Kamu tau aku sangat mencintai adikmu, tapi kamu pun tau, sangat mustahil untuk aku bisa hidup bersamanya, jika memang kamu juga mencintai aku ,maka bawalah aku pergi dari kehidupan adikmu. Dobrak lah pintu hati ku agar aku bisa mencintaimu melebihi cinta ku untuk nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lusi permata Sari , isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.29
Hari pernikahan pun semakin dekat,tapi Lilia masih sangat dilema,hati dan logika nya terus menerus berlawanan,dia masih sangat bimbang dengan semua keputusan yang dia ambil ini.
Di satu sisi Lilia masih sangat mencintai Amar, tapi di sisi lain dia tidak ingin membuat kakek dan neneknya kecewa, apalagi sekarang semua telah di persiapkan.
"Ya tuhan, aku harus bagaimana,aku gak bisa membohongi diriku sendiri, apalagi pernikahan itu adalah sebuah janji yang sakral,aku gak mungkin bermain-main dalam hal itu", ucap Lilia pada dirinya sendiri.
"Amar,,apa aku sanggup mengkhianati kamu, apa aku mampu menggantikan nama mu di hatiku, apalagi orang yang menggantikan mu adalah kakak mu sendiri, aku rasanya tidak bisa membayangkan bagaimana nanti terus di hantui rasa bersalah karena telah menikah dengan kakak mu sendiri, tapi semuanya pun menjadi percuma jika aku terus mempertahankan perasaan ku ini,kamu itu kakak aku dan kita tidak akan pernah bisa bersama sampai kapanpun ", lanjut Lilia sambil terus menangis mengingat semuanya yang telah terjadi.
Lilia pun berniat untuk pergi keluar rumah sebentar,dia ingin sekali menenangkan hati dan pikirannya, sebelum besok dirinya benar² menjadi milik orang lain.
"Mi,aku mau keluar sebentar yaa mi ", ucap Lilia meminta izin kepada neneknya.
"Loh ,mau kemana kamu Li,acara pernikahan kamu kan sudah besok ", jawab nenek yang merasa khawatir.
"Aku gak kemana-mana kok,cuma keluar aja sebentar ", ungkap Lilia menjelaskan.
"Emang nya masih ada yang kurang untuk acara kamu besok ?",tanya Mimi.
"Oh enggak kok mi, semuanya sudah beres ", jawab Lilia.
"Ya sudah biarkan saja Lilia keluar toh mi, biarkan Lilia menikmati masa-masa gadisnya sebelum besok dia akan menjadi seorang istri ", sambung kakek yang tiba-tiba ikut menimpali.
"Yaa bukan begitu, tapi kan sudah besok acaranya, harus nya Lilia kan di pingit sudah tidak boleh keluar rumah", Jawab Mimi yang benar-benar merasa khawatir.
"aku sebentar aja kok mi", ucap Lilia meyakinkan.
"Ya sudah kalo gitu, Jangan terlalu sore yaa pulangnya sayang ",kata kakek memberikan pesan.
"yaa siap eyang ku sayang ", jawab Lilia.
Lilia pun pergi dengan memesan taxi online, sebenarnya dia pun bingung mau kemana, rasanya seperti tak punya tujuan.
Tetapi, Lilia berusaha untuk tetap kuat dalam menjalani kehidupan yang menurut nya tidak seperti apa yang dirinya inginkan.
"Tinggal 1 hari lagi aku akan menjadi seorang istri dari orang yang sama sekali aku tidak cintai, tidak aku kenal sebelumnya bahkan tidak pernah aku tidak pernah bayangkan sedetik pun", suara Lilia dalam hati sambil melihat jalan yang terus melaju.
"Mbak ini sudah sesuai titik kan ?",tanya supir taksi tersebut.
"Oh iyaa pak,", jawab Lilia.
Walaupun tujuan itu sebenarnya ke rumah Amar dan Riza.Entah mengapa Lilia ingin sekali bertemu dengan Amar untuk terakhir kalinya sebagai seseorang yang masih mencintai dirinya.
Sepanjang perjalanan Lilia terus menerus mengingat semua kenangan indah bersama Amar, Lilia masih tidak percaya jika Lusa dirinya akan menikah dengan Riza yang sudah jelas kakak dari Amar yang sangat dia cintai.
Setelah hampir 1 jam setengah akhirnya Lilia pun sampai di depan rumah Amar.
"Sudah sampai mbak ", ucap supir tersebut.
"Baik pak , terimakasih banyak yaa ", ucap Lilia.
