NovelToon NovelToon
Nikahi Aku, Kak!

Nikahi Aku, Kak!

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Nikahkontrak / Perjodohan / Cintamanis / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Teen Angst
Popularitas:1M
Nilai: 4.5
Nama Author: Three Ono

FOLLOW IG AUTHOR 👉@author Three ono

Sebuah kecelakaan menewaskan seluruh keluarga Arin. Dia hidup sebatang kara dengan harta berlimpah peninggalan orangtuanya. Tapi meski begitu dia hidup dalam kesepian. Beruntungnya ada keluarga sekretaris ayahnya yang selalu ada untuknya.

"Nikahi Aku, Kak!"

"Ambillah semua milikku, lalu nikahi aku! Aku ingin jadi istrimu bukan adikmu."

Bagaimana cara Arin mendapatkan hati Nathan, laki-laki yang tidak menyukai Arin karena menganggap gadis itu merepotkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Three Ono, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Arin dan Nathan sampai rumah, keduanya sama-sama kelelahan setelah seharian jalan-jalan. Karena setelah tragedi di mall tadi mereka tidak langsung pulang. Nathan mengajak Arin untuk nonton film dulu di bioskop. Gadis itu tentu tidak menolak, sudah lama tidak menonton dan ada film yang kebetulan ingin dia tonton juga.

"Akhirnya sampai juga di rumah," kata Nathan yang baru saja memarkirkan mobilnya di depan teras rumah. Dia lalu melihat Arin yang ternyata sudah terlelap dalam mimpi sambil memeluk dua boneka berbentuk panda dan koala yang tadi siang dia dapatkan dari mesin penjapit.

"Sudah tidur rupanya, kau pasti sangat lelah hari ini." Nathan merapikan rambut Arin yang menutupi wajah cantiknya. Dirapikan ke belakang telinga. "Ehh ... ," kaget sendiri saat tubuh Arin menggeliat karena terganggu.

Nathan tersenyum melihat wajah polos Arin saat tidur. Sudah lama sekali tidak melihat pemandangan itu. Kalau dulu hampir tiap pagi ia lihat karena Arin suka menyelinap diam-diam ke kamarnya pada malam hari. Kalau ingat itu rasanya aneh, kenapa dulu mereka bisa hampir tiap malam tidur bersama tapi tidak terjadi apa-apa, tapi sekarang baru berdekatan saja sudah berdebar-debar. Apa Nathan yang terlalu bodoh karena tidak menyadari ada gadis cantik yang tidur di sebelahnya. Apa karena dulu dia selalu menganggap Arin anak kecil.

Tidak ingin membuat Arin sakit badan karena tidur dengan tidak nyaman. Nathan segera turun lalu memutari mobil ke sisi Arin. Gadis itu masih saja tertidur nyenyak. "Kau ini sebenarnya tidur atau pingsan, dasar gadis ceroboh."

Sebelumnya Nathan menyingkirkan dua boneka yang Arin peluk. Agak susah karena gadis itu tidak mau melepaskan, mungkinkah karena pemberian dari Nathan jadilah dipeluk erat-erat.

Kan Nathan jadi cemburu pada dua boneka itu, kenapa tidak peluk orangnya saja. "Hai kalian sudah berani peluk-peluk Arin ya. Enak sekali jadi kalian. Kalau tau begitu lebih baik aku tidak mengambil kalian dari mesin itu," kata Nathan bermonolog pada boneka. Pelayan yang kebetulan lewat jadi berpikir kalau tuannya kesambet karena berbicara pada boneka.

"Tuan ... Anda tidak apa-apa?" tanya pelayan dengan sedikit takut. Dia ragu kalau saat ini yang ada di depannya bukan majikannya.

Nathan kaget ada yang menepuk pundaknya, dia jadi malu karena ketahuan sedang berbicara pada boneka. Tapi sedetik kemudian dia berusaha bersikap seperti biasa. "Ehmmm ... tidak apa-apa, kau bawa boneka ini ke kamar nona. Hati-hati membawanya, jangan sampai lecet sedikitpun." Nathan memperingati.

