NovelToon NovelToon
SLEEP WITH MR. MAFIA

SLEEP WITH MR. MAFIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Duda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Roman-Angst Mafia / Dokter
Popularitas:4.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Mae_jer

Damian, lelaki yang dikenal dengan julukan "mafia kejam" karena sikapnya bengis dan dingin serta dapat membunuh tanpa ampun.

Namun segalanya berubah ketika dia bertemu dengan Talia, seorang gadis somplak nan ceria yang mengubah dunianya.

Damian yang pernah gagal di masa lalunya perlahan-lahan membuka hati kepada Talia. Keduanya bahkan terlibat dalam permainan-permainan panas yang tak terduga. Yang membuat Damian mampu melupakan mantan istrinya sepenuhnya dan ingin memiliki Talia seutuhnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 4

Talia mengangguk pelan pada dirinya sendiri, merasa rencana yang dia pikirkan tadi adalah rencana yang paling masuk akal, meski sebagian besar otaknya berteriak bahwa ini ide paling gila yang pernah dia pikirkan.

Membawa seorang pria asing yang sekarat ke rumahnya? Apa dia sudah kehilangan akal? Tapi saat melirik wajah Damian yang pucat pasi, dengan napas terengah-engah seperti seutas benang yang nyaris putus, dia tahu dia tidak punya banyak pilihan.

"Oke, kita ke rumahku," katanya pelan, seolah-olah menyuarakan keputusan itu akan membuatnya lebih yakin.

Talia meraih lengan Damian, mencoba menariknya berdiri. Tubuh pria itu berat, dan darah yang mengalir dari lukanya membuat segalanya menjadi lebih sulit. Damian mengerang pelan, rahangnya mengeras menahan rasa sakit.

"Astaga, kau berat sekali! Apa selama ini kau makan barbel, hah?" gerutu Talia sambil terus mencoba menopang tubuh Damian, setengah menyeretnya.

Damian terlalu lemah untuk membalas. Satu-satunya hal yang keluar dari bibirnya hanyalah napas kasar bercampur erangan pelan. Talia menggertakkan giginya, menyalurkan seluruh tenaga yang dia punya, menyeret Damian keluar dari gang sempit itu, menelusuri jalan-jalan kecil menuju rumahnya.

Malam semakin larut, jalanan mulai sepi. Hanya ada beberapa kendaraan melintas di kejauhan, tapi Talia memastikan mereka tetap di jalur yang gelap, menghindari perhatian. Sesekali dia berhenti, mengatur napasnya yang terengah-engah, memeriksa Damian yang semakin lemah.

"Jangan mati, ya. Serius. Aku belum siap dituduh membunuh orang!" bisiknya panik.

Setelah perjuangan yang melelahkan, akhirnya mereka tiba di dekat rumah Talia. Rumah itu besar dan terletak di lingkungan yang mewah. Untungnya, orang tua dan kakaknya memang sudah pergi, dan dia tahu persis jalan pintas melalui samping rumah yang jarang dilalui pembantu.

Talia memanfaatkan gang kecil di sebelah rumah, mendorong Damian masuk melalui pintu dapur belakang. Dia hampir terjatuh karena Damian semakin tak bisa menopang dirinya sendiri. Dengan sisa tenaga yang dia punya, Talia berhasil menyeret pria itu ke kamarnya di lantai atas. Kamar itu cukup luas, dengan tempat tidur besar, rak buku, dan jendela menghadap taman kecil.

Damian jatuh ke lantai dengan suara berdebam pelan. Talia mengunci pintu, lalu berjongkok di sampingnya.

"Oke … kita berhasil. Kamu nggak mati di jalan, jadi itu kemajuan," gumam Talia, berusaha tetap tenang meski hatinya berdegup kencang.

Dia mengambil ponselnya sendiri, mencoba menghubungi teman dekat kakaknya bernama Zaka, seorang dokter. Tapi sialnya, sinyal di kamar itu seperti bersekongkol untuk membuat segalanya lebih sulit. Panggilan tidak tersambung.

"Kenapa sih semua hal jadi rumit malam ini?! Aku kan cuma berniat menolong orang sekarat, memangnya salah?" serunya frustrasi.