"Yaa sama-sama mbak", sahut supir taksi.
Tampa sadar Lilia sudah sangat nekad datang ke rumah Amar, dirinya pun akhirnya tersadar kenapa bisa tiba-tiba ada di depan rumah Amar.
"Ya tuhan, kenapa rasanya aku tidak bisa merelakan semua ketetapan mu", ucap Lilia sambil menangis dan menahan sesak di dadanya.
Beruntung rumah nya sedang sepi, tidak ada siapapun yang melihat Lilia.
Akhirnya Lilia pun pergi ke kafe di sebrang rumah Amar , Lilia sangat berharap bisa melihat Amar walaupun hanya dari kejauhan.
"Amar aku ingin sekali melihat kamu, bahkan aku ingin memeluk mu untuk yang terakhir kalinya,maafkan aku sudah mengkhianati janji kita, semoga kedepannya kita bisa saling menerima kenyataan bahwa memang kita mustahil untuk bersama",ucap Lilia dalam hati.
Tak terasa waktu pun berlalu dan hingga sore tiba Lilia masih berada di kafe itu, Lilia masih berharap bisa bertemu dengan Amar.
Di tempat lain, kakek dan neneknya Lilia sangat khawatir karena Lilia belum pulang juga hingga sore tiba.
Kakeknya pun berusaha menghubungi Lilia tetapi handphone Lilia pun tidak bisa di hubungi.
"Aku bilang juga apa Pih,aku bukannya mau melarang Lilia untuk pergi,tapi kalo sudah begini keadaannya kita harus ngapain ",, ucap Mimi yang menyayangkan sikap eyang yang mengizinkan Lilia pergi.
"Ya sudah coba aku hubungi Riza yaa, mungkin Lilia kesana", ucap Eyang.
Mimi hanya terdiam karena menahan kesal.
Eyang pun berusaha menghubungi Riza, kebetulan Riza memang sudah meninggalkan kartu namanya kepada Eyang.
Tak butuh waktu lama Riza langsung mengangkat telepon dari kakek nya Lilia.
"Riza,..?", suara eyang terdengar dari ponsel.
"Ada apa Eyang?", sahut Riza.
"Apa Lilia ada bersama kamu ?", tanya eyang seperti sangat cemas.
"Lilia tidak ada di sini, memang nya Lilia pergi kemana eyang ?",tanya Riza yang juga khawatir.
"Tadi dia pamit nya mau pergi sebentar, tapi sampai sekarang belum juga pulang ", ucap kakek menjelaskan.
"Ya sudah,eyang tenang dulu yaa,biar aku yang mencari Lilia ", sambung Riza.
"Baik nak Riza, terimakasih banyak ya,maaf kami merepotkan ", ucap kakek .
"Gak ngerepotin kok ,ini sudah menjadi tanggung jawab aku juga sekarang ", ucap Riza menenangkan kakek.
"Yasudah, nanti informasikan setiap perkembangan nya ya nak Riza ", tambah kakek .
Setelah telepon di tutup Riza pun langsung mencoba menghubungi Lilia,tapi soalnya ponsel Lilia tidak aktif, akhirnya Riza langsung bergegas untuk mencari keberadaan Lilia.
"lu dimana sih Li, kenapa bisa-bisanya lu menghilang di saat hari pernikahan kita sudah sangat dekat", ucap Riza di dalam mobil sambil terus memperhatikan setiap jalan berharap bisa menemukan Lilia.
Sedangkan Lilia yang tidak mendapatkan hasil agar bisa melihat Amar pun memutuskan untuk pulang, Lilia takut kakek dan neneknya pasti cemas dengan keadaannya.
Lilia sengaja mematikan ponselnya agar tidak ada yang mengganggu dirinya.
Tetapi setelah tidak mendapatkan hasil akhirnya Lilia menghidupkan kembali ponselnya.
Lilia tak menyangka ternyata kakek nya sudah menghubungi nya beberapa kali.
"Ya tuhan aku sudah membuat mereka cemas",tutur Lilia merasa sangat bersalah.
"Lebih baik sekarang aku pulang sebelum nanti larut malam ",ucapnya sambil memesan taxi online.
Dari kejauhan satpam yang berjaga di rumah Amar melihat Lilia.
"itu bukannya pacar mas Amar yaa yang selama ini selalu di cari-cari oleh mas Amar", ucap satpam tersebut.
"Waahh lebih baik saya beritahu mas Amar saja, pasti mas Amar akan sangat senang ", ucapnya yang langsung masuk ke dalam rumah untuk memberi tahu Amar.