Si bibi pelayan menerima dengan hati-hati seperti menggendong bayi. Ahh mereka jadi seperti sedang main rumah-rumahan dengan dua boneka itu sebagai anaknya. Tapi si bibi menurut saja tanpa protes, dia di bayar untuk menurut bukan untuk melawan.

Nathan menggendong Arin masuk ke dalam rumah, di dalam Febby dan suaminya sudah menunggu. Mengingat sikap kedua anak itu tadi pagi.

"Dad, kok mereka belum pulang sih. Ini sudah jam delapan malam." Febby mondar-mandir seperti setrikaan.

Mike santai saja sambil membaca majalah bisnis ditangannya. Tidak ikut panik seperti istrinya. "Mereka sudah besar sayang, jam delapan masih terlalu sore bagi anak muda sekarang. Duduklah, nanti kamu lelah kalau mondar-mandir terus seperti itu," kata Mike.

"Dad, kau lihat kan sikap mereka tadi pagi. Mereka itu sedang berantem, bagaimana kalau terjadi sesuatu."

"Jangan berpikiran buruk terus sayang. Apa kau tidak tau kalau tadi pagi, Nathan mengantarkan Arin ke kampus. Kau tidak tau kan apa yang sudah anak kita lakukan agar Arin tidak membawa mobil ke kampus."

Febby berhenti tiba-tiba, untung tidak jatuh. Dia kepo dengan berita yang suaminya katakan.

"Dari mana kamu tau Dad. Jadi ban mobil Arin kempes karena perbuatan putra kita agar mereka berangkat bersama. Aku kira itu karena Nathan mau menjahili Arin," ujar Febby yang sudah salah mengira.

"Makanya jangan berprasangka buruk dulu pada anak kita. Kamu juga tidak tau kan, kalau tadi siang Nathan rela meninggalkan pekerjaannya di kantor hanya demi bisa menjemput Arin pulang kuliah. Pasti mereka habis jalan-jalan, tidak mungkin berantem seperti dugaanmu."

"Benarkah seperti itu, ternyata putra kita tidak terlalu buruk juga. Dia punya inisiatif sedikit, semoga saja hubungan mereka semakin dekat," harap Febby.

"Serahkan saja pada yang di atas, jodoh itu urusan Yang di atas."

Tiba-tiba pelayan datang memberitahukan kalau Nathan dan Febby sudah kembali.

"Mana bi?" tanya Febby langsung berdiri.

Wajahnya panik seketika saat melihat Arin masuk dengan di gendong, bukannya jalan. Febby jadi berpikir kalau gadis itu sudah kenapa-napa.

"Ya ampun Arin, apa yang terjadi pada Arin. Kau apakan dia Nathan?! Kau akan berhadapan dengan mommy kalau sampai terjadi sesuatu pada Arin?!" Febby marah-marah padahal belum tau yang terjadi.

Nathan memutar bola matanya jengah berhadapan dengan mommynya. Ia takut Arin bangun. "Dad, tolong pegangi mommy. Dia teriak-teriak hampir membangunkan Arin," adu Nathan pada daddy nya.

"Apa maksudmu? Jadi Arin itu sedang tidur?" tanya Febby.

"Menurut mommy?? Mana mungkin aku mencelakai Arin. Sudahlah aku mau membawanya masuk dulu." Nathan berlalu begitu saja menaikki tangga sambil menggendong Arin, kuat sekali tenaganya.

Diikuti bibi pelayan yang masih menimang-nimang dua boneka milik majikannya.

Febby heran tapi tidak jadi bertanya.

"Dad, kau lihat itu. Arin tertidur di gendongan Nathan. Bukankah mereka sangat serasi."

"Sudah mom, biarkan mereka saja yang menjalani. Kita jangan ikut campur."

Febby melirik suaminya kesal karena laki-laki itu tidak pro dengannya.

Di kamar. Nathan meletakkan Arin dengan hati-hati di atas ranjang kamar Arin, bukan kamarnya.

