Dibalik diamnya seorang istri ada penyesalan suami yang sangat mendalam.
Zhia Vanelesia yang telah merasa lelah dengan sikap sang suami yang suka seenaknya saja akhirnya memilih untuk Diam. Dia tidak perduli lagi dengan apa yang di lakukan suaminya dan memilih untuk mengejar karirnya kembali.
Rayyan Ardinata sosok suami yang masih suka kebebasan. Dia selalu menghabiskan waktunya dengan nongkrong dengan teman temannya di bar. Hingga akhirnya Rayyan terkejut melihat reaksi istrinya yang akhirnya diam dan tidak perduli lagi akan apa yang dia lakukan.
Rayyan langsung saja membuat keputusan untuk membawa wanita ke rumah besar mereka untuk melihat bagaimana reaksi istrinya nantinya.
Namun, alangkah terkejutnya Rayyan melihat reaksi istrinya ketika melihatnya sedang bercumbu mesra dengan selingkuhannya di dalam kamarnya.
Mulai dari kejadian itu, Rayyan memilih untuk berubah dan mengejar kembali cinta sang istri.
Akankah Rayyan berhasil merebut hati istrinya kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 06
Ketika membuka matanya Rayyan mengerutkan keningnya binggung ketika melihat Zhia sudah rapi. Zhia yang sedang sibuk merias diri tidak memperdulikan tatapan Rayyan sehingga membuat Rayyan langsung saja kesal.
"Kamu mau kemana lagi?"
"Aku mau pergi ada urusan" ucap Zhia singkat.
"Urusan apa?"
"Tidak semua urusanku harus kamu ketahui'kan?"
"Aku ini suamimu. Jadi aku berhak tau"
"Apa perlu aku menunjukkan surat yang kau tandatangani itu?"
"Ok! Aku tidak akan bertanya lagi. Tapi kamu juga tidak berhak melarang apapun yang aku lakukan"
"Terserahmu mau melakukan apa. Aku tidak peduli!" ucap Zhia mengambil tas selempangnya lalu melangkahkan kakinya keluar dari kamar mereka.
"Termasuk membawa wanita untuk menemaniku tidur ke rumah ini?"
"Silahkan saja" ucap Zhia menghentikan langkahnya lalu menatap Rayyan sambil tersenyum manis.
"Baiklah" ucap Rayyan membuang napasnya kasar lalu melangkahkan kakinya ke kamar mandi.
Setelah sampai di kamar mandi Rayyan mengintip ke luar. Dia menduga jika Zhia akan berubah pikiran setelah mendengar ancamannya. Namun, dugaannya salah Zhia tetap pergi dan tidak memperdulikan ancaman yang di berikannya.
"Zhia! Kenapa kamu membuatku gila seperti ini" gumam Rayyan frustasi.
Dengan penuh kekesalan Rayyan berjalan keluar dari kamar mandi. Dia tersenyum sinis ketika melihat ponsel Zhia yang ketingalan. Tak mau banyak pikir Rayyan mengambil ponselnya lalu menghubungi Ardiyan.
"Hello, ada apa, Bos?" ucap Ardiyan dari sebrang sana.
"Cepat bawa wanita paling cantik ke rumahku sekarang juga. Aku tunggu lima menit" ucap Rayyan mematikan ponselnya.
"Lima menit" ucap Ardiyan ketalipungan.
Bagaimana caranya membawa wanita cantik ke rumah Rayyan dalam waktu lima menit. Apa Rayyan pikir mencari wanita itu gampang. Adiyan yang kebetulan lagi dalam perjalanan ke rumah Rayyan turun dari mobilnya lalu menatap ke seluruh tempat.
Hingga akhirnya matanya terhenti kepada seorang wanita yang memakai dress merah super ketat. Tak banyak pikir Ardiyan langsung saja menghampiri wanita itu.
"Heii, Sonia!" teriak Ardiyan sehingga membuat Sonia menatapnya.
"Heii, Tuan Ardiyan mau kemana? Apa Tuan Rayyan juga ada bersamamu?" ucap Sonia langsung saja menatap ke arah mobil Ardiyan.
"Tidak! Tapi aku punya tugas untukmu. Ini bersangkutan dengan Tuan Muda" ucap Ardiayan tersenyum.
"Benarkah? Tugas apa? Apapun akan aku lakukan untuk Tuan tampanku"
"Sudah, jangan banyak tanya. Ayo ikut aku! Nanti aku jelaskan di dalam mobil" ucap Ardiyan tidak mau buang buang waktu.
Ardiyan membawa Sonia ke dalam mobilnya. Setelah sampai di dalam mobil Ardiyan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi ke rumah Rayyan. Hanya tepat beberapa menit tapi, tak mau membuat Rayyan semakin murka Ardiyan berlari kecil menuju kamar Rayyan. Sonia hanya mengikuti semua perintah Ardiyan karna ini adalah kesempatan emas untuknya karna bisa melayani Rayyan yang merupakan pria idaman setiap wanita.
