memastikan mereka tetap di jalur yang gelap, menghindari perhatian. Sesekali dia berhenti, mengatur napasnya yang terengah-engah, memeriksa Damian yang semakin lemah.

"Jangan mati, ya. Serius. Aku belum siap dituduh membunuh orang!" bisiknya panik.

Setelah perjuangan yang melelahkan, akhirnya mereka tiba di dekat rumah Talia. Rumah itu besar dan terletak di lingkungan yang mewah. Untungnya, orang tua dan kakaknya memang sudah pergi, dan dia tahu persis jalan pintas melalui samping rumah yang jarang dilalui pembantu.

Talia memanfaatkan gang kecil di sebelah rumah, mendorong Damian masuk melalui pintu dapur belakang. Dia hampir terjatuh karena Damian semakin tak bisa menopang dirinya sendiri. Dengan sisa tenaga yang dia punya, Talia berhasil menyeret pria itu ke kamarnya di lantai atas. Kamar itu cukup luas, dengan tempat tidur besar, rak buku, dan jendela menghadap taman kecil.

Damian jatuh ke lantai dengan suara berdebam pelan. Talia mengunci pintu, lalu berjongkok di sampingnya.

"Oke … kita berhasil. Kamu nggak mati di jalan, jadi itu kemajuan," gumam Talia, berusaha tetap tenang meski hatinya berdegup kencang.

Dia mengambil ponselnya sendiri, mencoba menghubungi teman dekat kakaknya bernama Zaka, seorang dokter. Tapi sialnya, sinyal di kamar itu seperti bersekongkol untuk membuat segalanya lebih sulit. Panggilan tidak tersambung.

"Kenapa sih semua hal jadi rumit malam ini?! Aku kan cuma berniat menolong orang sekarat, memangnya salah?" serunya frustrasi.

Talia akhirnya memutuskan mengirim pesan teks, berharap kak Zaka akan segera membacanya.

Talia:

Kak Zaka, aku butuh bantuan. Gawat banget. Kalau kakak baca ini, tolong balas secepatnya. Ini soal hidup dan mati!

Setelah mengirim pesan, Talia fokus kembali ke Damian yang tampak semakin lemah. Wajahnya pucat pasi, keringat dingin membasahi pelipisnya. Talia panik. Dia harus melakukan sesuatu sebelum Zaka merespons.

"Astaga, Talia, pikir! Apa lagi yang kau pelajari dari film survival?"

Dia mengambil kotak P3K dari lemari. Meski isinya lebih banyak plester dan obat flu, dia menemukan beberapa perban bersih, alkohol, dan gunting kecil.

"Aku nggak akan cabut pisaunya. Aku cuma … bersihkan sekitar lukanya, ya. Mungkin itu akan membantu," katanya pelan, seolah berbicara untuk meyakinkan dirinya sendiri.

Talia membersihkan darah di sekitar luka dengan hati-hati, meski tangannya gemetar. Damian mengerang pelan, tapi tetap sadar. Gadis itu berusaha mengabaikan rasa takut dan jijik, fokus pada apa yang bisa dia lakukan.

Saat dia tengah sibuk, ponselnya bergetar. Pesan dari kak Zaka.

Zaka:

Talia, apa maksudmu soal hidup dan mati? Kau di mana?

Talia mengetik cepat, jari-jarinya nyaris terpeleset karena keringat dingin.

Talia:

Ada orang terluka di rumahku. Luka parah, ada pisau di perutnya. Aku nggak berani bawa ke rumah sakit karena dia melarangku, aku harus gimana kak?!

Balasan Zaka datang cepat.

Zaka:

JANGAN CABUT PISAUNYA! Hentikan pendarahan di sekitar luka. Tekan dengan kain bersih. Pastikan dia tetap sadar. Aku akan segera ke sana.

Talia menghela napas lega. Tapi kemudian dia sadar kalau gak boleh ada orang lain yang tahu. Lelaki yang terluka itu sudah memberinya peringatan.

Astaga, aku lupa.

Talia panik.

Talia:

Kak Zaka, kakak datengnya harus diam-diam ya. Nanti aku tunjukin jalannya. Jangan sampai pembantuku tahu, jangan cerita ke kakak juga, ini menyangkut keselamatanku dan keselamatan pria itu. Nanti aku jelasin. Pokoknya kak Zaka datang dulu. Keburu orang ini almarhum dan aku tinggal nama!"