Talia akhirnya memutuskan mengirim pesan teks, berharap kak Zaka akan segera membacanya.

Talia:

Kak Zaka, aku butuh bantuan. Gawat banget. Kalau kakak baca ini, tolong balas secepatnya. Ini soal hidup dan mati!

Setelah mengirim pesan, Talia fokus kembali ke Damian yang tampak semakin lemah. Wajahnya pucat pasi, keringat dingin membasahi pelipisnya. Talia panik. Dia harus melakukan sesuatu sebelum Zaka merespons.

"Astaga, Talia, pikir! Apa lagi yang kau pelajari dari film survival?"

Dia mengambil kotak P3K dari lemari. Meski isinya lebih banyak plester dan obat flu, dia menemukan beberapa perban bersih, alkohol, dan gunting kecil.

"Aku nggak akan cabut pisaunya. Aku cuma … bersihkan sekitar lukanya, ya. Mungkin itu akan membantu," katanya pelan, seolah berbicara untuk meyakinkan dirinya sendiri.

Talia membersihkan darah di sekitar luka dengan hati-hati, meski tangannya gemetar. Damian mengerang pelan, tapi tetap sadar. Gadis itu berusaha mengabaikan rasa takut dan jijik, fokus pada apa yang bisa dia lakukan.

Saat dia tengah sibuk, ponselnya bergetar. Pesan dari kak Zaka.

Zaka:

Talia, apa maksudmu soal hidup dan mati? Kau di mana?

Talia mengetik cepat, jari-jarinya nyaris terpeleset karena keringat dingin.

Talia:

Ada orang terluka di rumahku. Luka parah, ada pisau di perutnya. Aku nggak berani bawa ke rumah sakit karena dia melarangku, aku harus gimana kak?!

Balasan Zaka datang cepat.

Zaka:

JANGAN CABUT PISAUNYA! Hentikan pendarahan di sekitar luka. Tekan dengan kain bersih. Pastikan dia tetap sadar. Aku akan segera ke sana.

Talia menghela napas lega. Tapi kemudian dia sadar kalau gak boleh ada orang lain yang tahu. Lelaki yang terluka itu sudah memberinya peringatan.

Astaga, aku lupa.

Talia panik.

Talia:

Kak Zaka, kakak datengnya harus diam-diam ya. Nanti aku tunjukin jalannya. Jangan sampai pembantuku tahu, jangan cerita ke kakak juga, ini menyangkut keselamatanku dan keselamatan pria itu. Nanti aku jelasin. Pokoknya kak Zaka datang dulu. Keburu orang ini almarhum dan aku tinggal nama!"

Pesannya belum di balas, sepertinya kak Zaka bingung dan sedang berpikir keras. Setelah beberapa menit barulah pesannya di balas.

Zaka:

Almarhum? Tinggal nama? Jangan ngaco kamu. Kamu berbuat nakal apa lagi bocah? Baik, tunggu kakak di sana.

Talia bernafas lega, lalu kembali fokus ke Damian, menatap pria itu yang matanya mulai sayup.

"Heh, jangan tidur! Tetap bangun, dengar aku," katanya panik, menepuk pelan pipi Damian.

"Teman kakakku dalam perjalanan ke sini. Dia dokter, jadi pasti tahu soal luka kayak gini. Kau nggak akan mati di kamarku, oke? Satu lagi, dia gak akan bilang ke siapa-siapa tentang kamu, aku jamin, jadi jangan marah dan ancam-ancam aku lagi ya? Aku kan penakut."

Damian membuka mata sedikit, menatap Talia dengan pandangan kabur. Bibirnya bergerak pelan, seolah ingin mengatakan sesuatu. Tetapi tidak jadi.

Detik demi detik berlalu seperti siksaan. Talia terus memantau Damian, memastikan dia tetap sadar, meski napasnya semakin berat. Pria itu masih terbaring lemah di lantai kamarnya. Belum ia pindahkan ke kasur karena dia sudah kehabisan tenaga. Gadis itu menunggu Zaka sambil duduk bersila di depan Damian yang sesekali mengerang kesakitan.