"Bos, ini wanita yang anda minta" ucap Ardiyan sambil mengedor pintu kamar Rayyan.
Rayyan membuka pintu lalu menatap wanita yang di bawa oleh Ardiyan. Dia tersenyum ketika melihat wanita yang di bawa Ardiyan.
"Baiklah! Coba lihat istriku apa dia kembali?" ucap Rayyan memastikan jika Zhia benar benar kembali untuk mengambil ponselnya.
"Baik, Tuan" Ardiyan memeriksa keberadaan Zhia dari jendela kamar Rayyan. Benar saja dia melihat Zhia turun dari taksi.
"Bos, Nyonya kembali" ucap Ardiyan panik.
"Bagus! Sekarang tutup pintu dan bersembunyilah" ucap Rayyan menarik tangan Sonia menuju kasurnya.
Melihat Rayyan mulai menjelajahi tubuh Sonia Ardiyan keluar dari kamar Rayyan, lalu mencari tempat persembunyian. Bagaimana pun dia tidak mau menjadi sasaran empuk kemarahan Zhia nantinya.
Zhia berjalan tergesa gesa menuju kamarnya Dia terus saja melirik jam tangannya sambil bergumam kecil karna kecerobohannya. Hingga akhirnya di depan pintu kamar dia melihat pintu kamar yang terbuka sedikit. Dia juga mendengar ada tawa seorang wanita di dalam sana.
Tak mau banyak pikir Zhia langsung saja membuka pintu kamarnya dan melihat Rayyan sedang bercumbu dengan seorang wanita di dalam kamar mereka. Melihat pemandangan yang sangat menguras emosi itu Zhia langsung saja membuang napasnya kasar.
"Maaf, ponselku ketingalan. Silahkan kalian lanjutkan" ucap Zhia berjalan mengambil ponselnya.
"Jangan lupa nanti di bersihkan, ya. Aku permisi" ucap Zhia santai lalu melangkahkan kakinya meningalkan kedua pasangan yang sedang di kuasai gairah itu.
Milik Rayyan yang tadinya bangun tiba tiba tertidur kembali. Rayyan terus saja menatap Zhia dengan penuh rasa tidak percaya. Pikiran Rayyan langsung saja bercampur aduk. Dia tidak tau harus berbuat apa saat ini.
"Zh... Zhia tidak marah. Dia terlihat biasa saja. Apa dia tidak mencintaiku lagi? Apa jangan janagn dia sudah mempunyai pria lain" gumam Rayyan sambil mengacak acak rambutnya frustasi.
Melihat Rayyan yang kebingungan Sonia langsung saja menenangkannya. Dia mencoba mengoda Rayyan kembali dengan memegang aset berharga Rayyan yang sudah tertidur kembali.
"Stop! Jangan sentuh aku. Sekarang keluar dari kamarku" teriak Rayyan menatap tajam Sonia.
"Ta...tapi, Tuan" ucap Sonia kebingungan melihat sikap Rayyan yang tiba tiba berubah.
"Keluar aku bilang keluar!" teriak Rayyan semakin keras sehingga terdengar ke seluruh penjuru rumahnya.
Melihat bentakan dan tatapan tajam Rayyan berlahan mata Sonia langsung saja berkaca kaca. Dia merapika pakaiannya yang telah berantakan akibat ulah Rayyan. Setelah itu Sonia pergi meninggalkan Rayyan sambil menagis.
"Ada apa, Tuan" ucap Ardiyan kebingungan ketika melihat keadaan Sonia saat keluar dari kamarnya.
"Aku tidak mau melihat wajah wanita itu lagi. Bahkan aku tidak mau melihat wajah wanita murahan lainnya lagi" ucap Rayyan frustasi.
Sikap Zhia ketika memergokinya terus saja terlintas di ingatan Rayyan. Dia terus saja berpikir kenapa Zhia bisa tiba tiba berubah seperti itu. Apa cinta Zhia untuknya telah mati?
"Apa Zhia tidak mencintaiku lagi, Ar? Apa dia telah memiliki bahu lain untuk tempatnya bersandar? Aku salah jarna telah menyianyiakan wanita seperti Zhia" ucap Rayyan menyesali semua perbuatannya.
Baru dua hari Zhia tidak memperdulikannya tapi perasaan Rayyan sudah tidak karuan. Rayyan tidak bisa membayangkan bagaimana hidupnya nantinya jika Zhia benar benar akan meninggalkannya.
Melihat keadaan bosnya yang sangat kacau Ardiyan merasa sedih. Apa yang dikataka pepatah benar apa adanya, kita akan menyadari betapa berharganya wanita kita ketika dia pergi meninggalkan kita. Ardiyan mencoba untuk menenangkan Rayyan dan mencoba mencari cara agar Zhia kembali kepada Rayyan seutuhnya.
Bersambung