"Kenapa kau sangat ringan, apa kau tidak makan dengan benar akhir-akhir ini." Nathan tidak sadar, Arin kurus karena dirinya yang memaksa Arin jadi melakukan program diet. Karena dulu pria itu suka sekali bilang kalau Arin itu berat dan gendut.

"Tuan, bonekanya mau di taruh dimana?" tanya bibi pelayan.

"Berikan padaku," Nathan mengambil boneka itu. "Kau boleh keluar," perintahnya.

"Kalian beruntung karena bisa tidur bersama gadis secantik Arin. Kalian harus menjaga Arin dengan baik, temani dia setiap malam." Setelah berbicara pada boneka itu, Nathan pun meletakkan mereka di samping Arin.

,,,

Keesokan harinya. Sikap Nathan dan Arin sudah sedikit berubah tidak seperti kemarin lagi. Mereka sudah mau mengobrol dan bercanda, hal yang sudah lama tidak mereka lakukan kalau di rumah. Membuat rumah terasa hangat dan ramai tidak seperti biasanya yang sunyi sepi.

Febby sangat senang melihat perubahan sikap mereka. Meski kemarin sempat curiga karena mereka saling diam tapi hari ini dia bisa merasa lega. Sejujurnya Febby sangat ingin putranya dengan putri temannya yang telah tiada itu bisa bersama sebagai pasangan tapi kalau memang mereka tidak jodoh setidaknya Febby berharap mereka bisa menjadi kakak adik yang saling menyayangi sampai tua nanti meski mereka tidak punya ikatan darah. Dan berharap kalau mereka punya pasangan masing-masing akan tetap bisa seperti ini.

"Syukurlah mereka sudah akur lagi." Febby berdiri di depan pintu kamar putranya, mengintip sedikit dari celah pintu yang sedikit terbuka. Mereka Arin dan Nathan sedang bercanda, dia jadi ikut senyum-senyum sendiri melihat keuwuan mereka.

"Mom, sedang apa ...?"

1
Putri Nurul
inikan novel tentang Arin dan Nathan, kenapa malah sampai beberapa episode masih membahas masalah dinda bahkan sampai loncat 2 tahun kemudian tanpa ada cerita tentang Arin dan Nathan. thor, sebaiknya pisahkan novelnya Dinda dan Rezza saja agar pembaca tidak bingung dan fokus pada kisah karakter utamanya saja
Putri Nurul
thor kisah Dinda jangan terlalu bnyk disini, klo bisa novelnya dipisahkan saja. novel yang ini khusus cerita Arin dan Nathan. tidak perlu bnyk² cerita tantang Dinda dan Rezza, sepertinya saja sebagai pelengkap kisah antara Arin dan Nathan
Putri Nurul: *seperlunya saya sebagai karakter pelengkap
total 1 replies
marti 123
Kecewa
marti 123
Buruk
💗vanilla💗🎶
ijin mampir ya thor
Safa Almira
yey
Edah J
terimakasih atas karyanya yang sangat bagus 👍👍 semoga makin sukses terus😉
Edah J
ikut senang melihat kalian bahagia 😉🤗😘
Edah J
semoga kamu bahagia Dinda bukan hanya Arin saja yaa🤗
Edah J
duhh yg lagi kasmaran🥰🥰🥰huhuyyy
Edah J
he..he..he...si posesif on😁✌️
Edah J
yeyyy....Arin dilamar 👏🤗😘🥰
Edah J
cerita yg okk👍👍👍
Edah J
Dinda jd detektif dulu😉
Edah J
Itu ulah si boss Rezza😁😁😁
Edah J
wihhh berbunga"hati neng Abanggg😁😁😁
Edah J
Arin dan Dinda punya kesedihan yg sama ditinggal orang tua walau dgn cara yg berbeda😭
Edah J
hahayyy... Rezza nihh 😁😁😁
Edah J
sedih bangett 😭😭🤧
Edah J
semoga kebahagiaan segera menghampirimu Dinda😉
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!