Hingga akhirnya terdengar suara ketukan pelan di pintu belakang. Talia berlari membukanya. Kak Zaka berdiri di sana, membawa tas besar.

"Apa yang terjadi?!" seru Zaka, segera masuk dan berlutut di samping Damian.

"Aku nggak tahu. Aku cuma nemu dia di gang, ada pisau di perutnya. Terus ... Aku gak tega ninggalin dia sendiri jadi aku temenin. Eh, ternyata lukanya makin parah. Orangnya juga galak banget, suka ngancem-ngancem, tapi kak Zaka tahu sendiri aku orangnya baik hati jadi ..."

"Kamu cerewet sekali. Ceritanya nanti aja, sekarang kita obatin dulu pria ini." kata Zaka.

Ia segera memeriksa luka Damian dengan sigap. Wajahnya serius, berbeda jauh dari biasanya.

"Dia kehilangan banyak darah. Kita harus cepat."

Talia mengangguk, berdiri di samping pria itu, siap membantu apa saja kalau di suruh.

1
nyaks 💜
gangguan dri Libra menguntungkan mu Sura 🤣🤣
nyaks 💜
🤣🤣🤣🤣
Srie Handayantie
dan harus puass saat ditengah jalann 🙈 belum goll yaa pemirsaa masih ditahan sama author ny iklan berseliweran 😅
indri ana
nahh kan yg nelpon si ulat keket Libra
ardiana dili
lanjut
Ilfa Yarni
cih dasar tu si ulet bulu ganggu aja asyik Jason udah mengungkapkan perasaan yang pd sura bahwasura adalah miliknya aku mau dong kyk gitu dan Jason jg tau klo sura menyukainya
Dwi Hariani
/Heart/
Aliya Awina
lanjut
Aliya Awina
pasti sih ular berbisa yg menelpon dasar pengganggu 😂😂😂
Dwi Winarni Wina
Dasar silampir libra mengganggu aja kesenangan jason, sura merasa senang skl cintanya terbalas tidak bertepuk sebelah
tangan,ternyata jason mencintainya juga....

Sura merasa malu-malu kucing bagai mimpi jason diam-diam tahu sura menyukainya, tunggu jason menyelesaikan pekerjaannya dulu sura pasti akan melanjutkan lagi menyentuhmu puyeng kepalanya jason cenat-cenut tuh🤣🤣🤣
jason telah menyatakan perasaannya pd sura adalah miliknya, Kini sura adalah kekasihnya jason, silampir libra klo tahu bisa ngamuk tuh sm sura sudah jadian sm jason....
Kasian dech libra kalah cepat sm sura....
ksosm
sura adalah tipe perempuan jason, jason tidak suka libra sangat agresif dan berani.....
sum mia
malu-malu tapi enak ya Sura . dan pasti pengen ngerasain lagi dan lagi apalagi Jason pasti akan menyerangmu lagi .
tunggu aja babak selanjutnya dengan rasa yang lebih dan tindakan yang lebih juga .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
TriAileen
Sura sering ambil kesimpulan sendiri. ku harap Jason bisa bener2 meyakinkan sura.
Sulastri Lastri
/Slight//Slight//Slight/
Hanima
lanjut Sura
ari sachio
waahhhhh libra bangunin singa laper....siap2 hbs pekerjaan selesai kena semprot disifctn dr pacar sura😁😁😁😁
MD...
apapun yg akan terjadi , berjuanglah. Jason masa depanmu. Dia mencintai mu dan ingin hidup bersamamu
MD...
kirain enak sekali Sur 😅😅
MD...
tadi di bikin bugil, skrg giliran menggigil gak boleh. gak bisa ngangetin ya... wkwk
MD...
iya² .. cepet seriusin ya . biar bisa tanding bikin bayi ma Talia🤣🤣
ari sachio
silik aj ni olang punya hp....situ mo pamel y punya hp ...ganggu aj sichh.....dah tegang nihhh pembacahhhhhh kek jeson punya🤣🤣🤣🤣

punya muka gitu...😜😜😜😜
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!