Pesannya belum di balas, sepertinya kak Zaka bingung dan sedang berpikir keras. Setelah beberapa menit barulah pesannya di balas.

Zaka:

Almarhum? Tinggal nama? Jangan ngaco kamu. Kamu berbuat nakal apa lagi bocah? Baik, tunggu kakak di sana.

Talia bernafas lega, lalu kembali fokus ke Damian, menatap pria itu yang matanya mulai sayup.

"Heh, jangan tidur! Tetap bangun, dengar aku," katanya panik, menepuk pelan pipi Damian.

"Teman kakakku dalam perjalanan ke sini. Dia dokter, jadi pasti tahu soal luka kayak gini. Kau nggak akan mati di kamarku, oke? Satu lagi, dia gak akan bilang ke siapa-siapa tentang kamu, aku jamin, jadi jangan marah dan ancam-ancam aku lagi ya? Aku kan penakut."

Damian membuka mata sedikit, menatap Talia dengan pandangan kabur. Bibirnya bergerak pelan, seolah ingin mengatakan sesuatu. Tetapi tidak jadi.

Detik demi detik berlalu seperti siksaan. Talia terus memantau Damian, memastikan dia tetap sadar, meski napasnya semakin berat. Pria itu masih terbaring lemah di lantai kamarnya. Belum ia pindahkan ke kasur karena dia sudah kehabisan tenaga. Gadis itu menunggu Zaka sambil duduk bersila di depan Damian yang sesekali mengerang kesakitan.

Hingga akhirnya terdengar suara ketukan pelan di pintu belakang. Talia berlari membukanya. Kak Zaka berdiri di sana, membawa tas besar.

"Apa yang terjadi?!" seru Zaka, segera masuk dan berlutut di samping Damian.

"Aku nggak tahu. Aku cuma nemu dia di gang, ada pisau di perutnya. Terus ... Aku gak tega ninggalin dia sendiri jadi aku temenin. Eh, ternyata lukanya makin parah. Orangnya juga galak banget, suka ngancem-ngancem, tapi kak Zaka tahu sendiri aku orangnya baik hati jadi ..."

"Kamu cerewet sekali. Ceritanya nanti aja, sekarang kita obatin dulu pria ini." kata Zaka.

Ia segera memeriksa luka Damian dengan sigap. Wajahnya serius, berbeda jauh dari biasanya.

"Dia kehilangan banyak darah. Kita harus cepat."

Talia mengangguk, berdiri di samping pria itu, siap membantu apa saja kalau di suruh.

1
Dewi Oktavia
ko sebentar tor, lanjut
Sugiharti Rusli
yah terkadang panah cinta ga pernah tahu akan menuju ke hati yang mana yah Dam, cewe ajaib modelan si Talia malah bisa merebut semua perhatian kamu kini🤭😏
Miss Typo
saat Talia bangun pasti marah² gak karuan, siap² Damian dengerin ocehan Talia 😁
🌹Fina Soe🌹
entah apa yg terjadi ketika Talia terbangun dari tidurnya...
ardiana dili
lanjut
ika wibowo
mudah mudahan cuma bobo bareng... ingat pak duda itu talia masih polos bisa tantrum berhari hari bisa membencimu juga
De bungsu
emang manis Tak🫣🫣😬😁
De bungsu
wkwkk.. si Talian mancing²
De bungsu
ciuman donkk😅😅🤭
Dian Rahmawati
cie Damian
Syakirah Dzaky
Siap2 saja Demian , begitu Talia bangun pagi kamu akan mendengar omelan nya sepanjang masa , berteriak2 se akan2 dia perasa di perkosa dan di lecehkan🤣
Aras Diana
lanjut thor
Fhia
lanjut kakak 👍👍👍👍👍🙏🙏🙏🙏💪💪💪💪
anita
lg yuk thor mumpung msh pgi
jenny
dan keesokan paginya akan terjadi permusuhan antara dua insan tersebut. . 😃
🍁 Fidh 🍁☘☘☘☘☘
🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Lissaerlina
lanjuttttt 💪🏻💪🏻
mery harwati
Duda mafia jatuh cinta pada Nona fales 🤣
Esther Lestari
bangun tidur wajah bersih tanpa riasan berhasil membuat Damian terpesona. sayangnya kalau menyanyi membuat telinga yang mendengar sakit😂
Shinta Lestari
baguusss.. bikin penasaran 🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!